Rabu 10 Sep 2014 14:00 WIB
guru menulis

Kompetensi Inti dalam Kurtilas

Red:

Pembelajaran berwawasan kompetensi merupakan prasyarat mutlak untuk terwujudnya peserta didik yang kompeten. Namun, jangan lupa pembelajaran berwawasan kompetensi itu sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling memengaruhi. Ambil contoh peserta didik, pendidik, dan media pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam konteks pembelajaran kekinian, faktor peserta didik dipercaya sebagai yang paling menentukan. Mengingat, peserta didiklah yang menjadi subjeknya. Katakanlah bila peserta didiknya sangat berbakat (most talented), faktor pendidik cenderung tidak terlalu besar pengaruhnya. Sebaliknya, bila peserta didiknya sangat kurang berbakat (less talented), faktor pendidik cenderung sangat besar pengaruhnya.

Istilah kompetensi awalnya memang digunakan di sekolah-sekolah kejuruan atau sekolah-sekolah vokasi. Di Amerika Serikat model pembelajaran berwawasan kompetensi sudah mulai dikembangkan pada 1960-an. Konon pada mulanya diimplementasikan pada sekolah-sekolah keguruan. Kemudian, lama-kelamaan diterapkan juga di bidang-bidang lainnya, seperti bisnis dan teknologi.

Kompetensi itu bermacam-macam. Namun, sekurang-kurangnya dapat dibedakan menjadi lima macam kompetensi, yaitu kompetensi dasar, kompetensi umum, kompetensi akademik, kompetensi vokasional, dan kompetensi profesional (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 31 - 35).

Mari kita coba pahami terlebih dahulu pengertian kompetensi masing-masing tersebut secara garis besar. Kompetensi dasar adalah kecakapan/keterampilan awal dan esensial yang mesti dikuasai dalam rangka menguasai kompetensi yang lebih tinggi. Kompetensi umum adalah kecakapan/keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi akademik merupakan kecakapan/keterampilan mengaplikasikan teori, konsep, kaidah, prinsip, dan model dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi vokasional adalah kecakapan/keterampilan praktis dalam satu bidang pekerjaan tertentu. Sedangkan, kompetensi profesional merupakan kecakapan/keterampilan akademik dan vokasional tingkat tinggi.

Setelah kita pahami, kelima kompetensi tersebut sejatinya sangat diperlukan dalam kehidupan kita masing-masing. Terutama sekali berkaitan dengan kompetensi dasar, kompetensi umum, dan kompetensi akademik tingkat dasar. Bila ketiga kompetensi tersebut tidak dimiliki oleh seseorang pada era sekarang ini, saya kira dia akan sulit untuk bertahan hidup (survive).

Dalam Kurikulum 2013 (Kurtilas) jenjang SMA/MA/SMK/MAK, misalnya dirancang empat kompetensi inti (KI). Keempat KI itu melekat pada setiap mata pelajaran. Keempat-empatnya dinilai sangat substansial karena bila diasumsikan semua peserta didik berhasil menguasainya maka selesailah tugas dan tanggung jawab pendidikan kita.

Mari kita lihat salah satunya, yakni KI 1. KI 1 berbunyi, "Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya". Sungguh luar biasa, bukan? Kita sebut demikian karena kompeten dalam mengahayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya merupakan segala-galanya.

Bila demikian maka di Tanah Air yang kita cintai ini, tidak akan terjadi (lagi) kemaksiatan sama sekali. Sebab, sesungguhnya kemaksiatan yang terjadi di pelbagai tempat di Tanah Air kita itu penyebab utamanya karena warga negara kita masih banyak yang tidak menghayati dan tidak mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Oleh: Mahmud Yunus

Guru SMA Negeri 1 Banjar, Jawa Barat

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement