Jeffrey Carter dalam Understanding Religious Sacrifice menjelaskan, sentralitas pengurbanan di Israel Kuno sangat jelas karena tertulis di Alkitab. Khususnya bab-bab awal dari buku Leviticus. Ia merinci metode-metode yang tepat membawa kurban.
Pengurbanan yang baik adalah pengurbanan darah (hewan) atau penawaran berdarah (gandum dan anggur).Carter mengatakan, pengurbanan darah terdiri atas seluruh hewan yang dibakar.Pengurbanan untuk penebusan dosa, kurban akan dibakar dan bagian-bagian tertentu dari korban untuk persembahan.
Pengurbanan untuk keselamatan, korban akan dibakar dan dimakan bersama-sama. Para nabi menunjukkan, doa dan pengurbanan hanya bagian untuk melayani Tuhan. Namun, tetap disertai dengan rasa moralitas.
Setelah kehancuran Kuil Suci Second, ritual pengurbanan berhenti, namun tidak di kalangan orang-orang Samaria. Seorang rasionalis dari Yahudi pada abad pertengahan, Maimonides ber pendapat, Tuhan mengerti bahwa Israel meng gunakan korban binatang khususnya yang dilakuakan suku pagan, sebagai cara untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa. Dalam pandangan Maimonides, hanya orang-orang Islael yang menganggap pengurbanan adalah bagian penting antara hubungan Allah dan manusia.
Sedangkan dalam ajaran Kristen, ungkap Carter, Tuhan Allah mengorbankan anaknya untuk mencapai rekonsiliasi antara Allah dan manusia. Menurut pandangan yang menonjol dalam teologi Barat sejak awal milenium kedua, mengharap keadilan Tuhan untuk penebusan dosa umat manusia. Jika manusia itu harus dikembalikan ke tempat mereka atau kepada penciptanya, mereka berharap selamat dari hukuman.Bagaimanapun, tak ada yang tahu seberapa besar pelanggaran yang dilakukan manusia.
Sehingga saat itu, Tuhan melakukan perjanjian dengan Abraham, yang mengharuskannya mempersembahkan anak-Nya untuk menjadi korban. Dalam teologi Kristen, pengurbanan ini digantikan hewan kurban.
Dalam Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, serta beberapa gereja lainnya perayaan Misa untuk memperingati Kristus di kayu salib.
Pengurbanan Yesus ini merupakan representasi kepada Allah. Pengurbanan salib, "Inilah tubuh-Ku, yang diberikan untuk Anda," dan "Inilah darah-Ku yang ditumpahkan ... untuk pengampunan dosa."
Dalam Misa seperti pada kayu salib, Kristus adalah Imam (mempersembahkan korban) dan korban (pengurbanan dia menawarkan adalah dirinya). Meskipun dalam Misa di Kristus seperti halnya semua orang yang dibaptis ke dalam kematian dan kebangkitan Yesus, Kristus.
Melalui Misa, satu korban salib dapat diterapkan untuk penebusan dan pelepasan jiwa-jiwa dari api neraka.
rep:c70, ed: nashih nashrullah