Rabu 30 Dec 2015 13:00 WIB

LIPI: IPM dan Rasio Gini Mengkhawatirkan

Red: operator

REPUBLIKA.CO.IDLIPI: IPM dan Rasio Gini Mengkhawatirkan

JAKARTA -- Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Eko Nugroho menilai, sepanjang 2015, perekonomian Indonesia disuguhkan dua fakta yang mengkhawatirkan. Pertama, posisi indeks pembangunan manusia (IPM) belum menunjukkan perkembangan yang meyakinkan.

"Indonesia berada di peringkat 111 dari 188 negara," ujarnya di gedung LIPI, Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (29/12). Kedua, ketimpangan ekonomi semakin melebar dengan peningkatan rasio Gini dari 0,3 pada 2000 menjadi 0,41 pada 2014. Agus menilai, kedua fakta tersebut menggambarkan bagaimana strategi pembangunan selama ini belum mampu memecahkan isu kualitas pertumbuhan.

Hasil riset Pusat Penelitian Ekonomi LIPI menyatakan, pentingnya pemerataan akses dalam infrastruktur sosial dan ekonomi sebagai salah satu prasyarat dasar menuju pembangunan ekonomi berkeadilan sosial. Adapun pilar utama infrastruktur sosial, yaitu pendidikan dan kesehatan.

Peneliti ekonomi LIPI Panky Tri Febriansyah mengatakan, pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan keterampilan. "Hampir 75 persen tenaga kerja Indonesia hanya menyelesaikan pendidikan dasar, dengan lebih dari 90 persennya terkategori tidak memiliki keterampilan khusus," katanya.

Hal ini membuat Indonesia berada di bawah negara-negara di Asia, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura, dalam tingkat pendidikan angkatan kerja. Panky juga menekankan pada pembangunan infrastruktur ekonomi, seperti jalan, air bersih, energi, dan pelabuhan, di tingkat daerah.

Menurutnya, selama ini masyarakat daerah menerima manfaat anggaran negara masih sangat kecil. Ia menilai, pemerintah masih berfokus pada kuantitas pembangunan bukan kualitasnya.  "Hal ini terjadi karena pola pembangunan kurang sungguh-sungguh memperhatikan tiga arah utama pembangunan ekonomi," katanya menambahkan. ed: muhammad iqbal 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement