Sabtu 07 Jan 2017 18:00 WIB

Polisi Periksa Pemilik KM Zahro Express

Red:

JAKARTA -- Penyidik Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Metro Jaya memeriksa pemilik Kapal Motor (KM) Zahro Express, Yodi Mutiara Prima, terkait kebakaran kapal yang menewaskan 24 orang. Direktur Polair Polda Metro Jaya, Kombes Hero Hendrianto, membenarkan pemeriksaan itu. Hero mengungkapkan, penyidik menelusuri pemeliharaan KM Zahro Express selama beroperasi melayani wisatawan ke Kepulauan Seribu. Hanya saja, ia tidak bisa menyampaikan materi pemeriksaan terhadap Yodi. "Yang bersangkutan memenuhi panggilan," katanya, Jumat (6/1).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, menyatakan, penyidik hingga kini masih menunggu hasil Laboratorium Forensik Bareskrim Polri untuk mengetahui penyebab terbakarnya KM Zahro Express. Pihaknya tidak mau berandai-andai dan meminta masyarakat bersabar menanti hasil uji laborarotium. "Labfor yang akan menganalisis masalah kapal itu. Nanti teknis akan diberitahukan, diteliti bagaimana kapal itu bisa dibakar," ujar Argo.

Penyidik Ditpolair Polda Metro Jaya telah menetapkan tersangka terhadap nakhoda KM Zahro Express, Mohammad Nali. KM Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar di sekitar Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada Ahad (1/1) sekitar pukul 08.30 WIB. Kapal yang mengangkut ratusan penumpang itu terbakar setelah berlayar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke.

Anggota Komisi V DPR, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, mendesak Kementerian Perhubungan segera melakukan investigasi yang mendalam dan menyeluruh sehingga kasus kebakaran kapal penumpang Zahro Express benar-benar bisa dituntaskan. Neng Eem mengatakan, penuntasan kasus tersebut penting sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi pemerintah dalam menyelenggarakan angkutan perhubungan laut yang benar-benar mengutamakan faktor keselamatan.

Politikus PKB tersebut menegaskan, kasus itu perlu dijadikan momentum perbaikan pengelolaan angkutan laut nasional, terutama mengingat salah satu program andalan Presiden Joko Widodo adalah pencanangan terwujudnya tol laut. Neng mengkhawatirkan, apabila tidak ada penuntasan yang disertai dengan pembenahan serta perbaikan yang menyeluruh, ke depannya tingkat kepercayaan terhadap angkutan perhubungan laut juga dapat berkurang.

Dia menyoroti, manifes yang tidak sesuai jumlah penumpang sesungguhnya dan kapal yang memiliki sertifikasi kelayakan, tetapi tidak dilengkapi dengan fasilitas keselamatan yang memadai. "Yang masih sering lalai selalu soal manifes dan ketersediaan instrumen keselamatan. Setiap kecelakaan kapal, sering terjadi manifes yang tidak sesuai," ujarnya.

Teridentifikasi semua

Setelah lima hari melakukan proses identifikasi terhadap korban terbakarnya KM Zahro Express, tim DVI Mabes Polri akhirnya dapat mengidentifikasi seluruh korban tewas yang ada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Humas Rumah Sakit Polri, Kombes Luh Ike Kristiani, mengatakan, tim DVI telah bekerja semaksimal mungkin dengan menghubungi pihak keluarga. Dengan begitu, data-data korban yang mengalami luka bakar 100 persen dapat teridentifikasi. "Selama hari ini, menghubungi keluarga mendapatkan data-data. Sudah habis teridentifikasi semua, terakhir ini bernama Arfiana dan Eti Kurniati," ujar Ike, kemarin.

Ike menuturkan, Arfian merupakan seorang baby sitter yang ikut dengan majikannya dalam kapal wisata tersebut. Sedangkan, Eti belum diketahui pekerjaan sehari-harinya. Dengan begitu, kata dia, ke-23 korban sudah terindetifikasi dan bisa diambil keluarganya masing-masing. "Yang terakhir ini teridentifikasi dari gigi dan DNA. Keluarga masih dalam perjalanan ke sini," kata Ike.     rep: Muhyiddin, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement