JAKARTA --Tidak lama lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Idul Fitri bisa menjadi momentum untuk menyudahi segala silang sengketa dan perselisihan. "Semua amaliah Ramadhan merupakan ajang pelatihan yang jika dilaksanakan secara sungguh- sungguh, berguna menekan hawa nafsu sehingga hati manusia menjadi lembut," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (25/7).
Kebetulan, Indonesia pada tahun ini melaksanakan pesta demokrasi, yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden. Dalam membangun rekonsiliasi nasional pascapemilu, kata Lukman, peran para tokoh agama menjadi penting dalam menyebarluaskan esen si Idul Fitri sebagai sarana membangun solidaritas dan persatuan semua anak bangsa.
Foto:Denis Tyrin/AP
Sholat Id Rusia
Pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menambahkan, Idul Fitri ini bisa menjadi obat agar bangsa Indonesia kembali bersatu. Menurut Ary, Ramadhan tahun ini terbilang spesial ka rena bertepatan dengan pelaksanaan pilpres. "Tujuan akhirnya tetap, rangkaian ibadah itu menjadi ajang perbaikan akidah dan akhlak."
Anggota Dewan Syura PKS, Hidayat Nur Wahid, meng ingatkan masyarakat yang sempat bersitegang saat pilpres untuk kembali saling bermaafan. Fitrah bangsa Indonesia, terang Hidayat, ada lah bangsa yang beragama, taat hukum, dan antikorupsi. "Jangan sampai perbedaan pilihan capres dan pengaruh media sosial membuat hubungan memburuk, Lebaran mo men untuk saling memaafkan," katanya.
Hidayat menambahkan, Idul Fitri juga menjadi momentum tepat bagi umat untuk bersyukur kepada Allah SWT dan menampakkan kegem biraan terhadap sesama. Allah menganugerahkan kita momen penting Hari Raya Idul Fitri agar manusia tidak putus asa, putus harapan, dan ter puruk. "Ma nusia diajak kembali ke fitrah keislaman, kerahmatan, keunggulan, dan segala ke baik an," kata Hi dayat.Direktur Soegeng Saryadi School of Government (SSSG)
Fadjroel Rachman menilai, momen- tum Lebaran di tengah pesta demokrasi yang baru saja usai harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk saling memaafkan antara kedua kubu pasangan capres dan cawapres. "Saling mengakui siapa yang menang dan siapa yang kalah.Meskipun ada pengajuan ke Mahkamah Konstitusi (MK), harus menghormati hak konstitusional masing-masing, tapi tetap dalam koridor persaudaraan," kata Fadjroel.
Saat ini, kata Fadjroel, masyarakat sudah bisa melupakan pertentangan politik saat pilpres. Ma sya rakat sudah kembali beraktivi- tas seperti biasa dan kem bali ke kehidupan mereka. Namun, ketegangan masih terasa di tataran elite politik. Fadjroel berharap kedua kubu elite yang berseberangan saling memaknai demokrasi ada yang menang dan ada yang kalah.
Selain menjadi mo mentum untuk kembali bersatu, Idul Fitri juga dimaknai seba gai perbaikan energi pemberantas an korupsi bagi Indonesia Corruption Watch (ICW). Koordinator ICW Ade Irawan, menilai, ibadah kepada se sa ma ma nu sia merupakan iba dah dalam memberantas korupsi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Mu hammadiyah Din Syamsudin memaknai Idul Fitri berdasarkan pada makna kata fitrah, yakni suci atau kesucian. Idul Fitri merupakan hari raya kesucian, kekuatan, dan kemenangan.
Din mengharapkan, pada Idul Fitri, kaum beriman yang telah selesai menempuh pela tih an Ramadhan agar terlahir dengan fitrah kemanusiaan dalam dimensi suci dan kuat. rep:c87/c78/c57/andi muhammad ikhbal, ed:andri saubani