ARAFAH -Penuh keterbukaan dan toleransi adalah sejalan dengan predikat umat Islam sebagai umat tengahan (ummatan wasathan). Akidah Islam mengedepankan orientasi hidup moderat, penuh toleransi, keseimbangan, dan kelapangan dada.
"Orientasi hidup ini membawa kita untuk teguh dalam prinsip, tapi terbuka terhadap kebenaran dan kebaikan yang datang dari luar diri kita," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin saat menyampaikan khutbah wukuf bertajuk "Meraih Kemabruran Menuju Kehidupan Berkemajuan", di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (3/10).
Wukuf merupakan puncak dari prosesi ibadah haji. Waktu wukuf dimulai dengan shalat Zhuhur berjamaah hingga masuk waktu Ashar.
Seusai shalat Zhuhur, jamaah menyimak khutbah wukuf dan dilanjut kan ibadah zikir masing-masing. Selesai Ashar, jamaah bersiap melanjutkandengan mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melontar jumrah pada hari berikutnya.
Menurut Din, prinsip wasathiyah(moderasi) dan samhah(toleransi) ini merupakan watak Islam yang perlu dikedepankan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. "Kita di takdirkan Allah SWT berada dalam latar dan suasana kemajemukan, baik atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya, maupun paham keagamaan dan organisasi kemasyarakatan," katanya.
Terhadap sesama Muslim, kata ketua umum PP Muhammadiyah ini, kita perlu mengem bangkan persaudaraan ke islaman (ukhuwah Islamiyah) dan terhadap sesama bangsa kita rajut dan kembangkan persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah). Kedua hal ini merupakan bentuk kemabruran sosial yang perlu dipelopori jamaah haji di Tanah Air nanti.
Pengejawantahan dari kemabruran sosial ini, papar Din, adalah semangat untuk merajut kebersamaan sesama. Kebersamaan ini akan mampu mengembangkan kerja sama dalam membangun kehidupan bersama. Dengan kebersamaan dan kerja sama, kata wakil Amirul Haj ini, akan bisa mewujudkan kemajuan dan keunggulan. Jika itu terjadi, berarti sudah berhasil menarik korelasi positif hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablun minannas).
Din melanjutkan, hablun minallahdan hablun minannasharuslah terjalin dalam hu bungan dinamis dan konstruktif, yakni nilai-nilai hablun minallahharuslah terjelma dalam hablun minannas secara nyata. "Maka, kema brur an kita yang bersifat spiritual sebagai hasil dari penunaian manasik haji akan menentukan kemabruran kita yang bersifat sosial, yakni kebersamaan kita dalam membangun kebudayaan dan peradaban yang berkemajuan."
Dalam khutbah wukufnya, Din juga menyinggung makna sami'na wa atho'na(aku mendengar perintah-Mu dan aku taat melaksanakannya). "Inilah sikap beragama paripurna yang perlu menjadi acuan hidup kaum beriman, di mana saja mereka berada."
Jika sami'na wa atho'na menjadi budaya beragama, kata Din, umat Islam di Indonesia akan berbondong-bondong memenuhi masjid dan mushala pada setiap panggilan azan sehingga masjid dan mushala akan makmur dan bersyiar. Maka banyak permasalahan umat dalam berbagai bidang kebudayaan, seperti sosial, pendidikan, ekonomi, bahkan politik, akan dapat dibicara kan dan diatasi.
Umat Islam juga akan berlomba-lomba mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah sehingga triliunan rupiah akan terkumpul. "Jutaan fakir miskin dan kaum dhuafa dapat tersantuni dan terberdayakan, ribuan sekolah, madrasah, dan universitas dapat ter bangunkan, ratusan bahkan ribuan lembaga keuangan ke cil dan besar didirikan," kata Din.
Din berharap ja maah haji Indonesia akan mem peroleh kemabruran seja ti dan paripurna, yakni meraih pahala dan ridha Allah SWT dari keikh lasan dan ketekunan beribadah di Tanah Suci, serta untuk menjelmakan dalam kehidupan di Tanah Air.
Sekitar tiga juta umat memenuhi Arafah yang luasnya sekitar 5,5x 3,5 kilometer persegi tersebut. Menurut data Sistem Kom puterisasi Haji Terpadu (Siskohat) Markas Armina (Ara fah, Muzdalifah, Mina) per pukul 07.00 waktu Saudi, jumlah jamaah haji Indonesia yang mengikuti wukuf mencapai 156.034 orang. Menurut staf Siskohat Satgas Armina, Fathorrozi Sayuti, jumlah jamaah yang disafariwukuf kan 137 orang. rep:Neni Ridarineni, Zaky Al Hamzah dari Makkah, Arab Saudi
ed:nur hasan