"Sidang diskor, ketuk palu Bu, ketuk palu, ketuk palu Bu !!!" pinta salah satu anggota dewan ketika Sidang Paripurna DPR, Kamis (2/10) dini hari.
Dengan menggunakan microphone di mejanya, anggota dewan itu terus meminta pemimpin sidang Popong Otje Djundjunan menangguhkan rapat tersebut. “Memalukan,” teriak salah satu anggota dewan yang lain.
Ceu Popong, sapaan akrab perempuan 76 tahun itu, tak tinggal diam. Dia berusaha menenangkan para anggota dewan yang sulit diatur. Namun di tengah kericuhan tersebut, wanita yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat itu justru bingung mencari palu sidang. “Mana paluna euweh?” tanya Ceu Popong.
Foto:Rosa Panggabean/Antara
Pimpinan sidang sementara Popong Otje Djundjunan (kiri) dan Mudaffar Sjah (kanan) memimpin sidang paripurna ke-2 untuk pemilihan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10).
Pertanyaan Popong itu sontak memicu gelak tawa, tak hanya peserta sidang, tapi juga masyarakat yang menonton sidang itu melalui televisi. Meski pada akhirnya Popong menemukan palu yang dicari dan langsung menskor sidang. ”Rapat diskor dulu a,” ujarnya dengan logat khas Sunda.
Gaya Ceu Popong memimpin sidang terbilang unik dan berbeda dengan pemimpin pada umumnya. Berulang kali dia melontarkan pernyataan-pernyataan dicampur dengan bahasa Sunda, Seperti “Mangga” atau “Naon” yang membuat peserta sidang tertawa.
Saat sejumlah anggota sidang merangsek ke depan, Ceu Popong pun bersikukuh meminta mereka untuk duduk kembali. Tetap, dengan logat khas Sunda yang kental. Dia tak menggubris pernyataan beberapa anggota dewan itu sampai mereka mau duduk.
Gaya Ceu Popong sontak menjadi buah bibir di berbagai media. Dari mulai televisi, online, sampai dengan media sosial. Di lini masa, wanita kelahiran 30 Desember 1938 ini bahkan sempat menjadi trending topic. Kicauan dengan tagar #SaveceuPopong menduduki peringkat atas mengalahkan #WakilRakyatKampung yang berada di posisi tiga.
Ceu Popong menarik perhatian bukan hanya karena logat Sundanya, tapi dia adalah anggota DPR tertua. Di usia senjanya dia terbukti sanggup memimpin rapat hingga pagi hari.
Ceu Popong yang berasal dari Fraksi Partai Golkar pun berhasil membuat lawan politiknya dari fraksi pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) kesal. Permintaan penundaan sidang hingga Kamis yang diinginkan Fraksi PDI Perjuangan, tak terkabulkan.
Empat fraksi yakni PDI Perjuangan, Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Nasdem tak tahan dengan gaya kepemimpinan Popong yang dinilai otoriter dan mereka memilih walk out.
Popong bukan orang baru di DPR. Keberadaannya di kursi dewan ini sudah masuk di periode yang kelima. Dia merupakan istri mantan wali kota Bandung Otje Djundjunan. Saat diwawancara di Gedung DPR, Kamis (2/10), Popong pun menjelaskan alasan mengapa dia sering menggunakan bahasa Sunda. Popong mengatakan, penggunaan bahasa itu untuk menunjukkan dia adalah orang Sunda.
"Orang yang mengkritik biarkan saja, yang penting, untuk menunjukkan saya orang Sunda. Bahwa saya manusia, bukan monyet," tutur Popong.
Penggunaan bahasa daerah dalam sidang DPR, kata dia, tidak masalah, asalkan sambil 'guyon' (bercanda). Lagi pula, kalau tidak becanda, membuat ngantuk.
Popong mengaku dia tidak terganggu dengan teriakan dan sindiran anggota dewan kepadanya saat sidang berlangsung. "Saya sama sekali tidak terganggu, teu (tidak), lihat saja cara saya ngomong, apa saya terganggu? Tidak kan? Tah, kitu (ya, begitu)," ujarnya dengan gaya ceplas-ceplos.
Dia pun telah siap mental atas berbagai interupsi anggota dewan yang ditujukan kepadanya. "Kalau kita terjun ke dunia politik, harus siap mental. Harus all out. Ari (Kalau) teu (tidak) siap mental, jangan masuk ke dunia politik atuh (dong). Nah, ini pelajaran unuk kalian," jelas Ceu Popong. "Sok, lamun teu (Coba kalau tidak) siap mental, kumaha atuh (bagaimana dong)?" katanya menambahkan.
Ceu Popong terpilih menjadi pemimpin rapat sementara karena dia adalah anggota DPR tertua. Dia memimpin bersama anggota DPR termuda Andi Rizki Pratama dari Fraksi Gerindra.
Popong mengatakan, ini pertama kalinya dia memimpin sidang DPR RI. Meski demikian, dia sudah terbiasa memimpin rapat. "Karena hobi saya berorganisasi, apa bedanya sidang sama rapat? Sarua (sama saja), teu (tidak) masalah," ungkapnya.
Ceu Popong pun mengaku tidak capek dan tak letih memimping sidan hingga dini hari. "Tadi pagi saya juga puasa," paparnya.
Wakil Ketua DPR RI asal Fraksi PKS, Fahri Hamzah, menyatakan gaya atau pola kepemimpinan Popong, bersifat genuine (asli) atau orisinal.
"Sebetulnya gaya, pola, dan kepemimpinan yang ditunjukkan beliau (Ceu Popong) tadi adalah sesuatu yang genuine, orisinal," tutur Fahri saat diwawancarai para wartawan, Kamis (2/10) dini hari.
Menurut Fahri, lanjutnya, Ceu Popong terpilih sebagai ketua sidang bukan karena kemauannya sendiri. Jadi, kata dia, Ceu Popong terpilih karena Undang-Undang menyatakan anggota DPR tertua dan termuda harus memimpin sidang. Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Puan Maharani, menyatakan, Sidang Paripurna DPR berjalan seenaknya saja karena tidak menampung hak politik partai mereka.
rep:c57 ed: teguh firmansyah