Jumat 15 Aug 2014 13:30 WIB

Gencatan Senjata Diperpanjang Lima Hari

Red: operator

KAIRO -- Israel dan Palestina sepakat memperpan jang masa gencatan senjata di Jalur Gaza lima hari lagi. Gencatan senjata sebelumnya yang berlaku tiga hari berakhir Rabu (13/8) malam.

Kesepakatan perpanjangan ini diambil setelah negosiasi antara delegasi Palestina dan Israel di Kairo, Mesir, belum ada titik temu.

"Kami sudah mendekati (kesepakatan), tapi tetap masih ada beberapa hal yang harus dipecahkan," kata Duta Besar Palestina untuk Mesir, Gamal Shobky, seperti dikutip the Guardian, Kamis (14/8).

Delegasi Hamas sebelumnya menggambarkan perundingan itu sulit dilakukan. Israel pun menyebut belum ada kemajuan negosiasi untuk mengakhiri konflik secara permanen.

"Kami sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan memberi lebih banyak waktu untuk bernegosiasi," ujar kepala delegasi Palestina di Kairo, Azzam al-Ahmad, dilansir  Maan News, Rabu (13/8).

Perpanjangan gencatan sen jata setelah Israel membombardir selama 29 hari yang menewaskan 1.945 warga Gaza dan 64 serdadu Israel itu akan berakhir pada Senin (18/8) malam. Jika kesepakat an ini dipatuhi, akan menjadi yang terpanjang selama periode gencatan senjata sebelumnya.

"Israel telah menerima kesepakatan gencatan senjata lima hari," ujar seorang pejabat Israel yang minta namanya dirahasiakan seperti dikutip Aljazirah, Kamis. "Ini kali pertama ada gencatan senjata lima hari, sebelumnya hanya tiga hari."

Beberapa jam sebelum gen catan senjata 72 jam berakhir Rabu malam, Israel menuduh Hamas menembakkan roket. Namun, Hamas mem- bantah melakukannya walau Israel keburu menyerang Gaza dengan jet tempurnya. Tidak ada laporan korban dalam penyerangan Israel kali ini. "Kami tidak melanggar kesepakatan, justru Israel yang merusak masa tenang," kata pejabat Hamas Izzat Reshiq.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyah dalam siaran televisi Al-Aqsha, Rabu (13/8), mengatakan, Hamas tetap berkeras agar Israel mengakhiri blokade atas Gaza. Hamas juga menuntut Israel mengurangi pembatasan pergerakan 1,8 juta warga Gaza. "Hal itulah yang menjadi ketenangan permanen," ujar Haniyah.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait negosiasi gencatan senjata permanen. "Presiden Obama menegas kan kembali dukungan Amerika dalam upaya mediasi Mesir dan menggaris-bawahi pen tingnya mencapai hasil berkelanjutan guna menjamin keamanan Israel dan krisis kemanusiaan di Gaza," demikian pernyataan Gedung Putih yang dilansir al-Ahram, Kamis (14/8).

Delegasi Palestina yang sudah dua pekan berada di Kairo berencana meninggalkan Mesir pada Kamis (14/8).Mereka akan berkonsultasi de ngan pimpinan Palestina terkait kesepakatan gencatan senjata. Adapun delegasi Israel lebih dulu meninggalkan Kairo menuju Tel Aviv guna berkonsultasi dengan pimpinan Israel.

Sekitar 1.416 ton bantuan ke manusiaan memasuki Jalur Gaza setelah perbatasan Rafah dibuka. Bantuan kemanusia an itu membawa bahan makanan, obat-obatan, hingga pembangkit listrik.

Direktur Layanan Darurat dari Kementerian Kesehatan Palestina Bassem al-Rimawi mengatakan, ribuan ton bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza itu melalui koordinasi Bulan Sabit Merah Mesir. "Sekitar 75 persen dari semua persediaan yang masuk ke Gaza bersumber dari Mesir.Sebagian besar di antaranya bantuan dari militer," kata Bassem.

Boikot Israel

Sejumlah aktivis di Amerika Serikat menyerukan boikot kapal pengiriman Israel di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach. Seruan itu sebagai bentuk protes atas kebijak an apartheid Israel di Gaza.

Demonstrasi juga akan digelar di beberapa wilayah lain, seperti Oakland, Kalifornia, Seattle, dan Tacoma di Negara Bagian Washington. "Kami akan mengganggu arus perdagangan Israel hingga kebijakan apar theid Israel berakhir,"kata seorang pendemo, Garrick Ruiz, seperti dikutip Press TV, Kamis. rep:Dessy Suciati Saputri/c66/c64/c73, ed: andri saubani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement