Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

PBB Voting Resolusi MH17

Red:

NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan pengambilan resolusi terkait tragedi jatuhnya pesawat MH17. Resolusi yang di-voting pada Senin (21/7) sore waktu setempat, meminta para pemberontak pendukung Rusia memberikan akses tak terbatas kepada para penyelidik ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines di Ukraina.

Dilansir Channel News Asia, resolusi ini diusulkan oleh Australia dan didukung oleh negara-negara salah satunya Prancis. Negara-negara ini meminta kepada semua pihak di wilayah lokasi kejadian untuk bekerja sama dalam penyelidikan internasional terkait insiden ini. Mereka meminta semua kegiatan militer, termasuk kelompok bersenjata, agar segera melakukan gencatan senjata di daerah sekitar jatuhnya pesawat.

Rusia, sebagai anggota permanen Dewan Keamanan, memiliki hak untuk menggunakan hak vetonya untuk membatalkan resolusi tersebut. Malaysia Airlines MH17 diyakini telah meledak di langit Ukraina pada Kamis (17/7) setelah ditembak oleh misil. Akibatnya, 298 penumpang dan para awak pesawat pun tewas.

Resolusi Dewan Keamanan PBB nantinya juga meminta negara-negara untuk menghormati aturan keamanan penerbangan sipil internasional agar kejadian ini tak terulang kembali. Sementara itu, para pemimpin dunia juga telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin agar menggunakan kekuatannya untuk membujuk para pemberontak menyerahkan para korban serta mengizinkan akses ke lokasi kecelakaan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan, ada bukti-bukti keterlibatan Rusia dalam jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina. Kerry meminta Rusia untuk bertanggung jawab atas tindakan para pemberontak. "Ada sejumlah besar bukti yang menunjuk keterlibatan Rusia dalam menyediakan sistem ini, mereka juga melatih orang-orang," kata Kerry, dilansir BBC.

Kerry menyatakan, AS memiliki bukti telah melihat pasukan militer pindah dari Rusia ke Ukraina pada bulan lalu, termasuk konvoi pengangkut personel lapis baja, tank, dan peluncur roket. Kerry mengatakan, sistem misil SA-11 milik Rusia diduga telah dikirim ke tangan pemberontak. AS pun mengaku telah melihat video sebuah peluncur yang dikirimkan kembali ke Rusia setelah MH17 jatuh.

Kerry mengancam Rusia dengan sanksi baru dan menyerukan sekutu Eropa agar lebih tegas kepada Presiden Putin. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, Eropa dan Barat harus mengubah pendekatannya ke Rusia jika Putin tidak mengubah pendekatannya ke Ukraina.

Sementara itu, sebanyak 196 mayat dibawa menggunakan kereta pendingin pada Ahad (20/7). Kereta tersebut saat ini berada di Stasiun Torez, 15 km dari lokasi kecelakaan. Pemimpin pemberontak Alexander Borodai mengatakan, mayat-mayat tersebut akan tetap berada di Torez hingga pengawas penerbangan internasional tiba.

Menurut Barodai, pemindahan mayat-mayat tersebut dilakukan demi menghormati keluarga. "Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena panas dan juga karena banyak anjing dan hewan liar di lokasi tersebut," katanya.

Para pemberontak pun mengatakan, mereka akan menyerahkan rekaman penerbangan MH17 ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Namun, Departemen Luar Negeri AS menyebutkan para pemberontak telah merusak sejumlah bukti penting. Sejumlah peralatan berat telah berada di lokasi jatuhnya pesawat.

Menteri Perhubungan Malaysia Liow Tiong-Lai mengaku sangat prihatin karena lokasi kecelakaan sangat terancam. Malaysia mengerahkan tim sebanyak 133 pejabat dan para ahli, terdiri atas tim pencarian, para ahli forensik, ahli medis dan tehnis yang juga telah tiba di Ukraina. Namun, pihak Ukraina mengatakan, tak mampu memberikan akses yang aman ke lokasi jatuhnya pesawat yang dikuasai oleh pemberontak.

Dalam data penumpang yang dirilis oleh Malaysia Airlines menunjukkan pesawat tersebut membawa 193 warga Belanda, satu di antaranya juga memiliki kewarganegaraan ganda, AS. Korban lainnya sebanyak 43 warga Malaysia (termasuk 15 awak pesawat), 27 warga Australia, 12 warga Indonesia, 10 warga Britania Raya, empat warga Jerman, empat warga Belgia, tiga warga Filipina, dan satu dari Kanada dan Selandia Baru.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan tim penyelidik ahli di lokasi jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Dalam pernyataannya, dia mengatakan seluruh orang di Ukraina bertanggung jawab pada keluarga korban. "Tidak ada seorang pun yang berhak menggunakan tragedi ini sebagai alat politis. Insiden seperti ini seharusnya menyatukan masyarakat bukannya memecah belah," ujar Putin dilansir Sky News, Senin (21/7).

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya sudah mengumpulkan sampel antemorthem dari keluarga korban jatuhnya pesawat MH17 yang berada di Indonesia. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan, pengambilan data dilakukan sejak Jumat (18/7) sore sampai Sabtu (19/7) sore.

Pengambilan data tersebut awalnya merupakan perintah langsung dari Mabes Polri. Tim DVI Polda Metro Jaya langsung menanggapinya dimulai dari pengambilan data keluarga korban yang ada di Pondok Indah, Bendungan Hilir (Benhil), dan Lebak Bulus. Sembilan dari 12 warga negara Indonesia yang menjadi penumpang pesawat dengan nomor penerbangan MH17, ada di wilayah DKI Jakarta. "Sisanya ada di Medan dan Jawa Tengah. Masing-masing diambil tim DVI-nya," ujar Musyafak. rep:c83/ani nursalikah/c70 ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement