Sabtu 05 Jul 2014 12:00 WIB

Skuat Tango Tergantung Messi

Red: operator

BRASILLIA — Ada posisi dilematis yang dihadapi Argentina menjelang pertemuan dengan Belgia di babak perempat final Piala Dunia 2014, Sabtu (5/7) malam WIB. Di satu sisi, la Albi celeste dianggap terlalu bergantung pada aksi Lionel Messi untuk bisa meraih hasil positif. Di sisi lain, sulit rasanya untuk tidak memanfaatkan kemampuan luar biasa peraih tiga kali perai Ballon d’Or tersebut Bintang Barcelona itu memang terus menjadi aktor kunci dalam perjalanan Albiceleste di Piala Dunia 2014. Dari empat laga Argentina di Brasil 2014, Messi terus terpilih sebagai pemain terbaik di semua laga itu, termasuk saat

Argentina menyingkirkan Swiss di babak 16 besar. Meski gol semata wayang Argentina dicetak Angel Di Maria, tapi Messi mampu menyediakan assist buat winger Real Madrid tersebut.

Pelatih Argentina Alejandro Sabella mengakui perjalanan timnya di Piala Dunia 2014 tidak akan pernah bisa lepas dari aksi Messi. Pun saat harus menghadapi Belgia di Stadion Mane Garrincha, Brasillia, di fase perempat final.

“Argentina tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Messi,” kata Alejandro.

Terlepas dari catatan statistik yang menyebut Argentina adalah tim dengan ratarata penguasaan bola paling tinggi di sepanjang Piala Dunia 2014, yaitu dengan torehan 64,3 persen, tapi harus diakui Messi masih menjadi senjata utama skuat Albiceleste. Dari empat pemain di lini serang  Argentina, Messi memang paling menonjol.

Gonzalo Higuain belum bisa membuka rekening golnya di Piala Dunia 2014, kemu dian Sergio Aguero mengalami cedera, Ezequiel Lavezzi pun seperti belum bisa beradaptasi dengan permainan Albiceleste. Sementara Angel Di Maria meski kerap menebarkan teror di lini belakang lawan, tapi belum bisa tampil

secara meyakinkan dan seolah tenggelam oleh nama besar Messi.

Titik keseimbangan permainan tim inilah yang menjadi sorotan pelatih Belgia Marc Wilmots. Kendati mengakui Albiceleste lebih difavoritkan di laga ketiga babak perempat final, tapi Wilmots menegaskan, timnya sudah siap dan akan melakukan perubahan serta beradaptasi.

Mantan kapten timnas Bel gia itu juga sudah tidak sabar untuk melihat komposisi pemain dan strategi yang akan diterapkan Argentina, terutama lantaran Argentina dianggap tidak memiliki permainan

yang seimbang. “Tentu saja, mereka memiliki Di Maria,Lavezzi, Higuain, dan Messi.

Tapi, saya juga melihat mereka kurang seimbang dalam hal permainan tim dan itulah masalah utama mereka,” kata Wilmots.

Wilmots lebih memilih meng utamakan kolektivitas permainan tim. Wilmots pun tidak mau menyoroti permainan salah satu penggawa andalannya, seperti Kevin De Bruyne, Eden Hazard, ataupun Romelu Lukaku. Wilmots juga mengaku tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan gaya permainan yang dite rapkan Swiss. “Swiss bermain sangat-sangat bagus dalam meredam permainan Argentina. Kami juga akan mene rapkan permainan yang sama, mengalirkan bola dari belakang ke depan,” ujar Wilmots dilansir Super Sports.

Para penggawa Belgia juga berniat menghapus memori buruk di Piala Dunia 1986. Saat itu, Belgia harus menyerah lewat dua gol dari Diego Maradona kala disingkirkan tim Tango di babak semifinal. Terlebih, skuat Belgia saat ini adalah salah satu generasi terbaik yang dimiliki Belgia dalam beberapa tahun terakhir. “Laga melawan Argentina adalah laga terbesar untuk generasi kami saat ini, munkin menjadi salah satu laga terbesar dalam karier saya,” ujar winger Belgia Eden Hazard dilansir Four-Four Two.

ap/reuters ed: andri sauban

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement