Pesantren Darunnajah resmi mewakafkan sejumlah aset berupa tanah dan bangunan seluas 602 hektare atau senilai Rp 1,6 triliun untuk dunia pendidikan. Ikrar wakaf dilakukan di Auditorium Pesantren Darunnajah, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ini bertepatan dengan puncak tasyakuran ke-54 Pesantren Darunnajah, Sabtu (28/11).
"Awalnya, tanah wakaf ini 500 meter, terletak di Senayan, Gedung MPR sekarang. Lalu, dikelola sedemikian rupa. Ada beberapa orang memberikan wakaf juga sehingga sekarang menjadi 602 hektare," kata Ketua Yayasan Darunnajah Saifuddin Arief kepada wartawan, Sabtu (28/11).
Menteri Agama RI Lukman Hakim mengatakan, ikrar wakaf ini merupakan pencapaian luar biasa. Mengingat banyak pondok pesantren terlibat perebutan tanah dan harta warisan di antara para pengelolanya.
Ikrar wakaf ini diharapkan dapat menghindarkan PP Darunnajah dari permasalahan tersebut.
Upaya ini juga mendapat sambutan positif dari Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Ia menyampaikan apresiasinya kepada PP Darunnajah yang terus berkembang hingga saat ini. Ia juga berharap agar pesantren ini terus dapat berkembang pada masa yang akan datang. "Kalau berpikir tentang pesantren, biasanya jauh, di tempat terpencil, tapi ini di kota bisa hidup sampai sekarang. Ini luar biasa," ujar Kalla.
Ikrar wakaf kali ini merupakan yang kedua kali diselenggarakan oleh Pesantren Darunnajah. Ikrar pertama dilakukan pada 1994 dengan wakaf seluas 74,9 hektare. Hingga 2015, terdapat penambahan tanah wakaf 602,9 hektare dan bangunan seluas 12,2 hektare.
Dengan begitu, total aset tanah wakaf Darunnajah mencapai 677,8 hektare. Tanah dan bangunan ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Riau, Kalimantan, Bandung, Jakarta, Bogor, Banten, Lampung, Bengkulu, dan sebagainya.
Acara penandatanganan ikrar wakaf kedua ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Tampak dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Pimpinan PP Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. n ed: hafidz muftisany
Sarjana Pelopor Kemenpora Belajar ke Desa Gemilang
Warga Desa Pelakat di Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, yang merupakan Desa Gemilang binaan Al Azhar Peduli Ummat (APU), mendapat kunjungan tamu spesial.
Desa yang dinobatkan sebagai Desa Inovasi Terbaik 2015 se-Kabupaten Muara Enim ini didatangi 17 sarjana muda dari Pemuda Sarjana Pelopor Pemberdayaan Pedesaan (PSP3) Kemenpora, Rabu (25/11).
Para sarjana dari perguruan tinggi ternama di Indonesia ini belajar langsung tentang kemandirian Desa Pelakat yang terkenal dengan keunikan dan kearifan lokalnya.
Pada kesempatan itu, Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) APU Ustaz Abarudin yang sedang menjalankan tugas pendampingan masyarakat mendapat kesempatan memberikan kuliah umum tentang pemberdayaan masyarakat pedesaan.
Beberapa peserta bertanya tentang syarat menjadi Dasamas APU yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat desa.
"Kunci utamanya niat karena Allah SWT dan komunikasi yang baik kepada semua pihak yang terlibat dalam program pemberdayaan, selain kita paham beberapa keahlian di bidang tertentu yang mendukung berhasilnya program," ujar Ustaz Abarudin. Oleh Sri Handayani ed: Hafidz Muftisany