Selasa 03 Jan 2017 17:15 WIB

Yang akan Bertahan dan Hilang

Red:

Hari-hari pertama pada 2017 sudah datang. Tahun berganti menyebabkan teknologi turut pula berkembang. Masing-masing perusahaan pengembang teknologi global pun berlomba-lomba merilis inovasi yang akan mereka hadirkan pada tahun yang baru. Salah satunya, Elon Musk, yang meyakini bahwa tahun ini akan menjadi era baru bagi mobil pintar.

Sementara, dari dunia ponsel, beberapa temuan akan membuat pasar dunia ponsel lebih berwarna dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin saja tahun ini akan menjadi era bagi ponsel pintar lipat. Pabrikan asal Korea Selatan, Samsung, sudah mulai memperkenalkan ponsel pintar lentur sehingga bisa dilipat dalam beberapa kesempatan di media, sejak akhir 2016. Tahun ini juga diprediksi sebagai era ponsel pintar berfitur iris scanner.

 

Belum banyak ponsel pintar yang menaruh pemindai retina sebagai sistem keamanan. Iris scanner pada ponsel menjadi lapisan keamanan paling tinggi setelah /fingerprint yang telah lebih dulu hadir. "Ketepatannya mencapai 10 kali lipat dari fingerprint," kata Founder Komunitas Gadget Indonesia Gadtorade Lucky Sebastian.

Identifikasi pemindai retina mata tergolong teknologi yang cukup unik. Hal tersebut menjadi nilai tambah terbesar bagi ponsel pintar perihal keamanan. Sebenarnya fitur fingerprint memang sudah cukup sebagai sistem keamanan sebuah ponsel. Tetapi, iris scanner akan membuat pengguna lebih aman dan mudah.

Misalnya, saat jari tangan basah atau berminyak setelah memasak, tentu fitur fingerprint agak susah digunakan. Iris scanner bisa menjadi penggantinya.

Pengguna cukup mendekatkan mata ke bagian kamera. Hanya dalam waktu kurang dari tiga detik, ponsel akan terbuka dari security system dan langsung bisa dioperasikan.

Ke depannya, jenis-jenis trik kamera juga semakin beragam. Ponsel pintar pada masa depan juga akan mendukung perkembangan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Bahkan, pengguna ponsel pintar tidak perlu lagi memakai alat bantu semacam kacamata atau sejenisnya untuk menikmati konten tersebut.

Dari sisi aplikasi, pengguna akan tetap memberikan tempat pada media sosial. Selama ini, netizen memang sangat mementingkan wadah untuk berekspresi dan media sosial menjadi tempat yang tepat.

Aplikasi sejenis Snapchat akan tetap mendapat tempat. Sebab, fitur-fitur menyenangkan akan terus menjadi konsumsi publik. Ditambah pula Snapchat mendukung kreativitas penggunanya.

Pada tahun yang baru, aplikasi streaming musik dan video juga akan terus meningkat. Terutama bila menawarkan harga murah dengan kualitas akses yang mewah.

Aplikasi ponsel mendengarkan musik berjalan di atas koneksi internet memang menjamur. Berdasarkan data yang telah diolah Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), sebanyak 35,5 persen atau sekitar 46 juta dari pengguna internet di Indonesia melakukan streaming musik.

Data terakhir McKinsey memaparkan, pendapatan musik digital di Asia tumbuh lebih cepat dari industri musik secara global. Industri musik digital di Asia tumbuh sebesar 8,8 persen per tahun dengan prediksi tumbuh 15 persen pada 2020 mendatang.

McKinsey mencatat, pada awal 2011 pendapatan unduh lagu 72 persen lebih tinggi dibandingkan musik digital. Tetapi, tahun lalu rasio tersebut berubah menjadi 43 persen untul musik digital. "Pola konsumsi musik digital akan terus berpotensi membesar," kata Senior Director Tencent for Joox, Benny Ho.

Itu sebabnya para pembuat aplikasi musik streaming berlomba-lomba memperkuat fitur dalam platform. Joox pun mencoba memahami pasar dengan memberikan sentuhan berbeda bagi para pengguna. Tak hanya mendengarkan musik, tapi pengguna juga bisa menonton klip video musik.

Bahkan, ada pula fitur lirik lagu yang bisa dikombinasikan dengan latar belakang gambar favorit pelanggan. Kemudian, apabila menyukai lirik di bagian tertentu dalam sebuah lagu, pengguna bisa membingkainya kemudian dibagikan ke media sosial.

Era baru komunikasi suara

Teknologi telekomunikasi 4G LTE mulai menyerap layanan voice over LTE (VoLTE) tahun lalu. Tetapi, layanan ini baru diperkenalkan dunia sekitar tiga tahun lalu.

Perusahaan telekomunikasi Singtel asal Singapura menjadi pencetus layanan tersebut dan berkolaborasi bersama beberapa ponsel pintar. Amerika Serikat (AS) juga menyambut baik VoLTE melalui perangkat Iphone 6s milik Apple.

Seolah tidak ingin berlama-lama, Smartfren segera membawa layanan tersebut ke Indonesia. Melalui jaringan luas dan cepat miliknya, Smartfren ingin mempermudah dan mengedepankan jaringan 4G LTE yang sudah diterapkan sejak lama.

VoLTE merupakan layanan dalam teknologi jaringan LTE Advanced. Bentuk layanannya hampir sama ketika melakukan panggilan telepon. Bedanya, VoLTE memanfaatkan akses data saat melakukan panggilan.

Dalam menyimpan data suara, VoLTE menggunakan IP multimedia subsystem (IMS). Data suara yang ada kemudian akan tersimpan dalam based IMS.

Kelebihan layanan data suara ini berbeda ketika melakukan panggilan dari platform messenger, seperti Whatsapp call. Nyaris tidak ada cacat atau jeda saat dua orang pengguna ponsel pintar melakukan panggilan data suara tersebut.

VoLTE memberikan kecepatan penyampaian data suara tiga kali lebih besar daripada jaringan 3G. Meski suara disampaikan dan disimpan melalui jaringan data, layanan ini tetap tidak memakan bandwith yang besar. Bahkan, lebih kecil dari layanan voice lainnya. Selain di Singapura dan AS, beberapa negara lain telah mengadaptasi teknologi VoLTE. Cina dan Korea Selatan bahkan telah mengedepankan layanan yang satu ini agar bisa diadaptasi oleh semua operator jaringan di negaranya masing-masing.

Di Indonesia, Smartfren bisa dikatakan sebagai pionir dan pembawa layanan LTE Advanced ini untuk pertama kalinya. Jaringan Smartfren cukup luas dan cepat dengan mengedepankan mobile data access sebagai kekuatan.

Membawa teknokogi VoLTE ke Indonesia memang tidak mudah. Perlu dukungan jaringan kuat dan perangkat. Tetapi, teknologi VoLTE akan menjadi tren dalam beberapa tahun ke depan, termasuk di Indonesia. "Kami memudahkan konsumen dalam menyokong ketersediaan perangkat pendukung VoLTE," kata Head of Network Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo.

Smartfren resmi meluncurkan seri R2 dan E2 sebagai Andromax pertama yang memiliki kemampuan VoLTE, beberapa waktu lalu di Jakarta. Meski demikian, Smartfren tak lupa dan meninggalkan perangkat 4G yang sudah rilis terlebih dahulu. Ke depannya, handset dengan layanan 4G LTE Advanced bisa digunakan untuk menikmati fasilitas VoLTE. ed: Setyanividita Livikacansera

***

What's In?

1. Samsung

Laman Businessinsider.com mengabarkan, Samsung Galaxy S8 akan lahir tahun ini. Tampaknya Samsung ingin segera mengambil kesempatan untuk memulihkan diri dari kejadian ledakan Note 7.

Seri Galaxy S merupakan salah satu flagship Samsung. Rencananya Galaxy S8 akan dirilis pada musim semi nanti. Tidak hanya itu, kali ini Samsung akan membawa asisten pribadi menyerupai Siri ke dalam ponsel.

2. Apple

Apple juga berencana merilis inovasi produk terbaru melalui Ipad dan Imac. Kali ini Ipad akan dibuat dengan layar berukuran baru. Bahkan, Apple merilisnya bersama dengan stylus atau pena elektrik. Kemudian Imac juga akan hadir dengan layar beresolusi supertinggi. Pengguna akan bisa menggunakan port USB-C yang belum ditemukan pada perangkat PC lain.

Kemudian, Iphone 8 juga lahir tahun ini. Beberapa teknologi akan ditambahkan, termasuk dalam hal ukuran layar, hingga LED organik.

3. Microsoft

Kurang mendapat perhatian publik dengan Windows Phone, Microsoft mulai membuat Surface Pro sebagai produk flagship-nya. Tahun ini, Surface Pro akan tampil lebih mewah. Bahkan, Microsoft juga akan merilis Surface Book 2 di tahun yang sama. Selain itu, Microsoft juga sudah menyiapkan kacamata VR yang bisa beroperasi dengan Windows 10. Diperkirakan harganya hanya sekitar 299 dolar AS, jauh lebih murah daripada pemain utama di teknologi VR, Oculus Rift.

What's Out?

1. Baterai

Laman Financialpost.com menyebutkan, dunia segera mengucapkan selamat tinggal pada teknologi baterai litium. Penggunaan litium pertama kali dibuat sebagai industri komersial oleh Sony pada 1991 silam.

Namun, dalam beberapa tahun ke depan, litium tak akan digunakan lagi sebagai bahan pembuat baterai. Beberapa peneliti menemukan material lain, yakni sulfur ion yang memiliki kekuatan berkali-kali lipat dari litium. Sulfur ion atau sion tersebut rencananya akan dikembangkan dan dibuat secara komersial mulai tahun ini.

2. Mailbox

Situs Techworld.com mengabarkan, generasi Mailbox sudah resmi punah tahun ini. Perusahaan pengembang teknologi kini tidak lagi menggunakan mailbox dan beralih ke platform cloud. Tahun lalu beberapa e-mail sudah memperkenalkan Dropbox secara resmi. Pengguna e-mail kini akan menyimpan data-datanya di dalam awan, tidak lagi menggunakan boks. rep: Nora Azizah ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement