REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa pada akhir Januari 2015, sebesar 114,2 miliar dolar AS. Cadangan devisa meningkat dari posisi akhir Desember 2014, sebesar 111,9 miliar dolar AS.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, peningkatan cadangan devisa tersebut terutama didorong penerbitan obligasi global pemerintah. Selain itu, lonjakan cadangan devisa didukung simpanan deposito valuta asing bank di BI, hasil ekspor migas, dan penerimaan pemerintah lainnya dalam valuta asing.
“Posisi cadangan devisa per akhir Januari 2015 dapat membiayai 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” kata Peter menjelaskan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/2).
Bank Indonesia menilai level cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Di sisi lain, BI mencatat pelambatan pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 atau uang beredar dalam arti luas pada Desember 2014. Posisi M2 pada Desember 2014, tercatat sebesar Rp 4.170,7 triliun, atau tumbuh 11,8 persen year on year (YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan November 2014, sebesar 12,7 persen (YoY).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, pelambatan pertumbuhan tersebut terutama berasal dari komponen M1 atau uang kartal dan giro rupiah. Pertumbuhan komponen M1 tercatat sebesar 6,2 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,8 persen (YoY).
Selain itu, komponen M2 lainnya, yaitu uang kuasi atau dana pihak ketiga tumbuh lambat dari 13,9 persen (YoY) menjadi 13,7 persen (YoY).
“Menurunnya pertumbuhan M2 pada Desember 2014, dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit dan kegiatan belanja pemerintah pusat yang melambat,” ungkapnya.
Penyaluran kredit perbankan pada Desember 2014, tercatat sebesar Rp 3.702,2 triliun, atau tumbuh 11,4 persen (YoY), melambat dibandingkan pertumbuhan November 2014, sebesar 11,7 persen (YoY). Di samping itu, suku bunga kredit perbankan mengalami sedikit penurunan, sementara suku bunga deposito meningkat. Pada Desember 2014, rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 12,96 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan November 2014 yang berada di level 12,97 persen.
Sementara itu, rata-rata suku bunga deposito berjangka waktu satu, enam, dan 12 bulan pada Desember 2014, masing-masing tercatat sebesar 8,57 persen, 9,32 persen, dan 8,86 persen. Angka tersebut naik dibandingkan November 2014 yang masing-masing sebesar 8,20 persen, 9,30 persen, dan 8,74 persen. c87 ed: Nur Aini