REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta turun tangan mengatasi masalah visa bagi calon jamaah haji. Penundaan keberangkatan ratusan jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama akibat visa yang belum selesai membuat prihatin Dewan Perwakilan Rakyat.
Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Presiden Jokowi mengingatkan Kementerian Agama (Kemenag) agar segera menyelesaikan visa calon jamaah haji.
"Presiden harus ikut mengoordinasikan permasalahan (visa) ini," papar Saleh saat dihubungi Republika, Sabtu (22/8).
Saleh mengatakan, penyelenggaraan ibadah haji merupakan tanggung jawab Presiden yang ditugaskan secara khusus kepada Kemenag. Karena itu, hal-hal seperti ini mesti ditangani secara serius oleh Presiden.
Apalagi, menurut Saleh, penyelenggaraan ibadah haji menyangkut hajat hidup orang banyak yang mesti ditangani dengan baik. Menurutnya, jika tidak ada perubahan yang dilakukan Kemenag, Presiden yang harus mengingatkan.
Sampai kemarin, sejumlah daerah melaporkan masih banyak visa yang belum keluar. Dari Pekanbaru dilaporkan sebanyak 193 visa calon haji asal Provinsi Riau belum rampung dan masih dalam tahap proses di Kerajaan Arab Saudi sehingga ratusan jamaah tersebut terancam gagal berangkat pada Selasa (25/8).
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Tarmizi Tohor mengatakan bahwa keterlambatan tersebut karena Arab Saudi menerapkan sistem baru sehingga menyulitkan calon jamaah haji asal Indonesia. "Keterlambatan ini tidak saja terjadi di Riau. Ini terjadi di semua daerah di Indonesia," katanya, di Pekanbaru, Sabtu (22/8).
Untuk menyiasati hal itu, Tarmizi mengatakan, pihaknya akan melakukan penggabungan antar kloter. Artinya, calon haji yang gagal berangkat sesuai kloter, nantinya akan diikutkan ke kloter berikutnya.
"Penggabungan jamaah tersebut akan diatur dan jika terdapat satu keluarga, akan tetap digabungkan agar tidak terjadi kekisruhan di Tanah Suci," katanya.
Saat ini, lanjut Tarmizi, jamaah haji Provinsi Riau masih menunggu penyelesaian visa tersebut. Dia mengharapkan penyelesaian sudah bisa dilakukan sebelum Senin (24/8) agar bisa berangkat sesuai dengan jadwal.
Dari Solo, Jawa Tengah, tercatat 500 calon jamaah haji yang diterbangkan lewat Embarkasi Adisu marmo hingga kini belum menerima visa. Berdasarkan catatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Adisumarmo, 500 calon jamaah haji tersebut merupakan bagian dari total jumlah calhaj sebanyak 26.568 orang. Mereka berasal dari daerah kabupaten/kota yang ada di Jateng dan DI Yogyakarta.
Dari jumlah 500 orang tersebut, terdapat 68 calhaj dari kloter I, II, dan III yang tertunda pemberangkatannya. `'Mereka tertunda karena belum menerima visa,'' kata Ahmadi, ketua PPIH Embarkasi Adisoemarmo, kepada pers, Sabtu (22/8).
Menurut Ahmadi, calhaj yang tertunda keberangkatan ke Tanah Suci karena memang belum menerima visa. Penyebab masalah bukan kesalahan dari pihak PPIH. Menurutnya, itu terjadi karena permasalahan sistem di Arab Saudi sana.
Pada hari pertama keberangkatan ke Tanah Suci, Jumat (21/8), masalah visa membuat para jamaah tidak jadi berangkat. Menurut Kepala Kanwil Kemenag Jatim Drs H Mahfudh Shodar MAg, kloter pertama dari Magetan dan Surabaya seharusnya berjumlah 450 orang, yakni 445 calon haji dan lima orang petugas haji.
"Tapi, hanya 419 calhaj dan petugas yang dilepas Gubernur Jatim Soekarwo ke Tanah Suci karena ada 31 calhaj yang memang belum selesai urusan visanya sehingga tertunda," katanya dalam laporan kepada Gubernur Jatim Soekarwo saat melepas kloter pertama di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Jumat (21/8).
Tidak hanya Jateng dan Jatim, Embarkasi Medan, Sumatra Utara, dan Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jawa Barat, juga mengalami hal yang sama. Kepala Kanwil Kemenag Sumut Tohar Bayo Angin mengatakan, jumlah calon haji (calhaj) asal Medan yang diberangkatkan pada Jumat (21/8) tercatat 378 orang, termasuk di dalamnya tiga orang petugas haji.
"Seyogianya, kloter I Embarkasi Medan akan memberangkatkan 393 calhaj asal Kabupaten Labuhanbatu dan Medan, tujuh orang tertunda akibat visanya belum selesai, tiga orang sakit, satu orang pendamping calhaj sakit, dan dua orang pendamping calhaj belum punya visa," ujarnya.
Sementara, PPIH Jawa Barat mencatat lima calon haji asal wilayah Tasikmalaya terpaksa ditunda keberangkatannya, yakni tiga calhaj belum menerima visa, satu calhaj sakit, dan satu calhaj lagi kehilangan paspor.
"Tidak diterimanya visa tiga calhaj tersebut merupakan dampak dari diterapkannya sistem baru pembuatan visa di Arab Saudi," kata Sekretaris PPIH Jawa Barat Ajam Mustajam, di Bekasi, Jumat (21/8).
Kejadian serupa juga terjadi pada 41 calon haji asal Nusa Tenggara Barat yang batal berangkat ke Tanah Suci dengan kloter pertama sebab visa untuk mereka belum diterbitkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Lainnya adalah Jakarta-Pondok Gede (16) dan Makassar (9). rep: Retno Wulandhari Edy Setiyoko/ c27, ed: Firkah Fansuri