REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--
Pentingnya Seleksi Bacaan
Hal yang patut kita syu kuri pada era teknologi informasi seperti sekarang ini ialah makin mudahnya kita dalam memperoleh informasi, berita, dan pengetahuan dengan tersedianya pelbagai sumber yang dapat diakses via internet. Tak hanya kian mudah dalam mengakses informasi dan pengetahuan, tapi juga semakin cepat mengakses perkembangan berita terbaru.
Namun, yang patut disayangkan ialah kelimpahan informasi yang tersedia dan kecepatan mengaksesnya ternyata tidak berbanding lurus dengan akurasi dan kualitas informasi yang diperoleh. Memang begitu gampangnya kita mendapatkan informasi atau berita yang dibutuhkan, sayangnya sebagian besar dari bejibun informasi dimaksud merupakan sampah yang tidak banyak manfaatnya.
Dahulu sebelum zaman meruyaknya fasilitas internet, ketersediaan literatur informasi dan pengetahuan memang sangat terbatas. Namun, begitu seseorang mendapatkan sumber buku yang dicari, ia mendapatkan jaminan bahwa apa yang diperolehnya cukup bermutu dan terjaga akurasinya. Ini dapat kita mafhumi berhubung tempo itu hanya orang yang telah memenuhi kualifikasi keilmuan tertentu yang berkesempatan menulis buku.
Jadi, merupakan hal yang ironis saat ini jika dengan melimpah ruahnya informasi dan sumber pengetahuan yang ada, tapi justru tidak mencerdaskan dan men cerahkan pembacanya. Maka dari itu, salah satu siasat agar tidak terjebak dalam mendapatkan konten informasi dan pengetahuan yang sia-sia sebagaimana dimaksud di muka dan agar mendapatkan khazanah bacaan yang kredibel dan kapabel kontennya, maka seyogianya kita tidak malu untuk meminta rekomendasi kepada para senior dan para ahli dalam bidangnya masing- masing.
Bertanyalah kepada mereka sumber-sumber berita mana dan buku-buku apa yang menurutnya layak dan bergizi untuk membacanya. Dengan cara ini, seseorang bisa lebih efisien serta tak perlu waktu lama memilah dan memilih objek bacaannya demi memperoleh literatur yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Selain itu, juga bisa lebih cepat dalam memperoleh sumber informasi yang jauh lebih berguna.
M Haromain
Mahasiswa Universitas Sains Alquran Wonosobo
Memimpin Dunia dengan Menulis
Kesuksesan dakwah Islam tidak bisa dipisahkan dari peran tulis menulis. Bisa kita bayangkan, tanpa kodifikasi Alquran dan sunah, apa yang akan terjadi sekarang. Tulisan memiliki peranan penting untuk memengaruhi siapa pun pembacanya.
Setiap tulisan seakan memiliki nyawa yang mampu menyugesti pikiran. Surat- surat yang dibuat Rasulullah SAW mampu melunakkan hati penguasa Arab untuk memeluk Islam. Jadi, peran dan manfaat menulis sangat agung di mata Islam dalam rangka meninggikan kalimat Allah di atas muka bumi.
Ada beberapa alasan yang mendasari umat Islam untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana dakwah dan memperdalam wawasan agama. Pertama, tuntutan Allah dalam surah al-Alaq ayat 3-4.
Kedua, sabda Rasululllah SAW sebagai berikut, "Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu.
Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya karena itu adalah serendah-rendahnya iman."
Mencegah sesuatu yang mungkar dengan tangan adalah tugas seorang pemimpin Islam dan siapa pun yang berani menegakkan amar makruf nahi mungkar. Mencegah dengan lisan ialah bagi siapa pun yang tidak mampu bertindak dengan tangan. Dan mencegah dengan hati ialah bagi orang yang tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan keduanya. Jadi, Islam memberikan ruang dakwah kepada seluruh tingkat masyarakat karena kita dianjurkan untuk berdakwah, meskipun hanya satu ayat.
Apabila seorang pemimpin Islam tidak mampu mengubah dunia dengan langkah kekuasaannya, umat Muslim butuh banyak generasi penulis sebagai langkah konkret menuju ruang dakwah yang lebih komprehensif. Apalagi, kini Islam tengah disorot dunia. Fenomena ini sedikit mempersempit ruang gerak dakwah di satu sisi sebagai imbasnya.
Ketiga, Indonesia memberikan hak warga negaranya untuk bebas menyampaikan pendapat di muka umum. Peluang ini hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memberikan warna (pendapat), baik dengan lisan maupun tulisan.
Keempat, menulis merupakan sebuah manifestasi perbedaan karakter antara seseorang yang mempunyai integritas terhadap kemajuan dunia pendidikan dan perbedaan bahwa orang yang menulis lebih memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Ini terlihat dari tradisi yang berlaku di kalangan cendekiawan Muslim melalui beragam karya yang berhasil dikarang.
Kelima, menulis merupakan cara seseorang menjadikan dirinya sebagai pelaku sejarah untuk diri dan lingkungannya. Sebagaimana seorang penyair ternama Tanah Air mengatakan, "Aku ingin hidup seribu tahun lagi" dan memang benar, seorang penulis akan terus hidup meskipun jasadnya tidak lagi berada di dunia. Ruhnya akan selalu hadir menemani pembaca karyanya. Dan nama penulis akan terus terkenang menghiasi sejarah dan panggung sinema kehidupan.
Sudah jelaslah manfaat yang besar dari kegiatan tulis menulis, termasuk keuntungan materi. Menulis juga dapat menjadikan orang biasa menjadi orang terkaya di dunia. JK Rowling penulis buku Harry Potter yang memulai tulisannya di atas selembar kertas tisu mengantarkannya menjadi salah satu orang terkaya di Inggris.
Inilah motivasi yang seharusnya dibangun oleh bangsa dan agama Islam dengan menanamkan rasa cinta terhadap sebuah karya tulis. Jika Anda tidak mampu berpentas menjadi pemimpin bangsa atau tidak mempunyai jabatan apa pun untuk berpengaruh dan menebar manfaat kepada orang lain, maka menulislah!
Yusuf Ma'zum
Mahasiswa Semester IV STAI La-Tansa Mashiro, Rangkasbitung