JAKARTA — Antrean panjang masyarakat Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah haji tidak hanya terjadi pada pemberangkatan haji reguler. Pemberangkatan jamaah melalui penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) pun kini sudah antre dan mencapai hingga 10 tahun. Hal ini terjadi karena Indonesia masih terkena kebijakan pemotongan kuota 20 persen.
Salah satu PIHK, yakni Suhada Tour, mengakui adanya daftar tunggu yang terjadi pada PIHK. Menurut humas Suhada Tour, Vera, dalam setahun, travel haji Suhada Tour sebelum ada pemotongan kuota bisa memberangkatkan 40 orang. ''Tapi, sekarang hanya bisa 33 orang karena kebijakan pemotongan kuota yang akan berjalan hingga 2016,'' ujar Vera, Selasa (16/9).
Menurut Vera, persoalan kuota haji masih menjadi masalah tersendiri bagi peminat haji reguler maupun haji khusus. Selain itu, industri biro perjalanan haji dan umrah pun terkendala persoalan yang sama mengingat saat ini peminat haji khusus mulai membeludak.
Vera mengatakan, sangat banyak orang yang sangat ingin pergi haji bersedia membayar berapa pun. Namun, karena kuota yang terbatas, pihaknya tidak bisa melakukan apa-apa selain memintanya menunggu antrean. Kuota yang dipangkas itu, menurut Vera, menjadi satu-satunya persoalan yang serius karena saat ini masalah penerbangan sudah banyak solusinya.
Salah satunya adalah maskapai asal Saudi Arabia, yakni Flynas. Flynas mulai mengoperasikan penerbangan bagi jamaah calon haji (calhaj) khusus di Indonesia pada tahun ini. Dalam penerbangan pertamanya, Flynas memberangkatkan jamaah calhaj khusus sebanyak 1.000 orang.
Country Manager Flynas Jafrie Arief mengatakan, pihaknya menerbangkan delapan persen dari total jumlah jamaah haji khusus asal Indonesia ke Tanah Suci. Untuk penerbangan perdana, dipatok 321 jamaah dari total 1.000 orang.
Bagi masyarakat yang cukup memiliki anggaran, pilihan untuk berhaji dialihkan dengan memilih haji khusus. Namun, dengan pengurangan kuota, pilihan berangkat ke Tanah Suci melalui haji khusus ini pun ikut tersendat. Mahmud Hafiluddin, salah seorang warga Kendari, Sulawesi Tenggara, salah satu warga yang ingin berhaji dengan program haji khusus, terpaksa tertunda berangkat tahun ini.
Mahmud baru bisa berangkat dua tahun lagi, padahal ia sudah membayar biaya haji sejak tahun lalu. ''Ya, masih menunggu antrean. Lumayanlah daripada melihat antrean di haji reguler, bisa belasan tahun baru saya bisa berangkat,'' katanya.
Untuk haji reguler, daftar tunggu terpanjang adalah 24 hingga 25 tahun. Ini terjadi di Sulawesi Selatan yang memiliki jamaah calhaj terbanyak.
Sementara itu, seluruh kuota jamaah calhaj Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah terisi. ''Kuota haji terisi semua, tidak ada yang kosong atau diambil jamaah haji dari luar Kalsel,'' ujar Sekretaris PPIH Embarkasi Banjarmasin Syukeriansyah di Asrama Haji Banjarmasin di Kota Banjarbaru, Rabu (17/9).
Ia mengatakan, jumlah jamaah calhaj Kalsel tetap sebanyak 3.050 orang yang berasal dari 13 kabupaten/kota. Seluruhnya diberangkatkan dalam 13 kelompok terbang melalui Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Ia mengatakan, jumlah calhaj tadinya sempat berkurang karena ada dua calhaj yang meninggal dunia. Namun, kekosongan itu kemudian diisi jamaah lain sesuai nomor urut porsi haji. antara ed: andi nur aminah