Senin 02 Jan 2017 17:15 WIB

Wajah Makin Berani Fashion 2017

Red:

Sudah menjadi tugas para perancang membuat benda dan barang bernapaskan seni. Seperti yang dikatakan John Galliano, "The Joy of Dressing is An Art,". Galliano menegaskan, pada dunia fashion, kebahagiaan berbusana adalah karya seni yang tidak terbantahkan.

Percuma mengenakan baju mahal kalau pemakainya tidak bahagia. Tidak mudah mengemban tugas demikian bagi seorang desainer busana. Menerjemahkan kebahagiaan tersebut amatlah sulit.

Kemudian menyesuaikan selera dan karakter manusia juga susah diterka. Keduanya merupakan kombinasi berbeda haluan. Namun sejatinya, fashion trends ibarat penentuan jati diri si pemakainya. Pencinta dan penikmat fashion harus memegang kendali terhadap gaya busana dirinya sendiri.

"Don't be into trends, don't make fashion own you, but you decide what you are," ujar Gianni Versace. Walaupun fashion telah ditentukan dalam panggung peragaan busana, manusia harus tetap memiliki karakter.

Tidak semua fashion harus dilumat, tapi perlu kecerdasan dalam mengombinasikan busana. Awal tahun membawa wajah baru bagi dunia fashion. Kiblat fashion trends juga tak pernah berubah. Paris, Milan, London, dan New York tetap menjadi empat nama besar pusat fashion dunia.

Perubahan gaya busana hingga aksesori pendukungnya memang terus terjadi. Ciri khas warna, karakter, detail, atau siluet tetap menjadi rumus tak berubah sebagai formula menciptakan fashion items.

Fashion Stylist and Fashion Director Ajeng Dewi Swastiari mengungkapkan, wajah fashion 2017 lebih didominasi oleh karakter busana yang berani tampil beda. "Zaman ini sudah dikuasai generasi millennial, dan mereka tajam dalam melihat fashion," kata Ajeng.

Generasi millennial cenderung lebih berani tampil all out dengan pakaian. Mereka juga 'melek' fashion karena didukung dengan akses internet. Informasi mengenai tren dunia begitu mudah didapat. Sementara dari segi warna, 2017 akan menaruh tempat pada beberapa warna pastel.

Warna yang lembut dan menenangkan akan menjadi bingkai utama, salah satunya baby pink. Meski demikian, warna monochrome tidak akan cepat ditinggalkan. Kategori berani tampil beda bukan lagi milik permainan tabrak warna. Tahun depan justru menjadi pintu bagi perempuan untuk bergaya lebih maskulin dan androgini.

Penggunaan pakaian luar (outer) masih tetap menjadi pilihan. Namun, beberapa akan mulai memudar, seperti kimono outer dan sejenisnya. Perihal jaket bomber yang mencuat fantastis tahun ini akan tetap menunjukkan eksistensinya.

Jaket bomber merupakan sebuah fashion items yang bersifat timeless, atau tak lekang oleh masa. Itu sebabnya pencinta fashion tidak perlu harus tutup buku terhadap jaket tersebut.

Dari sisi bawahan, model flare pants atau celana lebar nampaknya akan punah. Tahun depan garis fashion akan lebih tegas dan sederhana. Celana bergaya lurus atau baggy masih akan tetap diminati. Sebab, keduanya akan lebih menonjolkan gaya maskulin dari perempuan. Kira-kira tahun depan akan menampilkan busana ala 40-an.

Meski fashion berubah, tidak perlu terburu-buru memasukkan pakai lama ke dalam 'museum'. "Fashion itu berevolusi, simpan saja beberapa items yang memang dirasa long lasting," kata Ajeng yang juga pengajar Fashion Marketing di Raffles Institute of Higher Education.

Indonesia memang berbeda dari New York atau Paris yang memiliki empat musim. Itu sebabnya beberapa pakaian mungkin terlihat ketinggalan zaman. Apabila merasa tidak diperlukan sebaiknya disumbangkan.

Namun, jangan pernah berpikir fashion selalu berkiblat pada trend forecasting. Sebab, konsep gaya out of the box terkadang muncul di tengah di jalan.

Hitam putih busana pria

Sesuatu yang tidak diprediksi sebagai fashion trend justru mencuat secara tiba-tiba. Baik laki-laki maupun perempuan, fashion items yang wajib punya adalah kaos atau kemeja putih. Busana tersebut ibarat abadi karena tidak akan termakan zaman.

Busana perempuan memang yang paling menjadi sorotan. Lain hal dengan pakaian pria yang tidak mengalami banyak perubahan.

Tahun depan busana pria tidak banyak berubah. Busana laki-laki memang tidak punya banyak opsi. Fashion trend laki-laki selalu bermain pada kemeja, kaos, celana, sepatu, dan aksesori lain.

Khusus busana, kemeja, dan luaran masih akan tetap menjadi jagoan. Laki-laki cenderung tidak terlalu suka bermain warna, terutama di Indonesia.

Berbeda dengan negara Barat yang memiliki busana pria berwarna terang. Budaya Timur tetap kental dengan laki-laki penyuka warna gelap. Warna hitam dan putih akan tetap menjadi warna abadi bagi pria. Sementara, outer juga masih menjadi primadona bagi kaum adam.

Vintage ala Busana Muslim

Tren busana muslim terus berubah setiap tahunnya. Bagaimana dengan tren tahun 2017 mendatang? Menurut desainer busana muslim, Ria Miranda, tren busana muslim 2017 lebih ke gaya vintage era tahun 1970 hingga 1980.

Ria menjelaskan, tren busana muslim semakin minimalis. Apalagi saat ini perempuan makin banyak yang berhijab. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana perempuan masih meraba-raba untuk memakai hijab dan yang tadinya belum pakai hijab dan lihat tren hijab sudah banyak yang bagus dan keren sekarang mereka sudah pakai.

Perempuan pun makin mengeksplorasi gaya berhijab. Di mana fashion-nya lebih yang ke basic, pattern juga masih tren, cuma cuttingnya simple dan minimalis dan makin classy.

"Trennya akan kembali lagi ke tahun-tahun itu, jadi nanti kayak ada celana lebar, looks-nya banyak ruffle juga, total look-nya kebanyakan memang lebih vintage, tren itu akan kembali lagi ke tahun-tahun 60, 70, 80-an," ujarnya kepada wartawan di Jakarta belum lama ini.

Lalu, bagaimana perkembangan industri fashion 2017? Menurut Ria, muslim wear akan lebih berkembang, karena peminatnya makin banyak dan semua brand sudah menghalalkan diri dan orang sudah mengakui bahwa penjualan baju muslim sudah melebihi dari yang sekarang. rep: Nora Azizah, Desy Susilawati  ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement