Kisah menegangkan menyertai kepulangan warga negara Indonesia (WNI) Rinawati dari Gaza, Palestina. Rina yang bersuamikan warga Gaza, Ahmad Skaik, butuh waktu dua hari sebelum bisa menembus perbatasan Mesir-Palestina di Rafah.
Rina mengaku dirinya diimbau KBRI di Mesir dan Yordania untuk segera meninggalkan daerah konflik tersebut. Koordinasi dengan KBRI dibantu relawan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) yang berada di dalam Gaza.
Rina bersama suami dan dua anaknya yang masih kecil diantar relawan Mer-C ke perbatasan pada Selasa (26/8). Rina dan 100 warga Gaza yang ingin menuju Mesir tidak mendapat izin melintas saat itu. "Akhirnya, kembali lagi ke Gaza bersama satu bus rombongan," ujarnya kepada Republika, Selasa (9/9).
Keesokan harinya, Rabu (27/8), tim Mer-C kembali mengantar Rina dan keluarga untuk menyerahkannya kepada KBRI di Mesir. Relawan Mer-C di Gaza, Nur Ikhwan, menyebut tim KBRI Kairo yang berhasil masuk ke Palestina, yakni sekretaris kedua Puji Basuki bersama Joko Sumarsono. Mereka tiba di perbatasan pukul 11.00 waktu setempat.
Ikhwan menuturkan, setibanya tim KBRI di Jalur Gaza, Rinadan keluarga segera menuju ke Imigrasi Mesir yang hanya berjarak 100 meter. "Namun, kendala kembali terjadi saat pihak Mesir menurunkan semua warga Gaza, termasuk Rinawati dan keluarga, tepat di depan pintu gerbang imigrasi Mesir," kata Ikhwan.
Setelah beberapa jam menunggu, Rina bersama suami dan anak serta bayi yang baru berusia tiga minggu tersebut diizinkan oleh pihak Mesir untuk melintas.
Rina menyebut ia banyak mendapat bantuan dari KBRI Kairo maupun lembaga kemanusiaan yang mengantarnya, baik Mer-C di Gaza maupun ACT di Kairo. Rina juga didampingi Kementerian Luar Negeri RI saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk diantar ke kampung halamannya di Cianjur, Jawa Barat. ed: hafidz muftisany