Judul: Jalan Orang Shalih Menuju Surga
Penulis: Ibnul Qayyim al-Jauziyah
Penerbit: Akbar Media
Cetakan: I, Desember 2015
Tebal: xviii+371 hlm
Surga adalah akhir dari pencapaian amal manusia di dunia ini. Semakin bagus amalnya maka semakin tinggi tingkatan surga yang akan didiaminya kelak. Tapi, untuk sampai ke surga, tidaklah mudah. Ada banyak godaan dan cobaan yang datang silih berganti yang membuat manusia lupa dan terlena.
Perjalanan kehidupan manusia menuju surga sesungguhnya tidaklah jauh berbeda dengan saat mereka bepergian ke suatu tempat. Perbedaannya adalah yang satu bersifat mental dan satunya lagi bersifat fisik. Adapun kendaraan adalah amalannya, sementara jalan menuju ke sana ada pada keimanannya kepada Allah. Tidak akan sampai ke surga orang yang tidak memiliki keimanan kepada Allah.
Buku yang ditulis oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah ini mencoba memberikan uraian tentang perjalanan manusia menuju surga dengan gambaran ilmu dan amal. Buku ini merupakan salah satu mutiara karya Ibnu Qayyim.
Buku yang merupakan bagian kedua dari buku aslinya, Thariiqul Hijratain wa Baabus Sa'adatain, memfokuskan kajiannya pada dimensi yang lebih bersifat batin yang menyangkut hubungan antara hamba yang saleh dengan Allah SWT selaku Rabb (Tuhan) dan Ilah (sesembahannya).
Bila hubungan tersebut berjalan serius dan intim maka surga akan menjadi "mahar" yang akan Allah berikan kepadanya atas kesetiaannya (ketakwaannya). Tentu saja, selama ia menjalani rangkaian cobaan yang Allah berikan selama ia hidup di dunia yang tak berlangsung lama ini untuk melihat seberapa kuatnya dan tulusnya cintanya kepada-Nya.
Ibnu Qayyim menegaskan, sebanyak apa pun dan sesering apa pun amal, bila pelakunya tidak memiliki kedalaman makna tentang amal tersebut maka amal tersebut sesungguhnya takkan mampu memberikan pengaruh kuat kepada orang yang mengamalkan amalan tersebut.
Begitu pula, tegas Ibnu Qayyim, dengan keyakinan. Yakin saja, namun tidak memiliki tingkat kedalaman pemahaman tentangnya maka keyakinan tersebut tidak akan memberikan pengaruh apa-apa kepadanya.
Ibnu Qayyim mengemukakan bahwa iman yang baik niscaya menghasilkan buah yang baik pula, berupa perkataan yang baik dan amal saleh.
"Maka, begitu pula dengan keimanan, akarnya menancap kokoh dalam hati, sedangkan cabang-cabangnya, yaitu perkataan yang baik dan amal saleh menjulang tinggi ke langit. Pohon ini senantiasa mengeluarkan buahnya setiap saat dengan izin Tuhannya berupa perkataan yang baik dan amal-amal saleh yang menyenangkan mata dan hati pemiliknya, para perawatnya, keluarganya, rekan-rekannya dan orang-orang yang dekat kepadanya." (hlm xiv-xv).
Secara keseluruhan, buku ini dibagi menjadi 21 bab, antara lain, potensi keilmuan dan amal perbuatan, awal mula perjalanan menuju Allah, kekasih yang mengingat Kekasihnya, memohon ampun kepada Allah, fokus kepada Allah, dan menyempurnakan iman kepada Allah SWT. Bab-bab lain, misalnya, manisnya zuhud, dahsyatnya tawakal, nikmatnya sabar, cinta dan pengorbanan Ilahi, manisnya rindu kepada Allah, dan perbedaan antara cinta dan rindu kepada Allah.
Penulis menutup buku ini dengan menguraikan tentang kelompok-kelompok kelas orang mukalaf dari golongan bangsa manusia dan jin di akhirat serta urutan dan tingkatan mereka di rumah kebahagiaan (surga) dan rumah kesengsaraan (neraka). Irwan Kelana ed: Hafidz Muftisany