JAKARTA -- Pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan, terkait potensi masuknya virus Zika ke Tanah Air. Hal tersebut menyusul laporan puluhan warga Singapura yang terindikasi positif terjangkit virus, yang ditularkan nyamuk Aedes.
"Kami harus meningkatkan kewaspadaan, dan mencoba untuk mencegah kalau memang berita tersebut sudah terkonfirmasi benar," ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, di Istana Kepresidenan, Senin (29/8). Jika sudah mendapat kejelasan soal penularan Zika di Singapura, pemerintah akan mengambil langkah-langkah pencegahan munculnya kasus serupa di Indonesia.
Sejauh ini, Retno Marsudi mengatakan, masih berkoordinasi dengan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Hukum dan HAM untuk membahas kemunculan virus tersebut. "Intinya, kita ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai kasus yang muncul," kata Retno.
Menurut pencatatan Badan Wisata Singapura, sebanyak 2,7 juta warga Indonesia mengunjungi Singapura sepanjang tahun lalu. Artinya, rata-rata 7.500 warga mengunjungi Singapura per hari. Sedangkan Kementerian Pariwisata Indonesia mencatat sebanyak 1,5 juta penduduk Singapura mengunjungi Indonesia pada tahun yang sama, atau rata-rata 4.100 orang per hari. Pemkot Batam, Kepulauan Riau, mencatat rata-rata 55 ribu warga Singapura mengunjungi Batam setiap bulannya.
Hingga kini, pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus Zika di Singapura terus bertambah. Setelah 41 warga dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut pada Ahad (28/8), lima lagi dinyatakan tertular pada Senin (29/8).
Dilansir the Strait Times, lima pasien baru itu diidentifikasikan oleh klinik medis Sims Drive, tempat para pasien sebelumnya dikonfirmasi tertular. Para pasien yang sebagian besar berkewarganegaraan Singapura langsung dilarikan ke Pusat Pengendalian Penyakit (CDC).
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Ahad (28/8), telah memperkirakan akan ada pertambahan pasien. "Kasus positif lainnya bakal teridentifikasi," tulis keterangan resminya. MOH juga mulai menggiatkan pengasapan dan pembersihan gorong-gorong, terkait merebaknya virus Zika.
Virus Zika ditularkan oleh jenis nyamuk Aedes yang mencari mangsa pada siang hari, seperti Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus. Ia juga bisa menular secara seksual dari pengidap pria ke pasangannya.
Virus tersebut sedianya tak mematikan secara langsung. Meski begitu, ia bisa memicu sindrom Guillain-Barre pada orang dewasa, yang melemahkan syaraf, imun, serta pernapasan, dan dalam sejumlah kasus mengakibatkan kematian. Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi penularan Zika pada ibu hamil, berkorelasi dengan munculnya penyakit mikrosefali alias mengecilnya otak pada bayi.
Ledakan kasus Zika di Singapura mulai terlacak pada Senin (22/8) pekan lalu. Saat itu, seperti dilansir MOH, klinik medis di Sims Drive melaporkan terjadi peningkatan tajam aduan demam, yang disertai ruam dan nyeri sendi ke Kementerian Kesehatan Singapura.
"Kami mulanya mengira yang terjadi adalah demam berdarah dengue. Tapi, tetap kami laporkan ke Pusat Pengendalian Penyakit karena yang kami lihat, di luar kebiasaan," kata Dr Lim Chien Chuan, seorang pekerja di klinik tersebut seperti dilansir the Strait Times.
Pada Kamis (25/8), seorang perempuan Malaysia berusia 47 tahun yang tinggal di wilayah Aljunied Crescent, didiagnosis positif terjangkit Zika. Menyusul temuan itu, Kemenkes Singapura kemudian menemukan 41 pasien terkonfirmasi mengidap virus Zika pada Ahad (28/8).
Sebanyak 34 pasien dari jumlah tersebut telah pulih dan tujuh lainnya masih dirawat di rumah sakit. Kasus Zika di Singapura bukan yang pertama kali terjadi. Pada Mei 2016, seorang warga Singapura terinfeksi virus Zika setelah melakukan perjalanan bisnis ke Sao Paolo, Brasil.
Zika mulai mewabah di Brasil pada awal 2015. Dari Brasil, virus kemudian menyebar ke berbagai negara di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Sebanyak 36 negara, termasuk Singapura, sejauh ini termasuk wilayah berisiko tinggi penularan Zika. Virus itu telah terdeteksi di 56 negara.
Kartu Siaga
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohamad Subuh, menyatakan, Kemenkes akan membagikan ribuan kartu siaga sehat bagi WNI, yang menempuh perjalanan dari Singapura. Pembagian kartu rencananya dilakukan di pintu masuk bandara dan pelabuhan.
Lewat kartu itu, masyarakat mendapat penjelasan tentang masa inkubasi virus Zika. Kartu juga menjelaskan tata cara deteksi dini jika individu tertular Zika. "Apabila yang bersangkutan baru pulang dari Singapura, lalu menderita demam dengan karakteristik demam tinggi, ada ruam-ruan pada kulit, segera lapor ke fasilitas kesehatan terdekat. Kartu wajib dibawa ketika melapor ke RS atau puskesmas," ujar Subuh di Gedung Kemenkes, kemarin.
Subuh menambahkan, pembagian kartu akan dilakukan secepatnya. Kemenkes juga akan mencetak kartu dalam jumlah tak terbatas, untuk mengantisipasi penularan secara jangka panjang.
Sejak Senin (29/8) pagi, Kemenkes memberikan imbauan meningkatkan kewaspadaan kepada semua petugas kesehatan di sarana kesehatan, yang berada di pintu masuk Singapura-Indonesia. Mereka diminta memantau kemungkinan penularan virus Zika lewat WNI, yang baru saja pulang dari Singapura. rep: Halimatus Sa'diyah, Dian Erika Nugraheny, ed: Fitriyan Zamzami
***
LALU LINTAS KUNJUNGAN
Pengunjung Singapura ke Indonesia (2015): 1,5 juta orang
Rata-rata per Hari: 7.500 orang
Pengunjung Indonesia ke Singapura (2015): 2,7 juta orang
Rata-rata per Hari: 4.100 orang
Sumber: Kementerian Pariwisata Singapura dan Indonesia
GEJALA TERJANGKIT ZIKA
- Demam sedang
- Ruam dan gatal di kulit
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Pusing kepala
- Mata memerah
- Pedih di belakang mata
- Muntah-muntah
Sumber: Badan Kesehatan Dunia (WHO)