MINA -- Sejak Sabtu (4/10), sebanyak 156 ribu jamaah Indonesia sudah bergeser dari Arafah dan Muzdalifah menuju Mina, Arab Saudi. Kantor Misi Haji Indonesia mengimbau ratusan ribu jamaah tersebut supaya memperbanyak berada di tenda setelah melakukan jumrah ula, wustha, dan aqabah.
Menurut Kepala Humas Kemenag Rosidin Karidi, suhu di Mina masih sangat ekstrem. Suhu maksimal di Mina melewati 39 derajat Celcius. Akibat suhu ekstrem dan ditambah kelelahan jamaah pascawukuf di Arafah, jamaah haji terserang penyakit, bahkan meninggal.
"Karena sebagian jamaah sudah kelelahan melaksanakan wukuf di Arafah, kemudian mengambil kerikil di Muzdalifah hingga mabit beberapa jam sebelum pergantian hari," kata Rosidin kepada Media Center Haji (MCH) di Kantor PPIH Daker Makkah.
Selama di Mina, jamaah harus melempar jumrah sehingga banyak jamaah beraktivitas di luar tenda. Kegiatan aktivitas di luar tenda, kata Rosidin, harus dihindari karena pada siang hari cuaca terik dan malam banyak angin. Menurut dia, angin malam sangat berbahaya untuk kesehatan.
Selain itu, ratusan jamaah haji diminta untuk memperbanyak minum air putih. Belajar dari banyaknya jamaah haji yang sakit dan terserang heat stroke karena suhu ekstrem di Arafah. "Perbanyak minum air," katanya mengimbau.
Ia menjelaskan, kondisi tenda jamaah haji Indonesia di Mina lebih baik dibandingkan di Arafah. Tenda di Mina adalah bangunan semipermanen. "Tenda di Mina dilengkapi AC," ujar Rosidin menambahkan.
Sementara untuk menjaga jamaah selama berada di Mina, ratusan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah yang bertanggung jawab sebagai Satgas Mina bersiaga 24 jam di Mina.
Kebutuhan air minum
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI membantah kebutuhan air minum untuk jamaah haji Indonesia selama di Arafah kurang. Justru sebaliknya, menurut dia, kebutuhan air minum untuk jamaah di tiap-tiap maktab sudah mencukupi.
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi bahkan segera menambah pasokan air minum setiap mendapat laporan kekurangan air minum di satu-dua maktab.
"Kaitannya dengan soal air minum ketika terjadi informasi di maktab tertentu karena kekurangan air, kita langsung tambahkan air, yang kedua dengan menekan Muassasah Asia Tenggara untuk segera menutupi kebutuhan air minum," ujar Dirjen PHU Kemenag Abdul Djamil di Mina, Sabtu (4/10) petang Waktu Arab Saudi (WAS).
Sebelumnya, sebanyak empat jamaah haji meninggal dunia dan lebih dari 75 orang lainnya mendapat perawatan intensif akibat dehidrasi pascapelaksanaan ibadah wukuf di Arafah, Jumat (3/10). Saat wukuf suhu di Arafah berada di kisaran 43-45 derajat Celcius.
Namun, Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) menerima laporan bila kebutuhan air minum kurang mencukupi sehingga membuat sejumlah jamaah mengalami sakit dan dirawat di Posko Kesehatan Satgas Arafah.rep:zaky al hamzah ed:heri ruslan