Selasa 03 Jan 2017 17:00 WIB

Riset Daun Tempuyung Sembuhkan Batu Kemih

Red:

BANDUNG-- Dosen Universitas Padjajaran, Prof Diah Dhiyanawati Djunaedi, meraih gelar guru besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler pada Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Dia telah meneliti tanaman obat tradisional, yakni daun tempuyung untuk batu saluran kemih.

Diah membacakan orasi ilmiah berjudul "Kajian Etnofarmakologi Tumbuhan Untuk Mengatasi Batu Kandung Kemih". Dalam orasinya, Prof Diah menyampaikan, beragam tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai obat batu saluran kemih, salah satunya tempuyung.

Daun ini diyakini dapat memberikan dua efek sinergis untuk mengobati penyakit batu kemih, yaitu dapat menekan perkembangan berat batu dan dapat meluruhkan batu yang telah ada.

Dalam penelitiannya, Prof Diah mengevaluasi aktivitas antibatu kandung kemih melalui uji in vitro dan in vivo. Selain daun tempuyung, ia juga meneliti efektivitas daun kumis kucing dan herba meniran. "Dari ketiga tumbuhan tersebut, daun tempuyunglah yang memiliki efek secara signifikan untuk pengobatan batu saluran kemih," kata dia.

Penelitian dilakukan pada batu oksalat di dalam kandung kemih. Batu itu terinduksi di dalam kandung kemih Tikus Galur Wistar jantan yang dibuat dengan metode matriks asam glikolat. Uji aktivitas antibatu dibagi dalam dua upaya, yaitu pencegahan dan pengobatan.

"Kedua efek sinergis ini merupakan hal baru yang terungkap oleh penelitian ini, di samping kemampuan di uretiknya yang membantu melarutkan dan mengeluarkan melalui urinasi," kata dia.

Selanjutnya, penelitian ditujukan untuk menentukan senyawa aktif yang terkandung dalam tempuyung melalui proses fraksinasi. Dari penelitian ini diperoleh metode baku yang singkat dan cepat untuk isolasi dan pemurnian luteolin dan apigenin dari daun tempuyung.

Selain pembuktian farmakologi, penelitian ini juga telah melalui dukungan uji biokimia medik. Menurut Prof Diah, uji biokima pada tumbuhan obat tradisional berperan sebagai parameter keamanan, termasuk khasiat, dari tumbuhan uji, baik dalam uji preklinik maupun klinik.

Pihaknya melaksanakan uji toksisitas akut dari sediaan dekok daun tempuyung. Dari hasil uji tersebut, dapat disimpulkan dekok atau air rebusan daun tempuyung relatif aman terhadap organ hati dan ginjal.

Riset internal

Unpad menyiapkan hibah riset internal untuk mendorong dosen semakin maksimal meneliti. "Di Unpad, kami memiliki beberapa kategori grant riset internal," kata Rektor Unpad, Prof Tri Hanggono Achmad dalam Sosialisasi Hibah Internal Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor,  pekan lalu.

Hibah ini terdiri atas hibah penelitian dasar dan dosen muda, hibah kompetitif, serta hibah penugasan. Hibah dosen muda terdiri atas Riset Dosen Pemula Unpad (RDPU). Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas meneliti bagi para dosen muda. Kemudian ada Riset Fundamental Unpad (RFU) yang bertujuan untuk mendorong dosen melakukan penelitian dasar.

Hibah kompetitif ditujukan bagi dosen dengan jabatan Asisten Ahli hingga Lektor Kepala. Hibah ini berupa Riset Kompetensi Dosen Unpad (RKDU). Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi peneliti agar memiliki rekam jejak yang kuat dalam bidang keilmuan.

Sedangkan, hibah riset penugasan terdiri atas program Academic Leadership Grant (ALG). Bentuknya berupa penelitian penugasan kepada para profesor untuk meningkatkan jumlah publikasi di Unpad. Rektor mengharapkan, berbagai penelitian menjawab berbagai tantangan yang ada melalui produk akademik.

Rektor berharap riset dosen menghasilkan beragam inovasi bagi perkembangan sains dan teknologi. Masyarakat diharapkannya dapat memanfaatkan hasil riset untuk kehidupan. Pihaknya juga berharap mahasiswa dan dosen merangkul masyarakat sekitar untuk menghasilkan temuan bermanfaat.  antara ed: Erdy Nasrul

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement