Sabtu 30 Jan 2016 20:39 WIB

BI Proyeksikan Ekonomi 2016 Tumbuh 5,2 Persen

Red: operator

JAKARTA--Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 5,2 persen. Proyeksi ini lebih baik ke timbang ekonomi 2015 yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,8 persen.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo men jelaskan, proyeksi BI didasari sejumlah hal positif yang akan terjadi pada 2016. "Untuk sisi eksternal, dari pertumbuhan ekonomi dunia yang sedikit membaik," katanya di Jakarta, Jumat (29/1).

Pada 2015, Bank Dunia memperkirakan ekonomi global bertumbuh 2,4 persen. Sedangkan, pada tahun ini sedikit membaik menjadi 2,9 persen. Dari sisi internal, perekonomian pada 2016 akan didorong stimulus fiskal yang lebih cepat dibanding tahun lalu. 

Stimulus fiskal ini dalam bentuk pembangunan infrastruktur oleh pemerintah."Kemudian, relaksasi makroprudensial akan mendukung bank dalam menyalurkan kredit. "Selain itu, sinyal pelonggaran moneter dengan menurunkan BI Rate kemarin memberikan persepsi positif kepada dunia usaha untuk kegiatan ekonomi akan lebih baik," ujarnya.

Dari Bandung, Jawa Barat, Gubernur BI Agus Martowardojo memberikan kuliah umum bidang ekonomi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI).

Dalam paparannya, Agus menyebut BI memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.

Salah satu peran sentral BI adalah menjaga stabilitas inflasi di Indonesia.

Hal ini dilakukan dengan memberikan perhatian pada beberapa hal.

Menurut Agus, BI secara khusus melakukan reformasi struktural dalam memperbaiki manajemen energi dan pangan. Sebab, inflasi di Tanah Air sering kali terjadi akibat kenaikan kebutuhan pokok.

Oleh karena itu, BI berperan mengendalikan harga pangan yang beredar di masyarakat. Selain itu, pengendalian juga dilakukan pada harga energi yang terdiri atas bahan bakar dan listrik. Sektor ini harus dijaga agar tidak menimbulkan inflasi yang jauh lebih besar.

"Kita nggakbisa inflasi naik terus karena kebutuhan pokok yang naik. Ini mesti kita jaga, kita kendalikan. Kelola harga pangan dan energi," ujarnya.

BI juga memberikan perhatian untuk peningkatan sektor industri di Indonesia. Penting meningkatkan produktivitas barang dan jasa yang kompetitif untuk diekspor. Agus mengatakan, selama ini produktivitas Indonesia terus menurun. 

Biasanya, Indonesia mengekspor barang jadi. Namun, dalam 10 tahun terakhir, Indonesia hanya mengandalkan ekspor sumber daya alam mentah.

Hal ini dinilanya disebabkan oleh infrastruktur pengolahan di Indonesia masih sangat lemah. Ditambah sumber daya manusia yang juga minim kompetensi untuk bersaing. Untuk itu, perlu ada peningkatan agar neraca dagang Indonesia tidak terus-menerus defisit.

c37/c26, ed: Muhammad Iqbal

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement