Selasa 05 Aug 2014 15:00 WIB

ISIS Paksa Yazidi Mengungsi

Red:

BAGHDAD — Ribuan warga minoritas Irak Yazidi terpaksa melarikan diri setelah kota mereka dikuasai oleh kelompok radikal Suni, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Ahad (3/8).

Seperti dikutip Alarabiya, Senin (4/8), juru bicara komunitas tersebut, Jawhar Ali Begg, mengatakan, hampir 40 ribu warga Yazidi telah meninggalkan rumah mereka di Kota Sinjar dan Zumar, utara Irak. Mereka berusaha menyelamatkan diri mencari perlindungan di wilayah Kurdi.

Menurut Ali Begg, para militan mengultimatum warga Yazidi untuk berpindah agama ke Islam atau membayar pajak. "Mereka diberi pilihan untuk berpindah agama, membayar pajak, atau meninggalkan rumah mereka. Jika tidak, mereka akan dibunuh oleh para militan ISIS," ujarnya.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Tahta Aidilla

ISIS

Begg juga mengatakan bahwa ribuan warga Yazidi tewas dalam pembantaian oleh kelompok yang telah berganti nama menjadi Negara Islam (IS) itu. Minoritas Yazidi mengikuti agama nenek moyang mereka yang berpaham Zoroastrianisme.

Sebelumnya, ISIS memaksa umat Kristen keluar dari Kota Mosul, utara Irak. Sama seperti Yazidi, ISIS memperingatkan agar warga Kristen memeluk Islam atau membayar pajak. Jika tidak, mereka terancam dibunuh. Di Mosul, ISIS juga menghancurkan situs-situs bersejarah yang dianggap berbau syirik.

ISIS telah menguasai sejumlah kota penting yang terbentang di perbatasan Irak dan Suriah. Mereka mendeklarasikan khilafah sendiri dan menyeru umat Islam di seluruh dunia bergabung. Namun, ajakan ISIS itu mendapat penentangan dari ulama. Kalangan ulama di Arab menilai gerakan ISIS tak sesuai dengan ajaran Islam.

Seperti dilansir BBC, PBB memperingatkan melonjaknya jumlah warga Irak yang mengungsi setelah militan Irak merebut sejumlah kota di utara Irak. Jumlah warga yang mengungsi pun tercatat menyentuh angka 200 ribu orang.

Wakil khusus Irak untuk PBB, Nickolay Mladenov, mengatakan bahwa tragedi kemanusian kini tengah berlangsung di Sinjar. "PBB memiliki keprihatinan serius untuk keselamatan fisik warga sipil ini," katanya. "Situasi kemanusiaan warga sipil ini dilaporkan sangat menakutkan dan mereka dalam situasi darurat membutuhkan barang kebutuhan dasar termasuk makanan, air, dan obat-obatan."

PBB mengatakan, kebanyakan warga yang melarikan diri berada di wilayah terbuka di pegunungan di dekat kota Sinjar. Kota tersebut merupakan rumah bagi komunitas besar Kurdi Yazidi. Bahkan, dua tempat suci Yazidi pun dilaporkan telah dihancurkan.

ISIS menguasai Kota Zumar dan Sinjar setelah terlebih dahulu memukul mundur pasukan Kurdi. Seperti dikutip Reuters, ini merupakan pertama kalinya ISIS berhasil memukul pasukan Kurdi, Peshmerga. Tak hanya dua kota tersebut, saksi mata dan pejabat Kurdi mengungkapkan, ISIS berhasil menguasai Kota Wana, dekat Bendungan Mosul.

Pengendalian atas bendungan tersebut dapat membuat ISIS mampu membanjiri kota-kota utama. Bendungan tersebut merupakan terbesar di Irak dan menghasilkan listrik bagi wilayah Mosul. Dalam pernyataan di situsnya, ISIS mengatakan, anggotanya menewaskan puluhan tentara Kurdi dalam pertempuran selama 24 jam. Sebelum akhirnya menguasai Kota Zumar dan 12 desa.

"Ratusan orang melarikan diri meninggalkan kendaraan dan senjata serta amunisi. Saudara kita telah menguasai banyak wilayah," ujar ISIS dalam pernyataannya. ISIS menjelaskan, para pejuang datang dari segitiga perbatasan, yakni Irak, Suriah, dan Turki.

Zumar merupakan pos Kurdi di barat laut Mosul yang sejatinya di bawah kontrol pemerintah pusat. Hanya saja diambil alih oleh Peshmerga pada Juni.

Para militan ISIS memulai serangan pada 9 Juni silam dengan merebut Kota Mosul, kota terbesar kedua Irak. Kelompok ini juga berhasil menguasai sejumlah kota penting di bagian barat. Mereka kini mengincar Kota Baghdad.

Begitu mudahnya ISIS merebut kota-kota di utara tak terlepas dari lemahnya pemerintahan Syiah yang digawangi oleh Perdana Menteri (PM) Nuri Maliki. PM Maliki yang terus berusaha meraih jabatan paruh ketiganya dianggap bersikap diskriminatif terhadap minoritas Suni. Tindakan ini turut memicu aksi-aksi teror terhadap komunitas Syiah di negara itu.

Di selatan, pejabat militer mengatakan pertempuran antara pasukan Irak dan kelompok radikal Suni masih berlanjut di dekat kkota Jufr al-Sakhar. Militer Irak menyebutkan telah melakukan sejumlah serangan udara terhadap militan di pusat kota. Kota tersebut  dikuasai oleh militan pada pekan lalu.

rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement