SAO PAOLO -- Penantian warga Brasil selama 64 tahun untuk bisa kembali menyaksikan gelaran Piala Dunia di tanahnya sendiri akhirnya usai. Seiring dengan penantian ini, harapan terhadap tim nasional (timnas) Brasil untuk bisa merengkuh titel Piala Dunia keenam juga terus melambung. Namun, menjelang laga pembuka Piala Dunia 2014, kontra Kroasia, di Stadion Corinthians Arena, Sao Paolo, Jumat (13/6) dini hari WIB, dukungan terhadap Selecao justru menurun.
Alih-alih terus memberikan dukungan, sebagian besar suporter timnas Brasil justru menyoraki para penggawa Brasil seusai melakoni laga uji coba terakhir mereka, kontra Serbia, akhir pekan lalu. Pangkal kekecewaan ini, penampilan kurang meyakinkan tim Selecao lantaran hanya bisa unggul satu gol dari tim asal Eropa Timur itu. Selain itu, tim besutan Luiz Felipe Scolari itu juga dianggap meninggalkan ciri khas permainan Brasil, yang dikenal menerapkan pola permainan menyerang dan menampilkan keindahan teknik ketimbang pola permainan yang kaku dan taktis.
Serangkaian kritik yang dialamatkan kepada timnas Brasil inipun seolah melengkapi keraguan soal persiapan yang dilakukan Pemerintah Brasil dalam penyelenggaraan putaran final Piala Dunia 2014. Alhasil, selain demi terhindar dari rasa malu dan menjawab kritik tersebut, torehan tiga angka di laga pembuka tentu akan mengembalikan kepercayaan publik Brasil terhadap kekuataan Neymar Junior dan kawan-kawan.
Ketimbang Kroasia, Brasil memang jauh lebih berpengalaman tampil di putaran final Piala Dunia. Brasil bahkan tercatat tidak pernah kalah dalam tiga kali kesempatan tampil di laga pembuka Piala Dunia, yaitu saat menang dari Skotlandia di Piala Dunia 1998, Meksiko di Piala Dunia 1950, dan memetik hasil imbang dengan Yugoslavia di Piala Dunia 1974.
Scolari pun mengakui telah menyiapkan sejumlah strategi demi menghadapi determinasi para pemain Kroasia. “Sebenarnya apa yang paling mengkhawatirkan saya di grup A adalah kekuatan Kroasia,” tutur dia. Menurut Scolari, seperti dkutip IBN-Live, timnya harus bisa mengambil inisiatif serangan dan terus menekan.
Pada laga perdana, Scolari akan kembali menurunkan starting line-up yang sempat membawa Brasil berjaya di Piala Konfederasi 2013. Neymar dan Oscar akan ditempatkan sebagai penyerang lubang, sementara Fred bakal menjadi penyerang tunggal. Kekuatan lini serang Brasil ini akan disokong duet gelandang bertahan Paulinho dan Luis Gustavo.
Pelatih Kroasia Niko Kovac juga sadar dengan tekanan yang diberikan publik Brasil pada tim Samba. Hal ini, kata Kovac, justru akan membuat mereka tertekan dan tampil buruk. Celah inilah yang ingin dimanfaatkan oleh Kroasia. “Brasil sebenarnya terlihat rapuh. Harapan dan ekspektasi warga Brasil terhadap timnya sudah terlihat di mana-mana. Kami akan sebisa mungkin menjaga penguasaan bola dan akan membuat laga ini menjadi laga yang sulit buat mereka,” kata Kovac seperti dilansir Daily Express.
Sayangnya, pada laga pembuka Piala Dunia edisi ke-20 itu, Kovac tidak akan bisa menurunkan bek kiri Daniel Pranjic lantaran masih mengalami cedera engkel. Selain itu, Kovac juga akan kehilangan Gordon Schildenfeld, yang masih diragukan tampil lantaran masalah hamstring. Posisi Pranjic di bek kiri akan diganti oleh Sime Vrsaljko, sementara posisi Schildenfeld di jantung pertahanan bakal diisi oleh Dejan Lovren. rep:reja irfa widodo/reuters ed: andri saubani