REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN — Nyawa dibalas nyawa. Prinsip itulah yang dipakai Yordania setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeksekusi pilot Muath Kasasbeh dengan cara dibakar.
Yordania membuktikan janjinya membalas tindakan keras ISIS itu dengan mengeksekusi dua tahanan Alqaidah. Satu tawanan di antaranya, yakni Sajida al-Rishawi, perempuan Irak yang terlibat dalam rangkaian aksi bom bunuh diri di ibu kota Amman pada 2005. Serangan itu menewaskan 60 orang.
ISIS dalam tuntutannya pekan lalu meminta Yordania agar membebaskan al-Rishawi. Mereka pun bersedia untuk menukarkan al-Rishawi dengan Kenji Goto, tahanan Jepang yang disandera oleh ISIS. Jika tuntutan ini tak dipenuhi, ISIS mengancam akan membunuh Goto dan Muath Kasasbeh.
Hingga batas waktu terakhir, tidak ada kesepakatan yang dicapai antara ISIS dan Pemerintah Jepang dan Yordania. Goto pun telah dieksekusi akhir pekan lalu.
Juru bicara pemerintah Mohammed al-Momani mengatakan, Yordania mengeksekusi dua tahanan Alqaidah pada Rabu (4/2) sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Kebijakan ini diambil sebagai balasan tindakan kejam ISIS terhadap Muath.
Sajida al-Rishawi dieksekusi dengan cara digantung. Seorang tahanan lain yang juga dieksekusi, yakni Zaid al-Karbouly. Ia divonis hukuman mati pada 2008 atas tuduhan merencanakan serangan teror di Yordania dari Irak.
Pelaksanaan hukuman berlangsung di penjara Swaqa sekitar 80 kilometer selatan, Amman. Saat matahari terbit, dua ambulans yang membawa jasad al-Rishawi dan al-Karbouly melaju pergi meninggalkan penjara dengan pengawalan keamanan.
Pada Selasa (3/2), ISIS merilis sebuah video yang menunjukkan pria mirip Muath dibakar hidup-hidup di dalam sebuah kandang. Muath ditahan oleh ISIS setelah pesawat tempurnya jatuh di Suriah pada Desember 2014. Seorang aktivis Suriah mengatakan, di ibu kota ISIS di Raqaa, para militan terlihat senang mempermainkan kematian Kasasbeh.
Aksi tersebut mengundang reaksi keras di Yordania. Al-Momani mengatakan, Yordania akan meningkatkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah.
Juru bicara militer Kolonel Mamdouh al-Ameri dalam sebuah pernyataan sebelumnya telah mengonfirmasi kematian al-Kasasbeh. "Balas dendam akan sama dahsyatnya dengan musibah yang melanda Yordania," kata al-Ameri.
Di Washington, Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Barack Obama menegaskan aksi ISIS merupakan pembunuhan keji. Raja Abdullah dalam sebuah pernyataan mengatakan, pembunuhan pilot Yordania itu merupakan tindakan teror pengecut oleh kelompok menyimpang yang tak ada hubungannya dengan Islam.
Sebelum pertemuannya dengan Abdullah, Obama berjanji kematian pilot Yordania ini kian membulatkan tekad perlawanan terhadap ISIS. Obama juga memuji Kasasbeh atas keberaniannya dan mengatakan pilot tersebut di barisan depan dalam melawan ISIS.
Eksekusi terhadap Muath Kasasbeh boleh jadi merupakan akhir dari cerita penyanderaan dua warga Jepang. Kisah pilu ini bermula ketika ISIS mengunggah video penyanderaan Kenji Goto dan Haruna Yukawa, Selasa (20/1).
Awalnya, ISIS meminta tebusan sebesar 200 juta dolar AS kepada pemerintahan di Tokyo dan memberi tenggat selama 72 jam. Hingga selesainya batas waktu, tak ada ransum yang diberikan. ISIS kemudian merilis video tentang eksekusi Yukawa. Namun, belakangan, ISIS tak lagi meminta ransum, tetapi pembebasan Sajida al-Rishawi. Muath pun dikaitkan drama tersebut.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Rabu (4/1), marah besar mengetahui Muath turut dieksekusi. Menurut Abe, aksi pembakaran ISIS terhadap Muath sangatlah keterlaluan.
Ia pun mengulangi pernyataannya bahwa Jepang tidak akan menyerah pada terorisme. "Saya merasa marah setelah mendengar bahwa pilot Yordania Muath al-Kasasbeh itu dibakar sampai mati," kata Abe di parlemen. "Ini adalah tindakan kekerasan yang sudah keterlaluan."
Abe mengatakan, dia bersimpati dengan Yordania dan menyatakan rasa solidaritasnya terhadap pemerintah dan rakyat Yordania.
Perdana Menteri (PM) Yordania Abdullah Ensour menerima panggilan telepon dari PM Mesir Ibrahim Mahla dan PM Palestina Rami al-Hamdallah yang menyampaikan belasungkawanya atas tewasnya seorang pilot Yordania, Muath Kasasbeh.
Keduanya dengan tegas mengutuk keras tindakan ISIS terhadap warga Yordania tersebut karena dinilai bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama. Kementerian Luar Negeri Suriah meminta Yordania untuk bekerja sama dengan negara itu, memerangi ISIS dan kelompok Alqaidah. Dewan Keamanan PBB juga mengecam tindakan ISIS tersebut.
rep: Gita Amandac84/reuters ed: Teguh Firmansyah