JAKARTA — Para petugas haji berkomitmen menjalankan amanah dalam mengawal dan melayani para jamaah haji sejak menjelang keberangkatan, masa ibadah di Tanah Suci, sampai kembali ke Tanah Air. Pelayanan dan perhatian ekstra akan diberikan kepada para jamaah lanjut usia (lansia) karena kondisi fisik mereka memang perlu lebih banyak dibantu.
"Mereka punya hak yang sama untuk memperoleh pelayanan haji yang baik," kata Ketua Kelompok Terbang (Kloter) I Nasional Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Dodi M Hidayat, kepada Republika usai pelepasan jamaah haji kloter I Provinsi DKI Jakarta dari Embakasi Halim Perdana Kusuma, Senin (1/9).
Pada kloter pertama ini jamaah haji tertua, yaitu Tumi. Jamaah haji asal Muara Baru, Jakarta Utara, ini mengaku tidak tahu persis usianya. Ia mengatakan, yang tahu persis usianya, yakni anaknya. Namun di tengah perbincangan dengan Republika, ia mengatakan usianya sudah 101 tahun. Dalam percakapan selanjutnya, ia menyatakan lagi bahwa usianya baru 88 tahun.
Foto:Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah calon jamaah haji memasuki Gedung Serba Guna asrama haji untuk mengumpulkan kelengkapan haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (31/8).
Terlepas dari berapa usianya, Tumi mengaku senang berkesempatan menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Sembari duduk di kursi roda karena sudah tak lagi bisa berdiri dan berjalan secara mandiri, ia bercerita bahwa semua persiapan hajinya diurus oleh anaknya yang ikut mendampinginya menunaikan rukun Islam kelima itu. "Di tas ada baju ganti, semua anak saya yang siapkan," ujarnya.
Selain pelayanan ekstra, bentuk perhatian kepada jamaah haji lansia juga terlihat dari kebijakan pemerintah yang memprioritaskan mereka dalam pengisian sisa kuota haji reguler tahun ini. "Jamaah berusia di atas 75 tahun diprioritaskan untuk mengisi sisa kuota haji agar optimal," kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kepada Republika, belum lama ini. Untuk itu, Kemenag telah mengerahkan seluruh petugas kantor wilayah (kanwil) untuk menyisir jamaah haji lansia di berbagai daerah.
Data menunjukkan, menjelang penutupan masa perpanjangan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada 5 Septermber mendatang, masih tersisa kuota haji sebanyak 258. Hal tersebut disebabkan calon jamaah haji (calhaj) yang melakukan pembatalan lebih banyak dibandingkan yang melunasi. Pada Jumat (29/8), sebanyak 99 calhaj melakukan pelunasan, sedangkan yang melakukan pembatalan sebanyak 105 orang. Pembatalan tersebut terjadi karena hal tak terduga, semisal meninggal dunia, sakit keras, dan keadaan lainnya yang mengharuskan calhaj melakukan pembatalan.
Mengenai persiapan petugas, Dodi melanjutkan, dari segi teknis administratif telah rampung sebagaimana petunjuk yang ditetapkan, terutama koordinasi dengan petugas di embarkasi dengan para petugas dan kepala rombongan yang berada di tengah-tengah jamaah. Meski mengaku sedikit terbebani dengan pemberangkatan kloter pertama yang mendapat banyak sorotan, ia tetap optimistis dapat melayani jamaah dengan baik karena persiapan telah matang.
Menjelang keberangkatan, ia melanjutkan, tidak ada kendala yang mencolok dari para jamaah. Hanya saja, kerepotan kerap ditemui ketika jamaah kurang memperhatikan aturan yang berlaku. "Misalnya, telah disampaikan aturan tidak boleh membawa makanan selain yang disediakan panitia, tapi masih ada yang bawa," katanya. Contoh lain, misalnya ketika malam hari, ada saja jamaah yang masih berada di luar kamar, padahal dalam jadwal sudah waktunya masuk kamar masing-masing dan beristirahat. "Tapi, sejauh ini masih terkendali." rep:c78 ed: wachidah handasah