Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Iran Konversi Stok Nuklir

Red:

WINA — Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan Iran telah memenuhi ketentuan dalam kesepakatan nuklir sementara yang dibuat dengan enam negara berpengaruh dunia.

Iran telah mengonversi semua stok pengayaan uraniumnya yang paling dekat dengan level bahan pembuatan bom atom. Sejumlah sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Iran pun akan berkurang.

Kesepakatan untuk memangkas stok pengayaan uranium Iran yang berada pada level 20 persen telah disetujui pada November tahun lalu. Sebelum kesepakatan itu disetujui, Iran memiliki 200 kilogram stok uranium di level 20 persen. 

Para ahli mengatakan, level 20 persen dapat dengan mudah dikonversikan menjadi senjata nuklir. Jumlah 200 kilogram itu hampir cukup satu hulu ledak nuklir. 

"Semua telah dikonversikan atau dicairkan ke tingkat aman. Iran juga mematuhi semua komitmen dengan baik," tulis IAEA dalam laporannya, seperti dikutip Associated Press.

Dengan pengonversian itu, AS akan mencairkan sejumlah dana yang dibekukan sebesar 550 juta dolar AS. Dana itu merupakan pencairan terakhir dari komitmen yang diberikan Paman Sam sebesar 4,2 miliar dolar AS dalam periode waktu enam bulan.

Uang akan diberikan jika Iran menjalankan komitmennya berdasarkan perjanjian Jenewa tahun lalu. Jumlah dana itu masih kecil dibandingkan total uang yang dibekukan mencapai 100 miliar dolar AS. Keberhasilan Iran mengonversi stok uraniumnya ke tingkat lebih aman merupakan sinyal baik untuk melanjutkan perundingan ke depan.

Negosiasi antara Iran dan enam negara berpengaruh dunia, yakni AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman, tak berhasil memperoleh kata final meski sudah sampai tenggat waktu 20 Juli 2014.

Mereka gagal mencari solusi fina, seperti diamanahkan dalam persetujuan Jenewa antara kedua pihak pada 24 November 2013. 

Kedua pihak setuju melanjutkan perundingan empat bulan ke depan. Iran akan menerima 280 juta dolar AS selama masa perpanjangan perundingan bila terus menjalankan kesepakatan.

Jerman yang merupakan salah satu negara utama, memperingatkan perpanjangan pembicaraan ini mungkin menjadi kesempatan terakhir bagi Iran untuk meraih solusi perdamaian.

"Beberapa bulan sampai dengan November ini bisa jadi merupakan kesempatan terbaik dan terakhir Iran untuk mengakhiri perselisihan nuklir ini secara damai," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier. "Iran harus menjawab semua keraguan tentang program nuklirnya yang ditujukan buat perdamaian."

Seorang diplomat Barat mengatakan, terdapat beberapa kemajuan yang berhasil dicapai dalam pembahasan selama hampir tiga pekan kemarin di Wina. Tapi, ada perbedaan pandangan yang belum dapat dijembatani. "Kami tidak bisa menerima bahwa Iran masih melakukan pengayaan di tingkat saat ini," katanya.

Enam negara kuat dunia menginginkan Iran terus menurunkan program pengayaan uraniumnya untuk meyakinkan komitmen Teheran tidak memproduksi bom nuklir.  Berdasarkan kesepakatan nuklir di Jenewa, Iran hanya boleh memproduksi sampai lima persen.

Iran menekankan, pengayaan uranium yang dilakukannya hanya untuk tujuan damai, termasuk untuk pembangkit listrik dan pengembangan dunia kedokteran. Sebelumnya, Teheran menggambarkan, tingkat kemurnian 20 persen dibutuhkan untuk reaktor penelitian medis. Sedangkan, untuk membuat suatu bom nuklir, dibutuhkan tingkat kemurnian hingga 90 persen.

Komunitas internasional, khususnya AS, belum sepenuhnya memercayai Iran. Iran dianggap tidak terbuka saat pengawas PBB memeriksa program nuklirnya. rep: c66/reuters  ed: teguh firmansyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement