Kamis 02 Oct 2014 12:00 WIB

Tenda tak Ber-AC, Jamaah Diminta Sabar

Red:

MAKKAH -  Puncak haji yang ditandai dengan wukuf di Padang Arafah akan berlangsung Jumat (3/10). Menteri Agama (Menag) sekaligus Amirul Haj Lukman Hakim Saifuddin pun meminta jamaah untuk mempersiapkan diri, termasuk kesiapan mental dalam menghadapi  cuaca panas, tenda, dan fasilitas lainnya di Arafah yang tergolong minim dibandingkan di Mina.

Dari hasil tinjauannya ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Selasa (30/9), tenda jamaah haji reguler tidak dilengkapi penyejuk udara (AC). Lain halnya dengan tenda di Mina yang jauh lebih baik karena dilengkapi penyejuk udara.

Kondisi di Arafah, Menag melanjutkan, serbaterbatas dan minim. Namun, untuk kebutuhan toilet di Arafah masih jauh lebih baik dibandingkan di Mina. Di Arafah, jumlah toilet lebih banyak dan disediakan toilet-toilet baru yang bertingkat dengan kapasitas 36 pintu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:neni ridarineni/Republika

Terkait persiapan Arafah lainnya, secara keseluruhan sudah dilakukan pihak muassasah meski ada beberapa yang belum siap, seperti karpet, lampu, dan keran toilet yang belum terpasang.  "Kita bisa terima alasannya, karena masih dua hari lagi. Perlengkapan itu akan dipasang pada detik terakhir biar nggak kena angin dan debu," ujar Menag.

Sebelum meninjau tenda jamaah haji reguler di Arafah, rombongan Amirul Haj sempat meninjau tenda jamaah haji khusus. Saat itu, Menag sempat kaget melihat fasilitas dan kondisi tenda jamaah haji khusus yang jauh lebih baik dibandingkan jamaah haji reguler. Selain dilengkapi AC, tendanya juga tertutup rapat dan disekat-sekat seperti kamar. Karpetnya pun tampak baru dan bersih. Setiap jamaah juga mendapatkan bantal, bahkan ada yang menggunakan sofa.

Kondisi tersebut sangat berbeda dengan tenda jamaah haji reguler yang hanya dialasi ambal. Bahkan, sebagian ambal itu sudah lusuh. Pada tenda jamaah haji reguler,ada juga yang beralas ambal yang masih baru tetapi jumlahnya tidak banyak. 

''Saya agak kaget ketika melihat kondisi di tenda jamaah haji khusus. Karena itu, kami imbau kepada PIHK (penyelenggara ibadah haji khusus) bagaimanapun inti Arafah sedapat mungkin menyamakan status sosial. Kalau ada tingkat kenyamanan yang diberikan kepada jamaah haji PIHK, sebaiknya tidak terlalu kontras dan tidak menimbulkan kecemburuan,'' kata Menag. 

Terkait hal itu, Menag menyerahkan kepada PIHK untuk mengambil kebijakan agar fasilitas yang diberikan kepada jamaahnya tidak terlalu kontras dengan jamaah haji reguler.

Terkendala peraturan

Sebelum ini, sebenarnya sempat muncul wacana untuk mengganti karpet atau ambal di tenda jamaah haji reguler dengan yang baru. Namun, niat itu belum dapat terwujud karena terkendala peraturan.

"Ini bukan soal hemat biaya atau tidak, tapi kalau nyewa karpet baru, akan terjadi double accounting," kata Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin melalui pesan BBM dari Tanah Suci, Rabu (1/10).

Dijelaskan, biaya penyewaan karpet dan tenda sudah masuk dalam anggaran pelayanan umum sebesar kurang lebih 1.029 riyal per jamaah. Artinya,  jika Kemenag mengeluarkan biaya untuk pengadaan karpet baru, hal tersebut dapat menjadi temuan Itjen dan BPK atas praktik pembiayaan ganda. Karena itu, pada musim haji 2014, jamaah haji Indonesia masih memakai karpet lama.

"Bagi jamaah reguler mohon bersabar, bawa sajadah untuk alas shalat di Arafah," sarannya.  rep:neni ridarineni/c78 ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement