Jumat 23 May 2014 13:51 WIB

AS Pertimbangkan Beri Sanksi ke Venezuela

Red:

oleh:Lida Puspaningtyas/ reuters --MEKSIKO — Kekecewaan Pemerintahan Amerika Serikat terhadap Venezuela semakin menjadi. AS pun mengaku mulai kehilangan kesabaran. Pemerintah Venezuela dianggap gagal mengarahkan krisis politik ke arah yang lebih baik.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry meminta Presiden Nicholas Maduro untuk kembali membuka jalan negosiasi dengan oposisi. Sebelumnya, kedua pihak bertikai telah berdiskusi. Namun, kesepakatan runtuh karena masalah pelepasan tahanan politik.

Dalam kunjungannya ke Meksiko, Kerry mengatakan, AS masih mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi buat Venezuela. Namun, ia berharap hal tersebut tidak diperlukan. Tergantung sejauh mana kebijakan Venezuela ke depan.

''Kita berharap tidak perlu ada sanksi. Semoga kita bisa bergerak menuju rekonsiliasi dan maju dalam politik,'' kata Kerry dalam konferensi pers di Meksiko seperti dikutip the Washington Post, Rabu (21/5).  

Kongres AS hingga kini masih mendiskusikan kemungkinan pemberian sanksi kepada Venezuela. ''Kekuatan itu ada di tangan pemerintah dan pemerintah harus menggunakannya sebagai tanggung jawab membuat kondisi yang stabil dan maju di Venezuela.'' 

Maduro pekan ini sempat mengatakan, pemungutan suara Komite Senat Hubungan Luar Negeri AS untuk memberlakukan larangan visa dan membekukan aset pejabat Venezuela sebagai sesuatu yang 'menjijikkan'.

Akibat krisis politik, setidaknya 42 orang dari kedua kubu telah tewas dalam aksi protes di jalanan. Sekitar 3.000 orang telah ditangkap sejak gelombang protes antipemerintah dimulai pada Februari.

Sejak awal, pemerintahan Maduro menganggap AS berada di balik kekacauan krisis Venezuela. ''Ini adalah bagian dari rencana AS untuk mengusir saya dan mengakhiri program reformasi sosial Venezuela,'' kata Maduro.

Kerry mengatakan, negara tetangga Venezuela, termasuk AS, sangat khawatir dengan menurunnya stabilitas di negara tersebut. Ia juga mengkritik kegagalan total pemerintah dalam mengusahakan pembicaraan damai.

Negosiasi sempat dimediasi oleh Gereja Katolik Roman Venezuela dan organisasi kawasan, Unasur. Pada Selasa, para menteri luar negeri Unasur telah meninggalkan Karakas dan meminta dua kubu menentukan tanggal untuk pembicaraan selanjutnya.

Kelompok oposisi utama pemerintah, Partai Demokrat Unity Alliance (MUD), menarik diri dari pembicaraan pada pekan lalu setelah pemerintah menolak melepaskan lebih dari 200 orang tahanan. Mereka adalah anggota oposisi yang ditangkap saat bentrok dengan polisi di Karakas pada awal Mei.

Oposisi menyalahkan pemerintah sosialis Maduro dan pendahulunya, Hugo Chavez, atas krisis ekonomi Venezuela yang memburuk. Termasuk, dalam hal penurunan produksi minyak nasional. Kerry tiba di Mexico City pada Rabu pagi untuk kunjungan kenegaraan.  ed: teguh firmansyah

sumber : http://pusatdata.republika.co.id/detail.asp?id=737788
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement