Senin 02 Jun 2014 15:00 WIB

Pro-Rusia Tewas Saat Kumpulkan Jasad

Red:

oleh:Lida Puspaningtyas -- DONETSK — Bandara internasional Donetsk menjadi mimpi buruk bagi pembelot pro-Rusia. Enam anggota separatis kembali tewas di dekat bandara tersebut.

Pemimpin separatis Denis Pushlihin mengatakan, mereka meregang nyawa ketika mencoba mengumpulkan mayat kawan-kawannya yang tewas dalam pertempuran awal pekan lalu.

“Mereka tewas ketika mencoba mengambil mayat rekan yang bertempur untuk mengambil alih bandara,” kata Pushlihin kepada Reuters melalui sambungan telepon, Sabtu (31/5). 

Ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai kronologis kematian enam anggotanya. Hanya saja, ia menjelaskan keenam milisi itu tewas pada Jumat. 

Pasukan Ukraina kembali menguasai Bandara Donetsk pada Senin pekan kemarin dalam pertempuran yang menewaskan lebih dari 50 orang anggota separatis. Militer Ukraina menggempur dengan menggunakan pesawat udara.

Meskipun pertempuran telah mereda pada Sabtu, aktivitas di bandara internasional tersebut belum berjalan seperti biasa.

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk (RRD), seperti dikutip kantor berita Interfax, meminta Palang Merah Internasional membantu menangani mayat-mayat di bandara.

Donetsk merupakan kota tempat kelahiran presiden Ukraina pro-Moskow tersingkirm Victor Yanukovyh. Setelah Yanukovych jatuh, wilayah di sebelah timur tersebut bergejolak. Para pembelot di Donetsk menyatakan keluar dari Ukraina.

Di pusat kota Donetsk, dilaporkan setidaknya 1.000 orang melakukan demonstrasi di alun-alun Lenin, akhir pekan lalu. Mereka mengibarkan bendera Rusia dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melindungi mereka dari militer Ukraina.

“Aku tidak punya pilihan selain membuat Donbass (Donetsk) menjadi bagian Rusia,” kata Alexander Boroday, perdana menteri RRD. Donbass merupakan daerah industri Ukraina, terutama dalam bidang tambang dan metal.

Selain itu, jauh dari pusat kota, separatis lain membangun dua barikade baru semalaman untuk bertahan dari serangan. Barikade dibangun oleh miliarder berpengaruh di Ukraina, Rinat Akhmetov. Barikade juga dijaga pasukan bersenjata dari batalion militer Vostok pro Rusia.

Di sisi lain, Rusia terus menekan Ukraina di bidang energi. Rusia mengancam akan mulai memotong pasokan gas alam ke Ukraina pada Selasa mendatang.

Para pemimpin Rusia siap menghentikan aliran gas dan mengguncang ekonomi negara yang kini dipimpin oleh Petro Poroshenko tersebut.

Utang gas Ukraina terhadap Rusia telah mencapai 5,2 miliar dolar AS pada akhir Mei. Rusia ingin setidaknya Pemerintah Ukraina membayar setengahnya.jumat lalu,Ukraina mengatakan sanggup membayar 786 juta dolar AS terlebih dahulu. ed: teguh firmansyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement