REPUBLIKA.CO.ID,
KOPENHAGEN -- Rusia mengancam akan mengarahkan peluru kendali (rudal) ke kapal perang Denmark jika negara Skandinavia itu bergabung dengan sistem pertahanan rudal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Denmark menilai, ancaman Rusia tidak dapat diterima dan tidak akan membantu tercapainya perdamaian.
Dalam wawancara harian Jyllands-Posten, Ahad (22/3), Duta Besar Rusia untuk Denmark Mikhail Vanin menyebut Denmark tidak mengerti konsekuensi jika mereka bergabung dengan program NATO tersebut.
"Kalau itu sampai terjadi, kapal perang Denmark akan menjadi target bagi rudal nuklir Rusia," kata Vanin. "Denmark akan menjadi ancaman melawan Rusia. Hubungan dengan Rusia akan kurang stabil," lanjut dia.
Menteri Luar Negeri Denmark Martin Lidegaard menilai komentar Vanin tidak dapat diterima. "Rusia tahu betul bahwa sistem pertahanan NATO tidak diarahkan kepada mereka," katanya kepada Jyllands-Posten.
Menanggapi pernyataan Vanin, juru bicara NATO Oana Lungescu mengatakan, Denmark adalah anggota terhormat NATO. NATO, katanya, akan mempertahankan seluruh anggota sekutunya dari segara ancaman.
"Kami telah menjelaskan bahwa sistem pertahanan rudal balistik NATO bukan diarahkan kepada Rusia atau negara manapun, tetapi ditujukan untuk mempertahankan diri melawan ancaman rudal. Keputusan ini dibuat sejak lama, jadi kami kaget atas pemilihan waktu dan konten pernyataan Dubes Rusia untuk Denmark saat ini," ujar Lungescu. "Pernyataan tersebut tidak menggambarkan keyakinan atau pun berkontribusi pada sikap saling memahami, perdamaian, atau pun stabilitas."
Sikap senada disampaikan Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon, Senin (23/3), saat berkunjung ke Rumania. "Rumania atau Inggris tak akan terintimidasi oleh ancaman yang ditujukan kepada organisasi atau anggotanya," ujar Fallon.
Pangkalan sistem pertahanan NATO ini rencananya akan dipusatkan di Rumania dan Polandia. Menurut Fallon, Inggris akan mengirimkan salah satu kapal perusaknya yang terbaru ke Laut Hitam.
Agustus lalu, Denmark mengatakan akan menyumbangkan kapasitas radarnya untuk sistem pertahanan ini. Sekutu NATO menyebutkan, sistem radar ini ditujukan untuk melindungi anggotanya dari peluncuran rudal dari negara-negara seperti Iran.
Salah satu panglima militer di NATO, Jenderal Udara Amerika Serikat Philip Breedlove, mengatakan, komentar Vanin adalah kampanye lanjutan terhadap negara yang bergabung dengan NATO.
"Rumania sudah mendapat ancaman kuat ketika mereka menjadi bagian (dari sistem pertahanan antirudal—Red). Polandia juga demikian dan sekarang siapa pun yang ingin bergabung dengan sistem pertahanan ini akan mendapat tekanan secara diplomatis dan politis,” ujar Breedlove. n reuters/ap ed: yeyen rostiyani