Sekarang apa yang terlihat di Tanah Suci berbeda jauh.
MAKKAH -- Seorang laki-laki asli keturunan Arab Saudi menyadari perubahan besar pada Tanah Suci Makkah. Ketika masa kecilnya dulu, ia akan melewati situs suci Ka'bah, perumahan, dan pasar hanya untuk berjalan dari rumahnya menuju toko ayahnya.
Sepanjang jalan pun anak yang bernama Osama Al-Bar ini menyadari betapa banyak perubahan pada kota suci ini. Pada saat itu, Makkah begitu kecil, bahkan banyak para jamaah yang bisa duduk di sisi Ka'bah dan dapat memandang langsung ke pegunungan gurun yang tenang. Tempat Nabi Muhammad SAW pernah berjalan-jalan di sana.
Sekarang, apa yang terlihat di Tanah Suci berbeda jauh, pasar-pasar dan rumah di tepi jalan sudah berganti menjadi monumen menara hotel yang tinggi, indah, dan terlihat megah mengelilingi Masjidil Haram.
Foto:Khalid Mohammed/ASSOCIATED PRESS
Sabtu, 4 Oktober, 2014 foto, peziarah Muslim berdoa di dalam Masjidil Haram selama ibadah haji tahunan, yang dikenal sebagai haji, di kota suci Muslim, Mekkah, Arab Saudi .
Terdahulu, bukit-bukit berbatu terjal terlihat jelas dari masjid. Bahkan, penduduk setempat pun harus lebih berhati-hati jika berjalan di sana. Kini, semua telah rata dengan tanah dan yang terlihat adalah bangunan bertingkat yang berbaris.
"Ayah saya dan semua orang yang tinggal di Makkah terdahulu tidak akan mengenali tanah suci yang mereka tahu," ujar Al-Bar yang kini telah menjadi wali kota di Tanah Suci Makkah, seperti yang dikisahkan dalam laman Associated Press, Ahad (5/10).
Ia mengatakan, seluruh umat Islam yang hadir dalam pelaksanaan haji tahun ini mengalami transformasi terbesar dalam sejarah Tanah Suci. Teringat olehnya, beberapa dekade yang lalu kota ini adalah daratan rendah yang kering.
Seiring perjalanan waktu, perubahan kota menerpa sedikit demi sedikit. Tetapi, perubahan yang besar terjadi pada pertengahan 2000-an. Saat itu, Kerajaan Saudi merancang perubahan besar-besaran lebih dari yang pernah dilakukan.
Apa yang terlihat olehnya sekarang adalah bangunan tinggi, sepeti hotel dan mal yang bersusun hingga di tepi Masjidil Haram. Kini, ciri khas dari lingkungan masa lalu telah hilang. Bahkan, di dekat Masjidil Haram terdapat gedung pencakar langit tertinggi ketiga di dunia. Di sana ada jam raksasa yang selalu bersimbah cahaya lampu berwarna ketika malam tiba.
Menampung tiga juta jamaah
Pembaruan Tanah Suci ini mampu menampung 3 juta jamaah haji dari seluruh dunia di setiap tahunnya. Diperkirakan, perubahan yang terus dilakukan akan membuat kota ini mampu menampung 7 juta orang pada 2040. Hal itu pun setimpal dengan anggaran yang harus dikeluarkan.
"Sekitar 60 miliar dolar AS dibutuhkan untuk membuatnya menjadi sekarang ini. Jumlah itu dua kali lipat dari daerah yang digunakan oleh jamaah untuk beribadah di Ka'bah dengan tidak mengubah arsitektur di sana," lanjut sang Wali Kota.
Ia menceritakan, Kabah dan Pilar yang ada hingga saat ini merupakan peninggalan dari masa kerajaan yang besar dulu, yaitu Kerajaan Ottoman. Namun, saat ini, peninggalan dari masa itu sudah ditransformasi dalam beragam fasilitas modern.
Kota yang dulu Al-Bar kenal sebagai kota biasa yang berbatu, kini berubah wajah, namun tetap berarti untuk Islam dan umatnya. Kini, Makkah menjadi kota besar, tempat setiap tahunnya jutaan Muslim dari berbagai negara di dunia dan berbagai latar belakang berkumpul menjadi satu, di satu tempat suci, dan di waktu yang bersamaan. Mereka hadir di sana sebagai tamu Allah yang dikelilingi oleh rahmat Sang Pencipta. rep:c64 ed: dewi mardiani