JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat kontribusi ekspor terhadap pendapatan sebesar lima persen hingga akhir semester I 2014. Tahun lalu, kontribusi ekspor hanya empat persen.
Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan, pertumbuhan ekspor lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di pasar domestik. Respons pasar luar negeri, terutama di ASEAN terhadap produk-produk Kalbe cukup baik.
Foto:ENNY NURAHENI/X00205
Pekerja pabrik PT Kalbe Farma menunjukkan pil di Cikarang, Jawa Barat Indonesia 5 Agustus 2013.
Pertumbuhan ekspor dari tahun ke tahun mencapai 30 persen sampai 35 persen. "Ini akan kita teruskan karena menunjukkan tren positif," ujar Vidjongtius di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Perusahaan akan menyasar pasar ASEAN dan Eropa. Selama ini, Kalbe mengekspor produk energi kesehatan Filipina dan produk susu kesehatan remaja ke Myanmar. Pasar unggulan lain, yakni Singapura dan Cina.
Ia mencontohkan, produk obat batuk Woods cukup populer di Malaysia dan Singapura. Produk minuman berenergi Ekstra Joss cukup digemari konsumen di Malaysia dan Filipina.
Perseroan akan menambah produk lain di Filipina, seperti susu untuk penderita diabetes Diabetasol dan makanan ringan Fitbar. Pasar di Myanmar juga akan dibidik dengan memasukkan susu untuk anak dan minuman berenergi.
Target ekspor di negara-negara di ASEAN dinilai cukup menarik. Jika pertumbuhan ekspor konsisten meningkat satu poin persentase, dalam lima tahun kontribusi ekspor mencapai 10 persen.
Sejauh ini, perseroan tidak menemukan masalah berarti dalam melakukan ekspor ke negara-negara ASEAN. Tantangan yang dihadapi berupa regulasi negara setempat dan izin produk kepada regulator. Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 diharapkan memberikan dampak regulasi berupa kemudahan penjualan produk. "Kompetisi sejauh ini normal-normal saja," kata Vidjongtius.
Sejak berdiri pada 1966, Kalbe telah mencatat pertumbuhan ekspor 36 persen yang rata-rata pertumbuhan satu tahunnya mencapai satu persen.
Pada semester I 2014 kenaikan penjualan perusahaan sebesar 12,9 persen menjadi Rp 8,380 triliun dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,421 triliun.
Sementara, laba kotor tumbuh 10,8 persen menjadi Rp 4,021 triliun. Rasio laba kotor terhadap penjualan menurun 0,9 persen menjadi 47,9 persen dari 48,8 persen.
Kalbe juga hanya mencatatkan kenaikan laba bersih 7,7 persen menjadi Rp 992,91 miliar pada semester I 2014, menurun dari kenaikan laba bersih tahun lalu sebesar 14 persen.
Penurunan laba bersih dipicu depresiasi rupiah lebih dari 20 persen secara year on years dari Rp 9.292 per dolar AS pada Juni 2013 menjadi Rp 11.969 per dolar AS pada Juni 2014.
Sampai saat ini, ujar dia, perseroan belum merencanakan pembangunan pabrik di lokasi tujuan ekspor. Tapi, jika ada aturan di negara setempat yang mengatakan harus membangun pabrik, perseroan akan mempertimbangkan. rep:friska yolandha ed: zaky al hamzah