Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Puncak Mudik Diprediksi 25 Juli

Red:

BEKASI -- PT Jasa Marga Tbk Cabang Tol Jakarta-Cikampek memprediksi puncak arus mudik Idul Fitri 1435 Hijriyah/2014 di ruas tol tersebut akan berlangsung pada H-3 atau Jumat (25 Juli).

"Puncak arus mudik kami prediksi berlangsung pada H-3 dengan jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 123 ribu unit," kata Juru Bicara PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Iwan Apriyanto di Bekasi, Senin (21/7).

Menurut dia, volume kendaraan yang melintasi Tol Jakarta-Cikampek pada musim mudik tahun ini akan mengalami kenaikan sebesar empat persen dari 2013. Adapun puncak arus balik diprediksi akan berlangsung pada H+5 Lebaran atau Ahad (3/8) dengan jumlah volume kendaraan mencapai 121.774 unit.

Jasa Marga, kata Iwan, akan berupaya mengurai sejumlah titik kemacetan lalu lintas mudik dengan menerapkan sejumlah rekayasa lalu lintas. Hal ini akan dilakukan jika terjadi antrean panjang di simpang susun Cikunir dari arah Jatiasih crossing dengan lalu lintas dari arah Tol Dalam Kota. Hal ini pulalah yang terjadi pada arus mudik tahun lalu lantaran ada persinggungan antara kendaraan dari Tol Dalam Kota dan Jakarta Outer Ring Road (JORR).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Wihdan Hidayat/Republika

Mudik 2014

Iwan menambahkan, khusus lalu lintas di sekitar pintu keluar tol Cikampek akan diberlakukan satu arah, yaitu keluar saja. Untuk kendaraan yang masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari arah Timur dilakukan pengalihan melalui kawasan Bukit Indah City dan masuk tol melalui gerbang tol Kali Hurip Selatan.

Guna melayani pemudik, Jasa Marga cabang Tol Jakarta-Cikampek akan mengerahkan ribuan personelnya. "Seluruh satuan personel bertugas menjaga agar aktivitas mudik bisa berjalan kondusif," ujar Iwan.

Adapun sarana yang sudah dipersiapkan Jasa Marga adalah 1.010 petugas pengumpul tol yang akan bertugas melayani transaksi perjalanan tol. Jumlah petugas pengumpul tol Jakarta-Cikampek bertambah dari tahun sebelumnya yang hanya 838 orang.

Jasa Marga juga akan mengerahkan delapan unit mobil patroli, 12 unit mobil petugas jalan raya (PJR), tiga unit Patroli Kamtib, dua unit crane serbaguna (Si Komo), dua unit kendaraan regu penyelamat, 14 mobil derek, dua unit mobil tangki air, tiga unit ambulans, dan lima unit Patmor. "Kami juga sudah menyebar kamera pengintai CCTV sebanyak 103 unit plus tambahan 14 unit di sejumlah titik perlintasan," kata Iwan.

Di Karawang, para pemudik yang menggunakan sepeda motor akan digiring menuju jalur alternatif Cilamaya. Jalur ini dijadikan jalur khusus bagi pengguna sepeda motor yang menuju jalur Pantura. Meski jalan sepanjang kurang lebih 58 kilometer ini telah diaspal, namun para pemudik harus tetap berhati-hati. Alasannya, jalur alternatif ini masih kekurangan fasilitas penunjang lainnya. Pada malam hari, pengendara motor harus lebih waspada dalam mengendarakan motor karena minimnya penerangan jalan umum (JPU). Sinar lampu hanya terdapat dari rumah warga sekitar dan warung-warung dadakan yang didirikan masyarakat setempat.

Selain itu, selama mengarungi jalur Cilamaya, pemudik akan sulit menemukan SPBU. SPBU terakhir sebelum memasuki jalan ini terdapat di dekat Terminal Tanjung Pura dan akan ditemui lagi sesaat sebelum meninggalkan jalan keluar Cikalong.

Melihat kondisi seperti ini, kepolisian pun mengimbau agar para pengendara motor mempersiapkan segala kemungkinan yang akan ditempuh selama jalur tersebut. "Mereka (pengendara motor) harus mengerti situasi dan kondisi jalan, sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan," kata Humas Polda Jawa Barat Kombes Polisi Martinus Sitompul.

Kepala Unit Dikyaksa Polres Karawang Aiptu Agus Suwadana menyatakan, Polres Karawang sudah mengantisipasi lonjakan arus pemudik dalam beberapa hari ke depan. Salah satu yang saat ini sedang dikerjakan adalah pemasangan pembatas jalan (tracking). "Ini untuk membantu kelancaran di wilayah-wilayah yang biasa terkena macet saat mudik," kata Agus.

Selain pemasangan tracking, Polres Karawang juga menerjunkan tim khusus pengurai kemacetan, khususnya di jalur Simpang Jomin, Cikampek, yang menuju jalur pantura. Anggota Pos Pengamanan (Pospam) Simpang Jomin Aipda Didi Kusmiadi mengatakan, polisi menerapkan strategi mengurai kemacetan dengan membentuk tim khusus penyisir kemacetan dari jalur Simpang Jomin sampai Cikalong, Kabupaten Karawang. Tim penyisir akan mencari kendala kemacetan yang membuat arus lalu lintas tersendat. Tim penyisir akan menggunakan sepeda motor yang diberikan oleh Mabes Polri dan Polda Jabar. "Total tim khusus penyisir ini berjumlah 15 orang dan mungkin bisa bertambah," katanya.

Kendati puncak arus mudik belum terjadi, namun jalur Pantura di Indramayu sudah mulai ramai dilintasi kendaraan dari arah Jakarta. Kendaraan yang melewati jalur pantura di Indramayu terus masuk ke arah Cirebon. Berdasarkan pantauan Republika di jalur pantura Langut, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, iring-iringan pemudik didominasi mobil pribadi dan sepeda motor. Banyak pula bus dari arah Jakarta yang dipenuhi penumpang jurusan Jawa Tengah.

Kasat Lantas Polres Indramayu AKP Andryanto mengatakan, kendaraan dari arah Jakarta menuju Jateng akan menempati tiga lajur kendaraan. Adapun kendaraan dari arah sebaliknya hanya menempati satu lajur jalan. Guna memantau arus lalu lintas pemudik, Satlantas Polres Indramayu juga memasang sejumlah kamera pengintai (CCTV)  di beberapa titik rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas. Beberapa titik itu adalah Sewo, Patrol, Eretan, Lohbener, Jatibarang, dan Karangampel. "Kita juga menyiagakan personel reaksi cepat di titik lokasi CCTV. Jika terjadi kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas, petugas bisa segera menuju lokasi dalam waktu cepat," kata Andryanto.

rep:lilis sri handayani/rusdy nurdiansyah/ c56/c75/antara ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement