Kamis 02 Oct 2014 15:00 WIB

Revitalisasi Demi Mewujudkan Tol Laut

Red:

Keinginan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun tol laut dan membuat Indonesia sebagai poros maritim dunia jelas bukan perkara mudah. Paling tidak implementasi konsep ini membutuhkan ketersediaan infrastruktur pelabuhan dan juga adanya dukungan armada kapal yang mencukupi.

"Untuk mewujudkan konsep tol laut dan poros maritim dunia, mutlak harus ada penguatan pengelolaan otoritas pelabuhan. Hal ini sangat penting karena sering kali terjadi tumpang tindih antara pemerintah dan otoritas pelabuhan dalam menjalankan tugas-tugasnya," kata Ketua Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Yogyakarta Danang Parikesit dalam acara  diskusi dan peninjauan lapangan "Jelajah Laut" di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Danang mengatakan, agar konsep tersebut dapat sukses dijalankan, diperlukan perubahan mind set (cara pandang) dari para pengemban amanat rakyat di bangsa ini. Perubahan tersebut, yakni tidak lagi menempatkan sektor kelautan sebagai hal yang bukan unggulan.

Menurut Danang, dibandingkan dengan kendaraan di darat, transportasi laut mempunyai potensi mengangkut barang dengan biaya yang jauh lebih murah. Dan, bila prasarana pelabuhan dan  ketersediaan kapal sudah semakin membaik, nantinya beban angkutan di jalan dapat berkurang cukup signifikan hingga 30 persen. "Selain itu, ketersediaan infrastruktur pelabuhan yang  baik dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia."

Sebagai negara kepulauan, Danang mengungkapkan, Indonesia membutuhkan banyak pelabuhan besar dengan fasilitas dermaga yang memadai serta mempunyai kedalaman alur pelabuhan laut yang  mencukupi sehingga dapat melayani kapal-kapal besar.

Direktur Pelindo III Djarwo Surjanto menuturkan, dengan peningkatan infrastruktur Pelabuhan Tanjung Perak maka peran yang dimiliki pelabuhan itu cukup besar dalam konektivitas transportasi di Indonesia timur. Saat ini, Pelindo III tengah melakukan modernisasi pelabuhan, peningkatan kapasitas pelabuhan, dan revitalisasi alur pelayaran barat Surabaya. Hal itu dilakukan menyusul terjadinya proses sedimentasi sehingga menyulitkan kapal besar yang akan bersandar.

Pembangunan lainnya yang masih dalam proses penyelesaian, yakni terminal penumpang berkapasitas 4.000 orang. Ini merupakaan satu-satunya terminal penumpang di pelabuhan di Indonesia yang menggunakan fasilitas garbarata, yakni jembatan penghubung layaknya pesawat terbang. "Untuk terminal Teluk Lamong yang akan selesai Maret 2015, bisa menaikkan tiga kali lipat operasional bongkar muat petikemas,"  ujarnya.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin mengatakan, untuk mendukung tol laut maka perlu dibangun galangan kapal di Indonesia bagian timur yang lokasinya harus berdekatan dengan pelabuhan. Saat ini, ia mengungkapkan, Indonesia baru memiliki 218 galangan yang umumnya tersebar di Indonesia bagian barat. Sedangkan, kapal yang beroperasi mencapai 13 ribu unit. "Jadi, perlu ada pemerataan sehingga kapal yang rusak tidak perlu jauh-jauh ditarik ke barat," katanya.

rep:muhammad subarkah ed: nidia zuraya

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement