JAKARTA -- PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berhasil meraih kinerja yang baik selama kuartal I 2014. Hal itu ditandai dengan naiknya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan perolehan laba bersih.
"Kuartal I tahun 2014, produksi TBS kami mencapai 211.600 ton, meningkat sekitar 24 persen jika dibandingkan produksi pada priode yang sama tahun 2013 sebesar 175.290 ton," ungkap Direktur Utama PT SSMS Rimbun Situmorang di Jakarta, pekan lalu.
Ia menambahkan, laba bersih Perseroan pada priode yang sama juga meningkat signifikan. "Laba PT SSMS mencapai Rp 196,2 miliar, naik hampir 32 persen jika dibandingkan dengan pencapaian kuartal I tahun 2013 sebesar Rp 148,8 miliar," ujarnya.
Dengan capaian-capaian positif tersebut, Rimbun optimistis PT SSMS akan mampu melampaui target-target kinerjanya. Salah satunya adalah target laba. "Kami yakin, pada 2014 Perseroan mampu meraih laba bersih Rp 708 miliar," tuturnya.
Optimisme tersebut tentunya bukan tanpa alasan. "Pada kuartal I laba bersih sudah mencapai 28 persen dari target yang ditetapkan. Kami optimistis melampaui target laba bersih dengan catatan tidak ada gangguan dan harga jual produk tetap stabil," tegasnya.
Ia menyebutkan, salah satu upaya untuk mencapai target pencapai laba bersih tersebut adalah meningkatkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) menjadi 260 ribu ton. "Hal itu secara signifikan akan meningkatkan nilai penjualan hingga mencapai Rp 2,1 triliun pada 2014 ini," ujarnya.
Selain itu, kata Rimbun, manajemen Perseroan juga akan secara bertahap merealisasikan rencana penanaman baru. Saat ini, Perseroan mengelola lahan seluas 78 ribu hektare (ha) lebih. Seluruhnya berada di Kalimantan. Sebarannya, sebagai berikut; kebun yang sudah ditanami seluas 43.223 ha, sedangkan potensi yang belum tertanam seluas 41.089 ha.
"Rencana penanaman baru ini kami realisasikan dalam rangka memperkuat fundamental bisnis Perseroan. Strategi kami adalah menambah area tertanam antara 5.000 ha hingga 5.500 ha per tahun," paparnya.
Investasi tanam baru tersebut mencapai sekitar 6.000 dolar AS per ha yang disebar selama tiga tahun. "Sumber pembiayaannya sudah cukup dari internal kas Perseroan,".
Rimbun menjelaskan, optimalisasi penggunaan dana hasil penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO) pada 2013 telah memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya Perseroan dalam memperkuat fundamental bisnis.
ed:irwan kelana