MAKKAH -- Banyak yang menjadi penyebab meninggalnya jamaah Indonesia di Tanah Suci, Arab Saudi. Salah satu di antaranya adalah karena penurunan kondisi fisik jamaah dan tidak lapor kepada petugas kesehatan,.
Penurunan kondisi fisik jamaah pada umumnya terjadi karena keletihan akibat aktivitas ibadah yang berlebihan. Jamaah sering termotivasi untuk melakukan ibadah umrah berkali-kali, bahkan tidak memperhatikan asupan makanan dan nutrisinya.
Akibatnya, mereka kelelahan dengan kondisi fisiknya makin lama menurun pelan-pelan. Aktivitas jamaah yang berlebihan di luar kemampuan fisiknya itu disebut beyond health.
Kondisi jamaah seperti itu disampaikan Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Abidinsyah Siregar pada Media Center Haji (MCH) di Daerah Kerja (Daker) Makkah usai melakukan pertemuan dengan Amirul Hajj Indonesia 2014 ini, Senin (29/9) malam waktu Arab Saudi (WAS).
Masalah kesehatan jamaah menjadi perhatian KPHI, khususnya jamaah yang kelelahan akibat aktivitasnya yang berlebihan sebelum puncak haji. Karena itu, menjelang puncak haji, pihaknya meminta agar para dokter memperhatikan kesehatan jamaah dengan kondisi ini.
Terkait 57 dokter yang menjadi petugas haji 2014 yang berkomitmen tak ikut berhaji, KPHI menyampaikan apresiasinya. Mereka mengutamakan tugas untuk memberi layanan yang terbaik di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). "Ini tentu sangat menolong jamaah haji kita yang berniat untuk beribadah," katanya.
Sehubungan dengan hal itu, Abidinsyah berharap, kinerja pelayanan kesehatan pada 2014 lebih baik daripada 2013. Sehingga, diharapkan angka kematian jamaah pada pelaksanaan wukuf di Armina pada tahun ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), sampai Senin (30/9) ada 62 jamaah haji yang meninggal dan mayoritas berusia 60 tahun ke atas. Karena itu, menjelang puncak haji, dia berharap, jamaah usia lanjut beristirahat di pemondokan. rep:neni ridarineni ed: dewi mardiani