RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuding Israel memicu 'perang agama' dengan mengizinkan jamaah Yahudi mengunjungi Masjid al-Aqsa. Abbas menyatakan, kunjungan warga Yahudi ke kompleks masjid suci ini sebagai tindakan provokatif yang dapat memancing kemarahan warga Palestina dan Muslim di seluruh dunia.
Palestina, kata dia, akan mempertahankan kiblat pertama umat Islam ini. "Kita akan mempertahankan al-Aqsa," ujar Abbas menegaskan dalam peringatan 10 tahun kematian mantan presiden Yasser Arafat, seperti dikutip Aljazirah, Selasa (11/11). Ababas menambahkan, tak hanya al-Aqsa, gereja-gereja warga Kristiani Palestina juga akan dilindungi dari pemukim Yahudi dan ekstremis.
Abbas berpendapat, meningkatnya eskalasi bentrokan di Yerusalem Timur dan Masjid al-Aqsa karena tuntutan kelompok ultra konservatif Yahudi. Mereka ingin memiliki hak beribadah di sana. Bagi kelompok garis keras Yahudi, Masjid al-Aqsa merupakan tempat berdiri Kuil Haikal Sulaiman yang mereka anggap suci.
Selama ini Israel hanya mengizinkan warga Yahudi untuk berkunjung bukan beribadah. Namun, meningkatnya jumlah pengunjung Yahudi memicu kekhawatiran Muslim bahwa Israel ingin mengambil alih Masjid al-Aqsa.
Indikasi itu menguat setelah pekan lalu, Israel secara sepihak menutup al-Aqsa untuk pertama kalinya sejak 1967. Tak hanya itu, menurut laman berita Turki Today Zaman melaporkan, kelompok Yahudi radikal menyerbu kompleks al-Aqsa dengan pengawalan 300 tentara keamanan Israel.
Pascainsiden tersebut, ketegangan antara Palestina dan Israel semakin memanas. Akhir pekan lalu, pemuda Palestina Kheir Hamdan (22 tahun) ditembak mati karena dianggap berusaha membunuh tentara Israel yang sedang berada di dalam mobil.
Penembakan Hamdan memicu gelombang unjuk rasa di kantung-kantung Arab di wilayah pendudukan yang dikuasai Israel. Insiden kekerasan juga terjadi pada hari sama ketika Abbas berpidato. Tentara Israel menembak mati demonstran Palestina di Kota Hebron, sebelah selatan Tepi Barat.
Korban diketahui bernama Imad Jawabreh (21 tahun). Tim medis Palestina mengatakan, korban tertembak di bagian dada. Peristiwa terjadi di jalanan utama kamp pengungsian al-Arroub.
Juru bicara militer Israel di Tel Aviv mengungkapkan, tentara terpaksa menembakkan timah panas karena pengunjuk rasa mengarahkan senjata rakitan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (11/11), menilai, Presiden Abbas sengaja 'menyulut api'. Dia meminta Arab Israel tidak terpancing pernyataan Abbas tersebut. Netanyahu juga berjanji akan mengalahkan aksi terorisme, dan meminta warganya yang mengecam negara Yahudi untuk hengkang.
Di Ankara, Perdana Menteri Turki Ahmet Davotuglo menegaskan, Selasa (11/11), Turki tak akan diam atas tindakan penyerbuan Israel di Masjid al-Aqsa yang menjadi tempat suci ketiga umat Islam. Turki bersumpah akan menjaga al-Aqsa dan meminta Israel mengakhiri serangan mereka ke masjid tersebut.
Davotuglu mengatakan, Israel tidak boleh memanfaatkan masalah dan ketegangan di negara Muslim lain sebagai kesempatan untuk melanjutkan serangan ke Masjid al-Aqsa.
Menteri Uni Eropa Volkan Bozkir pada Ahad (9/11) juga mengecam Israel atas tindakan mereka di Masjid al-Aqsa. Dia mendesak tentara untuk meningggalkan tempat suci itu. "Saya mengirimkan pesan ke tentara yang memasuki (Masjdi al-Aqsa) dengan sepatu mereka, jika mereka tidak segera pergi, kita akan mengambil sepatu Anda, dan melihat kalian lari," ujarnya seperti dikutip Today Zaman.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyampaikan kecamannya dan menilai tindakan Israel sebagai aksi barbarisme yang tak dapat dimaafkan. "Israel harus menghentikan aksi itu. Tindakan barbarisme terhadap Masjid al-Aqsa tidak dapat dimaafkan," tegasnya.
Secara terpisah kelompok radikal Israel diduga melakukan aksi pembakaran di desa permukiman Palestina, al-Mughayyir di dekat Kota Ramallah, Rabu (12/11) pagi. Penduduk lokal mengatakan, ketika mereka ingin datang ke masjid untuk shalat Subuh sekitar pukul 04.30, tampak asap dan api dari lantai satu. "Lantai satu tampak rusak parah, sedangkan lantau dua rusak ringan," ujar seorang jamaah kepada Maan.
Para pemukim ilegal Yahudi itu kemudian menuliskan kalimat rasis dalam bahasa Yahudi di dinding luar masjid. "Setiap masjid dirusak, polisi pendudukan Israel melakukan penyelidikan sekadar formalitas, dan tidak ada satu pun pelaku yang ditangkap," kata penduduk.
***
Bermula dari Al-Aqsa
29 Oktober - Kelompok aktivis radikal Yahudi Yahuda Glick ditembak.
30 Oktober - Otoritas Israel menutup Masjid Al-Aqsa buat para jamaah untuk pertama kalinya sejak 1967, Kamis pagi.
30 Oktober - Otoritas Israel membuka kembali Al-Aqsa, Kamis malam.
5 November - Sejumlah ekstremis Yahudi menyerang Al-Aqsa.
8 November - Pemuda Palestina Kheir Hamdan ditembak mati tentara Israel karena dinilai membahayakan petugas.
9 November - Toko, sekolah, dan pusat bisnis di kantung Arab di wilayah penguasaan Israel mogok. Demonstran turun ke jalan menentang penembakan Hamdan.
10 November - Tentara Israel ditusuk oleh pemuda Palestina di dekat Stasiun Tel Aviv.
10 November - Tentara dan warga Yahudi menghancurkan kaca depan 30 kendaraan milik warga Palestina di Nablus.
10 November - PM Israel Benyamin Netanyahu menginstruksikan penghancuran rumah warga Palestina yang terlibat kekerasan.
11 November - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuding Israel memicu perang agama.
Sumber: Pusat Data Republika, Pengolah: Teguh Firmansyah.
n c84 ed: teguh firmansyah