Nama Ajonomoto sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Tapi, Ajinomoto Indonesia, perusahaan yang memproduksi bumbu masak dengan merek dagang Ajinomoto, Masako, dan Saori, belum merasa puas. Mereka ingin terus memperbesar kapasitas produksi maupun pemasaran ketiga merek dagang tersebut. Bahkan, mereka juga membidik pasar ekspor. Negara mana yang mereka bidik? Bagaimana mereka memandang arti label halal? Sejauh mana arti penting pasar Indonesia bagi Ajinomoto? Bagaimana kegiatan CSR Ajinomoto? Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, reporter Republika Dwi Murdaningsih mewawancarai Chief Executive Officer (CEO) Ajinomoto Indonesia Gropu Kaoru Kurashima. Berikut petikannya.
Bagaimana kinerja Ajinomoto pada 2013?
Omzet penjualan domestik cukup baik. Pertumbuhannya hampir mencapai 20 persen. Tapi, ekspor biasa saja, sehingga omzet rata-rata naik sekitar 10 persen. Pasar domestik cukup baik, khususnya untuk produk Ajinomoto, Masako, dan Saori. Ada sedikit kenaikan bahan baku. Laba pada 2013 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Apa yang mendorong dari pencapaian tersebut?
Konsumsi rumah tangga cukup baik karena perekonomian Indonesia memang baik. Dulu, ibu-ibu hanya membeli Ajinomoto, sekarang mereka sudah makin bervariasi. Mereka perlu penyedap rasa ayam, soto, sehingga mendorong penjualan Masako. Saos tiram juga semakin popular, sehingga mendorong penjualan Saori. Masyarakat Indonesia memiliki menu yang beragam, sehingga mereka mengonsumsi produk-produk Ajinomoto lebih banyak.
Apa saja yang menjadi target Ajinomoto Grup tahun ini?
Kami ingin perluasan untuk produk Saori, Sajiku, Mayumi. Mayumi merupakan produk mayones. Di Indonesia, produk ini belum begitu terkenal. Tapi, di Jepang sudah terkenal. Orang Jepang suka rasa mayones. Saya yakin, orang Indonesia memiliki lidah yang bagus. Saya yakin, orang Indonesia juga akan suka mayones. Produk ini baru dua tahun. Saya yakin, produk ini bisa berkontribusi positif bagi perusahaan. Jadi, kita mau konsentrasi untuk mayones.
Sebagai pimpinan, apa saja yang dievaluasi dari tahun ke tahun?
Kami selalu evaluasi mengenai kapasitas pabrik, distribusi barang.
Indonesia kan luas, bagaimana kita bisa menyampaikan produk ke konsumen. Kalau hanya di Jakarta, tidak begitu sulit. Tapi, bagaimana dari Aceh hingga Papua karena daerah di timur Indonesia kan juga banyak.
Ada penambahan pabrik baru?
Setiap tahun kami berupaya menambah kapasitas pabrik. Dulu, pabrik kami hanya ada di Mojokerto. Untuk produksi Soori, Mayomi, Masako, kapsitasnya sudah penuh. Pada 2012 kami bangun pabrik yang baru di Karawang. Sentra distribusi juga selalu kami tingkatkan. Setiap tahun, kami upayakan tambah sentra distribusi. Kami evaluasi apa yang kami sudah rencanakan bisa berjalan tepat waktu. Karena, kalau persiapan bagus, tapi pelaksanaan mundur, tentu kurang baik, nanti berpengaruh kepada omzet perusahaan.
Apakah ada rencana untuk ekspansi di daerah timur Indonesia?
Kami tidak ada rencana khusus di wilayah timur karena memang kami sudah memiliki jaringan dari Aceh ke Papua. Kami tidak secara khusus ekpansi ke wilayah timur karena produk kami sudah hampir di semua wilayah bisa ditemukan. Tapi, kami memiliki rencana ekspansi untuk ekspor ke negara Islam. Semua produk kami sudah memiliki label halal. Jadi, kita mau ekspor ke negara Islam, seperti Bangladesh, negara-negara Arab tidak begitu sulit. Untuk pasar domestik memang sudah bagus, jadi kami berencana ekpansi ke negara-negara Islam.
Jadi, memang label halal ini memiliki nilai plus?
Betul, itu nilai jual yang sangat tinggi.
Bagaimana kesiapan untuk ekspor ke negara Islam. Apakah nanti bumbu yang diekspor akan disesuaikan rasanya dengan negara tersebut?
Untuk ekspor ke masing-masing negara, mungkin nanti rasanya akan kami sesuaikan. Tapi, karena makanan Indonesia rasanya enak, sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia kami merasa penting untuk menawarkan rasa Indonesia kepada mereka (negara-negara Islam). Ada kemungkinan, nanti begitu. Atau, dua cara. Jadi, kami langsung menjual produk dengan rasa Indonesia atau nanti mungkin bisa disesuaikan rasanya sesuai dengan selera di sana. Kemungkinan besar, sebagai perusahaan Indonesia kami sampaikan kelebihan rasa dari makanan Indonesia. Itu sebagai salah satu tugas kami.
Seberapa penting pasar Indonesia bagi bisnis Ajinomoto secara global?
Secara global. Ada lima negara terbesar untuk pasar Ajinomoto, yaitu Thailand, Brasil, Vietnam, Filipina, dan Indonesia. CEO Ajinomoto di Jepang menyebutnya sebagai lima bintang. Pasar Indonesia sangat penting. Pertumbuhannya sangat besar, jumlah penduduknya banyak, jenis makanan juga sangat bervariasi.
Apa saja kontribusi Ajinomoto terhadap masyarakat Indonesia?
Kami memiliki kebijakan 4A. Affordable, harganya terjangkau. Kami memiliki kemasan yang paling kecil, 0,7 gram. Jadi, walaupun tidak ada uang, masyarakat tetap bisa membeli. Lalu, available, di mana saja ada. Kami ada di toko-toko kecil, sehingga ibu rumah tangga mudah mencarinya.
Kemudian, applicable. Misalnya, Masako, rasanya cocok untuk masakan Indonesia. Kami mempelajari budaya makanan di masing-masing daerah, sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kami juga menerapkan prinsip acceptable, seperti zero emission ketika memproduksi Ajinomoto. Ajinomoto bahannya dari tetes tebu, prosesnya fermentasi. Ada limbah, tapi limbahnya kami bisa pakai untuk pupuk.
Kami juga beli bahan baku dari petani. Setelah kami pakai, semua juga dikembalikan ke petani. Petani bisa pakai kembali pupuknya. Kami ingin berkontribusi kepada masyarakat Indonesia. Jadi, bahan bakunya dari Indonesia, produksi di Indonesia, oleh orang Indonesia. Kami juga perlu lingkungan Indonesia.
Apa saja CSR Ajinomoto?
Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) kami banyak. Kami berkontribusi di dunia pendidikan, kesehatan.
Kami bekerja sama dengan pertani singkong di Lampung, bagaimana meningkatkan taraf kehidupan mereka. Kami bekerja sama dengan IPB meningkatkan gizi masyarakat di sana. Kami bekerja sama dengan politeknik kesehatan gizi. Kami bekerja sama mengenai keamanan pangan.
Kami juga memberikan beasiswa. Tentu, kami berikan informasi yang benar tentang perusahaan kami. Di pabrik kami juga menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan.
Apa harapan Ajinomoto?
Kami ingin menjadi perusahaan makanan nomor satu. Yang terpenting adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Agar, karyawan juga merasa bangga dengan perusahaan. Perusahaan bisa melaksanakan kontribusi kepada masyarakat Indonesia.
Kami ingin membuat produk yang berkualitas, harga terjangkau, tidak mengganggu lingkungan Indonesia. Kami perlu sampaikan informasi yang terbuka kepada konsumen agar mereka tidak khawatir mengonsumsi produk kita. Ini penting. Ajinomoto sangat terbuka. Kami juga menawarkan kepada konsumen, ibu-ibu PKK, untuk datang ke pabrik kami di Mojokerto supaya mereka tahu bagaimana proses produksi. Kami juga berbagi pengetahuan caranya memasak. Kadang, ada beberapa pertanyaan yang saya dengar, katanya, Ajinomoto kurang baik untuk kesehatan, ada yang bertanya begitu. Kalau kita bisa berkomunikasi langsung, mereka bisa mengerti. Kami jelaskan bahwa produk kita berasal dari bahan-bahan alami. N ed: irwan kelana
***
Indonesia Sebagai Rumah Kedua
Indonesia rupanya menempati ruang tersendiri di hati CEO Ajinomoto Grup Kaoru Kurashima. Saat mendapatkan tugas untuk kembali memimpin Ajinomoto Indonesia, Kurashima mengaku senang. Kurashima sempat memimpin Ajinomoto Indonesia selama enam tahun sebelum ditugaskan ke Peru.
Ia mengaku, terpesona dengan keramahan orang Indonesia. Dia datang dengan harapan berkontribusi terhadap masyarakat Indonesia.
Bukan semata ingin melakukan bisnis, dia menginginkan kehadirannya di Indonesia memberi arti. Bagi Kurashima, Indonesia telah menjadi rumah kedua. Ia pun gemar travelling di Indonesia.
"Di tempat kita (perusahaan) banyak senyum. Kalau perusahaan yang jarang senyum, nanti nggak bisa bikin produk yang baik," begitu ujarnya.
Ia tertarik dengan karakter orang Indonesia yang tidak begitu memusingkan hal-hal kecil. Sedikit berbeda dengan karakter orang-orang Jepang yang cenderung suka memikirkan hal-hal kecil. Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di bisnis bumbu makanan, ia pun terpesona dengan berbagai makanan Indonesia.
Kurashima menggemari penyuka kacang, rawon, rendang, sayur daun singkong, sambal hijau, soto, satai ayam, sayur terung hijau, dan durian. "Di Jepang ada durian, tapi impor, harganya Rp 1 juta," katanya.
Kurashima bertekad ingin membawa Ajinomoto Indonesia sebagai perusahaan makanan nomor satu di Indonesia. Berbagai inovasi dan pendekatan terhadap konsumen juga dilakukan agar produk bumbu Ajinomoto, Masako, Saori, kian akrab dengan lidah orang Indonesia.
Tahun ini, ia ingin Mayumi sebagai produk mayones semakin dikenal orang Indonesia. Untuk pasar ekspor, ia ingin melebarkan sayap ke negara-negara Islam. Label halal yang sudah dimiliki seluruh produk Ajinomoto ia anggap sebagai satu kesempatan untuk melebarkan sayap bisnis. Ia pun menginginkan agar produk Ajinomoto yang diekspor mewakili cita rasa Indonesia. Di sela-sela memimpin perusahaan, dia menyempatkan diri untuk berenang dan membaca buku. ed: irwan kelana
***
BIODATA
Tempat / Tanggal lahir : Yokohama, Jepang / 05 Mei 1960
Pendidikan : Sarjana - Fakultas Hukum Waseda University
Riwayat Pekerjaan
1984 : Sales Industry Ajinomoto di Osaka-Jepang
1991 : Marketing Industry Ajinomoto di Tokyo -Jepang
1998 : Corporate Planning di Ajinomoto HQ - Tokyo -Jepang
2002 : Ajinomoto ASEAN HQ - Bangkok-Thailand
2003 : President Director PT Ajinomoto Sales Indonesia
2009 : Process Food Dept - Ajinomoto HQ -Tokyo -Jepang
2011 : President Director Ajinomoto -Peru
2013 -Sekarang : CEO Ajinomoto Indonesia Group.