Tidak ada aktivitas yang membosankan dan bikin ngantuk di ajang ini.
Pukul 03.00 keriuhan itu sudah mulai terdengar. Inilah saatnya un tuk bangun dan sahur. Se jum lah aktivitas pun sudah menanti setelah itu. Ada olahraga ringan, shalat Dhuha, pendalaman materi tauhid yang terus berlanjut hingga sore hari. Menjelang berbuka, ada suguhan materi yang tidak kalah menarik, seperti inspirasi tahfidz, ibadah dan amal shalih, serta motivasi agar kita bangga menjadi seorang Muslim. Setelah berbuka, siap-siap dehuntuk shalat Tarawih bersama.
Selama 10 hari, teman-teman kita merasakan serunya kebersamaan dalam Muslim Youth Camp Daarut Tauhiid yang ber langsung di Bandung, Jawa Barat, bersamaan dengan momen Ramadhan lalu. Setidaknya, ada 90 peserta dari 10 ne gara yang bergabung dalam ajang pesantren kilat ini.
Namun, jangan dibayangkan mereka merupakan para peserta asing yang ikut pesantren kilat. Mereka adalah anak muda Indonesia juga. Hanya, mereka lama tinggal di luar negeri sehingga merasa perlu untuk menyegarkan dan meningkatkan kembali wawasan dan pengetahuan keislaman.
Bayangkan saja. Mereka adalah anak muda yang terbiasa dengan lingkungan pergaulan internasional yang tentu saja berhubungan dengan beragam kultur, latar belakang, dan agama. Ada yang lama bermukim di Qatar, Oman, Kuwait, Skotlandia, Arab Saudi, Jerman, Amerika, dan Belanda. Mereka terpaksa menetap di negara orang karena mengikuti orang tua yang berpindah tugas.
Nah, gara-gara lama tinggal di negeri orang, sempat juga muncul kekhawatiran semangat keislaman pun bisa luntur.
Ajang pesantren kilat inilah yang menjadi cara anak muda ini agar menyegarkan kembali wawasan dan mendongkrak se mangat keislaman mereka sekaligus men jadi ajang sosialisasi dengan teman-teman "senasib".
Manajer Program Daarut Tauhiid, Nur hayati, mengatakan, kegiatan pe santren kilat tersebut fokus untuk membangkitkan kembali kekuatan iman dan keislamannya. Tak hanya itu, mereka juga diingatkan kembali dengan tata nilai ketimuran dan akhlak yang sesuai tuntun an agama. "Rata-rata mereka mengenyam pendidikan di sekolah internasional dengan lingkungan pergaulan dan budaya yang berbeda sehingga di sini kita fokus pada keislaman mereka," ujar Nurhayati.
Biasanya, kata Nurhayati, gara-gara la ma di luar negeri, tingkat kesopanan mereka mulai menurun, lebih egois, dan tidak peduli sesama. Apalagi dengan berkembangnya teknologi informasi, makin jauh saja teman-teman kita dengan ajaran agama dan Alquran. Belum lagi lantaran pelajaran agama di sekolah dan kampus yang cara penyampaiannya cenderung membosankan dan kurang dalam.
Nah, itulah yang ditawarkan lewat kamp muda ini. "Kita peduli untuk membudayakan akhlakul karimah dan punya nilai-nilai tersendiri yang cukup sederhana serta dapat diaplikasikan, misalnya lima S, yakni senyum, sapa, salam, sopan, dan santun," kata Nurhayati.
Pesantren kilat tak hanya mengajarkan ilmu agama kepada para santri, tapi juga meningkatkan kepekaan pribadi dan sosial. Dalam waktu yang singkat, mereka belajar tentang memuliakan orang lain dan bersikap baik kepada sesama. Mereka juga diajarkan untuk berbagi dengan cara bersedekah serta memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada lingkungan sekitar.
"Kita memiliki keyakinan bahwa akhlak merupakan kunci sukses bagi setiap orang. Jika ingin menjadi orang yang bahagia maka hal utama yang harus diperbaiki adalah akhlaknya dan kendalinya ada dalam diri masing-masing," ujar Nurhayati.
Ia mengatakan, kegiatan pesantren kilat bukan untuk membuat seorang anak menjadi saleh, melainkan sebagai wadah untuk membuka jalan bagi mereka agar mendapatkan hidayah.
Bagi anak-anak yang tinggal di luar negeri, kegiatan ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan mereka kelak. Pada hakikatnya, mereka sudah ber ada di jalan yang tepat, namun terkadang masih ragu untuk menunjukkan identitas kemuslimannya karena terbentur dengan budaya dan pergaulan.
Lewat ajang pesantren kilat yang menyenangkan, kita bisa berharap mendapatkan pencerahan demi meningkatkan dan memperbaiki akhlak. Apalagi dengan aktivitas yang menyenangkan dan caracara yang jauh dari kata bosan. Siapa bilang pesantren kilat hanya sukses untuk membuat kita mengantuk dan bete?
Jika masih tidak percaya, coba lihat dehekspresi teman-teman yang ikut ajang ini. Senang dan bergembira, bukan? (ed:endah hapsari)