Selasa 26 Aug 2014 14:30 WIB

Gunung Padang Perlu Masuk Kurikulum

Red:

JAKARTA -- Situs Megalit Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, dinilai layak masuk kurikulum sekolah. Koordinator Sahabat Gunung Padang (SGP) Eko Wiwid, di Cianjur, mengatakan, tidak tertutup kemungkinan banyak fakta berbagai bidang ilmu pengetahuan bisa ditemukan di situs tersebut. ''Usai ekskavasi dan penelitian, ini bisa terungkap,'' katanya, Senin (25/8).

Ia mengatakan, situs Gunung Padang sudah layak masuk dalam kurikulum sekolah, terutama pada mata pelajaran sejarah, geologi, atau geografi. Hal tersebut untuk lebih diketahui pelajar tentang potensi, sejarah, seni, dan kebudayaan kehidupan orang-orang zaman dulu.

Menurutnya, potensi Gunug Padang sudah diketahui sangat luar biasa. Setelah terkuak peradabannya, hal itu diharapkan bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.

Ia mengatakan, keberadaan situs itu kian banyak yang mengapresiasi. Setelah ramai diberitakan dan penelitian terus berlanjut, kunjungan ke kawasan situs dilakukan berbagai kalangan seperti ilmuwan, budayawan, seniman, sejarawan, jurnalis, TNI, serta masyarakat umum. Namun, ia memperhatikan antusiasme terbesar soal keberadaan situs Gunung Padang itu datang dari kalangan kaum muda, mahasiswa, dan pelajar.

Pengunjung juga cukup banyak dari kalangan muda dari luar kota bahkan dari luar negeri. Eko mengatakan, dengan ada peningkatan jumlah dan varian, diharapkan penelitian situs Gunung Padang yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) memberi dampak positif yang luar biasa.

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas, mengatakan, seharusnya situs Gunung Padang dimasukkan dalam mata pelajaran sejarah dan geografi, baik di SMP maupun SMA. Sebab, situs  itu merupakan wujud peradaban Indonesia pada masa lalu.

''Situs Gunung Padang mestinya sudah dimasukkan ke buku Kurikulum 2013. Sebab, penemuan situs tersebut sudah cukup lama, bukan baru kali ini,'' kata Darmaningtyas, Senin, (25/8).

Untuk mata pelajaran sejarah dinilai penting karena berisi peradaban dan sejarah masa lalu yang harus dipelajari masyarakat di Indonesia. Sedangkan untuk pelajaran geografi karena berkaitan dengan penemuan dan letak geografisnya.

Ia mengatakan, Saat ini banyak ahli geologi dan sejarah yang berdatangan ke Indonesia untuk mempelajari Situs Gunung Padang. Jangan sampai, ia melanjutkan, orang-orang Barat lebih tahu soal Situs Gunung Padang dari pada orang Indonesia sendiri.

''Malu kalau orang Barat lebih paham Situs Gunung Padang daripada bangsa Indonesia sendiri, makanya materi tersebut harus masuk dalam kurikulum,'' kata Darmaningtyas.

Sebelumnya, Ketua TTRM Situs Gunung Padang Ali Akbar menyatakan, situs Gunung Padang akan menjadi situs yang luar biasa. Selain karena kawasannya yang sangat luas, yakni mencapai minimal 20 hektare, usianya pun diperkirakan jauh lebih tua dari Candi Borobudur.  

Bahkan, arkeolog Universitas Indonesia itu mengatakan, bangunan situs Gunung Padang yang berusia 5.200 SM melebihi usia bangunan Piramida Mesir yang berumur 2.500 SM. ''Itu sangat luar biasa, '' ujarnya.

Ia menuturkan, temuan usia itu berdasarkan ekskavasi di sisi timur situs Gunung Padang pada kedalaman dua meter. "Ada bukti dan susunannya melalui uji carbon dating''  ungkapnya. Ali Akbar mengatakan sudah membuat beberapa rekomendasi di beberapa sisi situs Gunung Padang yang akan disampaikan kepada menteri pendidikan dan kebudayaan.

Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp 3 miliar dari APBD 2014 untuk membebaskan lahan di situs Gunung Padang. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, tadibta anggaran yang disiapkan Pemprov Jabar sebesar Rp 15 miliar. Namun, karena belum ada payung hukumnya, anggaran itu diturunkan menjadi Rp 3 miliar.  

rep:dyah ratna meta novia/antara ed: andi nur aminah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement