Sabtu 07 Jan 2017 18:00 WIB

Dubes Pilihan Obama harus Mundur

Red:

WASHINGTON -- Para duta besar Amerika Serikat semasa pemerintahan Presiden Barack Obama diminta ikut lepas jabatan pada 20 Januari mendatang. Pada hari itu, Donald Trump resmi menjadi presiden pengganti Obama.

Pada Jumat (6/1), Duta Besar AS untuk Selandia Baru, Mark Gilbert, mengatakan, ia akan pulang pada hari pelantikan Trump. Menurutnya, itu adalah mandat yang dikeluarkan tim transisi Trump pada semua Dubes pilihan Obama tanpa terkecuali.

Gilbert mengatakan, mandat tersebut dikirimkan sebagai perintah Departemen Luar Negeri pada 23 Desember lalu. Dilansir Washington Post, pejabat anonim dari Deplu AS menyebut Dubes di London dan Paris termasuk yang dipanggil pulang.

Prosedur standar yang berlaku sebelumnya adalah pemerintahan Obama menyerukan pengunduran diri bubes nonkarier efektif saat penutupan jabatan Obama. Tiga pejabat Deplu mengatakan para Dubes telah memenuhinya.

Peringatan tambahan yang dikeluarkan pada 23 Desember menyebut pengunduran diri adalah keputusan final. Dalam masa transisi kepengurusan sebelumnya, sejumlah kecil dubes politik akan ditanya soal kepulangan mereka setelah mengajukan pengunduran diri pro-forma. Mereka diminta memutuskan akan tinggal sejenak atau langsung pulang, termasuk mengajukan alasan apakah personal atau profesional.

Kedua partai politik utama biasanya sepakat mengizinkan perpanjangan tinggal bagi beberapa dubes, khususnya mereka yang memiliki anak usia sekolah. Mereka bisa menetap sementara hingga beberapa pekan atau bulan.

Namun, kali ini tampaknya para dubes dan keluarga dilarang menjalani perpanjangan apa pun meski alasan keluarga. Washington Post menyebutnya instruksi spesifik tegas yang tidak biasa.

Berita awal isu ini dimuat New York Times yang mengutip seorang sumber diplomatik anonim yang bekerja di pemerintahan. Mandat itu dinilai mengancam bagi beberapa negara kritis, seperti Jerman, Kanada, dan Inggris.

Perintah juga akan berlaku pada pejabat level tinggi, seperti Jane Harley, yang menjadi dubes untuk Prancis dan Dubes Israel, Daniel Shapiro. Trump telah menunjuk pengganti Shapiro, David Friedman, yaitu seorang pengacara dan penasihat Trump.

Pejabat dari Departemen Luar Negeri dan tim transisi Trump belum mengeluarkan pernyataan. Sementara, posisi dubes akan kosong selama beberapa bulan sebelum Senat mengonfirmasi perwakilan baru.

Seorang sumber anonim dari tim transisi Trump mengatakan perintah itu tidak akan berakibat buruk. Ia menyebutnya masalah sederhana, seperti memastikan perwakilan Obama meninggalkan pemerintahan tepat waktu. Sama seperti yang dilakukan ribuan asisten politik Gedung Putih dan badan federal lainnya.

New York Times menyebut, Trump sangat tegas untuk tidak menyisakan 'orang-orang' Obama saat ia menjabat mulai 20 Januari. Ia menghapus jejak-jejak pendahulunya dalam kebijakan dan pencapaian di luar negeri maupun domestik.

Posisi dubes dipenuhi oleh pejabat layanan luar negeri Deplu atau luar pemerintahan. Mereka akan meninggalkan beberapa ibu kota negara kunci di Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Sementara, diplomat karier akan tetap berada di pos mereka meski tak ada dubes.

Dari Kosta Rika, Dubes Stafford Fitzgerald Haney berusaha menghindari kepulangan tepat waktu pada 20 Januari. Ia mencari sebuah rumah atau apartemen untuk tinggal sementara.

Empat anaknya masih sekolah di sana. Tahun ajaran baru hanya tinggal lima bulan lagi. Sementara, istrinya sedang dalam perawatan medis berjuang melawan kanker payudara.

Di Republik Ceska, Dubes Andrew H Schapiro juga mencari tempat tinggal di Praha sambil melobi sekolah di Chicago untuk anaknya. Di Brussels dan Geneva, Denise Bauer (dubes untuk Belgia) dan Pamela Hanamoto (perwakilan permanen untuk PBB) mencoba mencari cara agar putri-putri mereka tidak pindah sebelum kelulusan SMA.

Tidak seharusnya

Presiden American Academy of Diplomacy, Ronald E Neumann, mengatakan, mandat tegas tim Trump tidak seharusnya dikeluarkan. Menurutnya, memanggil dubes untuk pulang pada akhir masa jabatan atas adalah wajar, tapi tidak dengan tenggat waktu yang tegas.

Mantan dubes Turki, W Robert Pearson, mengatakan peraturan baru itu sangat 'berbeda'. Ia memperingatkan hal ini bisa merusak kepentingan AS dan hubungan negara asing dengan pemerintahan baru.    rep: Lida Puspaningtyas/reuters, ed: Yeyen Rostiyani 

Joe Biden: Dewasalah Trump

WASHINGTON -- Wakil Presiden AS Joe Biden meminta presiden terpilih AS, Donald Trump, untuk 'bersikap dewasa', Jumat (6/1). Ia mengkritik pernyataan Trump yang menyerang komunitas intelijen AS.

Biden mengatakan, ucapan Trump sangat ceroboh sebagai seorang presiden terpilih. Bahwa presiden tidak percaya dan tidak mendengarkan laporan badan intelijen, mulai dari intelijen pertahanan hingga CIA.

"Anggapan bahwa Anda mungkin lebih tahu dari komunitas intelijen, seperti mengatakan saya lebih tahu soal fisika daripada profesor saya. Saya tidak baca buku, saya cuma lebih tahu," kata Biden dalam wawancara dengan PBS.

Saat ditanya soal serangan Trump yang sering disampaikan melalui Twitter, Biden meminta miliarder 71 tahun itu bersikap dewasa. "Dewasalah Trump, saatnya jadi orang dewasa, Anda presiden sekarang," kata Biden.

Ia melanjutkan, ini adalah saatnya ia berbuat sesuatu dan menunjukkan yang ia mampu. Pada akhirnya, ia menyebut Trump 'pria yang baik'.

Ditanya soal laporan peretasan, Biden mengatakan, ia sudah membacanya. Menurutnya, laporan berisi keterlibatan Rusia dalam pemilu AS. Trump akan diberikan informasi yang sama pada Jumat. Versi publiknya akan dirilis pekan depan.

Biden menambahkan, laporan itu menerangkan detail apa yang Rusia lakukan. "Upaya untuk memengaruhi dan mendiskreditkan proses pemilihan AS," katanya.

Menurut Biden, peretasan adalah bagian dari sistem untuk merusak Hillary Clinton. Peretasan juga lebih meluas daripada yang diperkirakan.

Moskow berkali-kali bersikeras menyangkal keterlibatan dalam serangan siber AS. Juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan, AS adalah contoh ketidakpastian dan agresi.     rep: Lida Puspaningtyas, ed: Yeyen Rostiyani 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement