Rabu 23 Nov 2016 15:00 WIB

Gempa Guncang Jepang

Red:

 

reuters                                     

 

 

 

 

 

 

 

 

TOKYO -- Gempa besar berkekuatan 7,4 skala Richter mengguncang wilayah Jepang, Selasa (22/11) pagi. Gempa ini disusul tsunami kecil dan sempat membuat fungsi pendingin pada sebuah reaktor nuklir di Fukushima terhenti sebentar.

Namun, The US Geological Survey menyatakan, gempa bumi yang terjadi pada Selasa yang semula berkekuatan 7,3 turun menjadi 6,9 skala Richter. Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengungkapkan, pusat gempa ada di pesisir Prefektur Fukushima dengan kedalaman 10 km.

Gelombang setinggi 1,4 meter terjadi di Sendai yang berjarak 70 km arah utara Fukushima. Sedangkan, gelombang dengan ketinggian lebih rendah menghantam sejumlah pelabuhan di sepanjang wilayah pesisir. Guncangan gempa juga dirasakan oleh warga Ibu Kota Tokyo.

Ribuan penduduk segera mencari tempat-tempat lebih tinggi untuk berlindung. Tak ada laporan korban jiwa ataupun luka serius yang diderita warga akibat gempa dan tsunaimi ini yang terjadi pada pukul 05.59 waktu setempat.

Gambar di televisi memperlihatkan sejumlah kapal segera menepi menuju pelabuhan setelah ada peringatan tsunami. Peringatan JMA menyatakan, tinggi gelombang di lautan mencapai tiga meter. ''Kami melihat gelombang yang tinggi, tetapi tidak melewati benteng laut,'' kata seorang warga di Kota Iwaki kepada jaringan televisi NTV.

Sedangkan, gambar yang diambil dari udara menunjukkan gelombang tsunami mengalir ke sejumlah sungai di beberapa wilayah. Kapal-kapal pencari ikan bertahan di Pelabuhan Higashi-Matsushima sebelum JMA mencabut peringatan tsunami.

Pacific Tsunami Warning Center menurunkan level peringatan tsunami dari  warning menjadi advisory. Dalam level ini, kemungkinan tsunami di Fukushima masih bisa terjadi, tapi tidak dapat diprediksi secara pasti.

Sedangkan, di sejumlah daerah pesisir, peringatan tsunami telah dicabut. Daerah-daerah tersebut, di antaranya pantai Pasifik di Prefektur Aomori, area Kujukuri, Sotobo, dan Uchibo di Prefektur Chiba, dan di Kepulauan Izu.

Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengonfirmasi penurunan level peringatan tsunami dalam sebuah konferensi pers. Ia mengatakan, masyarakat daerah pesisir masih harus menghindari pantai dan berpindah ke tempat yang lebih tinggi.

"Warga, silakan lanjutkan evakuasi. Harap selalu mendengarkan informasi terbaru," ujar Suga, dikutip dari the Guardian. Menurutnya, penurunan level peringatan tsunami juga direkomendasikan oleh Badan Meteorologi Jepang.

Suga menuturkan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang sedang berada di Peru, langsung menghubunginya sesaat setelah mendengar bencana terjadi. Abe berpesan agar Pemerintah Jepang bisa mengambil langkah-langkah keselamatan yang memadai.

Semua pembangkit listrik bertenaga nuklir di Fukushima dimatikan. Ini dilakukan merujuk pengalaman gempa pada Maret 2011 yang merusak sistem pendingin Tokyo Electric Power Co's Fukushima Daiichi. Dampaknya, terjadi radiasi yang mengalir ke udara, tanah, dan laut.

Seorang juru bicara Tokyo Electric Power mengungkapkan, semula sistem pendingin di Fukushima Daini Plant dimatikan, tetapi tak lama kemudian dinyalakan kembali. Hanya dua reaktor yang beroperasi di Jepang. Keduanya berada di wilayah barat daya.

Tohoku Electric Power Co menyatakan, tak ada kerusakan pada pembangkit listrik bertenaga nuklir mereka di Onagawa. Sedangkan, Kyodo News melaporkan, tak ada gangguan berarti yang terjadi pada pembangkit listrik Tokai Daini di Prefektur Ibaraki.

Nissan Motor menghentikan sementara mesin di pabriknya yang berada di Fukushima, paling tidak setelah peringatan tsunami terakhir dicabut. Toyota Motor Corp menyatakan, semua pabrik mereka  di timur laut Jepang beroperasi seperti biasa. Layanan kereta api terkenal di Jepang, Shinkansen, dihentikan.

Menteri Manajamen Bencana Jun Matsumoto menjelaskan, tak ada laporan luka yang diderita warga. Gempa bumi merupakan hal yang kerap terjadi di Jepang. Jepang masuk dalam 20 persen wilayah di dunia yang mengalami gempa dengan kekuatan 6 skala Richter atau lebih.

Pada 11 Maret 2011, gempa 9 skala Richter terjadi. Ini merupakan gempa paling kuat. Tsunami yang besar membuat pembangkit listrik bertenaga nuklir Fukushima Daiichi terhenti, menyebabkan krisis nuklir terburuk setelah Chernobyl, seperempat abad sebelumnya.      rep: Fira Nursya'bani/reuters, ed: Ferry Kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement