PEKANBARU — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyiapkan tim untuk mencegah kebakaran hutan meluas pada musim kemarau ini. Dinas Kehutanan Riau telah membangun posko yang tersebar pada kabupaten/kota di provinsi tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan Riau Irwan Effendi mengatakan, pembangunan posko, terutama di tempat-tempat yang rawan kebakaran lahan dan hutan seperti pada awal tahun ini. "Saat ini empat posko sudah beroperasi di Riau," katanya, Ahad (29/6).
Empat posko tersebut dibangun di Bagan Sinembah (Kabupaten Rokan Hilir), Pelintung (Kota Dumai), Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan. Irwan menyatakan, keempat posko tersebut bersifat mobile atau dapat berpindah-pindah ketika dengan tujuan upaya pencegahan meluasnya kebakaran di Riau.
Irwan mengatakan, tim penjaga posko memang akan diarahkan pada aksi cepat tanggap, yaitu tindakan penanganan prakebarakan. Dengan demikian, tim penjaga posko tidak langsung melakukan pemadaman kebakaran, melainkan melaporkan pada posko siaga darurat asap yang berada di Landasan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
"Kita sifatnya mencegah. Jika memadamkan, tentu tidak mungkin. Karena, hal itu sudah ada tim dengan personel ratusan dan sudah dikerahkan," ujar Irwan. Tim operasi siaga darurat asap Riau yang dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru telah terbentuk pada Selasa (24/6).
Tim ini dipimpin oleh Komandam Korem 031/WB Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto. Asisten II Setdaprov Riau Wan Amir berharap pembentukan tim siaga darurat ini akan mempercepat koordinasi di tiap lini.
"Kami menaruh harapan kepada satgas udara, baik water bombing dan modifikasi cuaca serta patroli. Dari sini, tim darat akan diperbantukan untuk pemadaman dan pengawasan," kata Wan Amir.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 26 Februari sampai 4 April 2014, kebakaran hutan dan lahan di Riau menghanguskan 2.398 hektare, termasuk cagar biosfer 21.914 hektare. Kebakaran hutan kembali terjadi di Riau awal pekan lalu. Bahkan, asapnya sudah mencapai pesisir Malaysia.
Meski demikian, hujan membantu memadamkan kebakaran. Satelit Modis Terra dan Aqua serta Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura menyatakan daratan Provinsi Riau pada Sabtu (28/6) sore nihil titik panas (hotspot). "Ini merupakan yang pertama sejak dua bulan tidak terdapat titik panas di daratan Riau," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri di Pekanbaru, Sabtu malam.
Kendati demikian, sejumlah wilayah di Provinsi Riau, terutama di Kabupaten Rokan Hilir, masih diselimuti kabut asap hingga Ahad pagi. Kabut asap itu merupakan dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo mengatakan, sejumlah personel dari Resor Rokan Hilir dengan dibantu juga oleh pasukan Brimob Polda Riau masih terus membantu upaya pemadaman. Juga, ia mengungkapkan, penegakan hukum bagi para pelaku pembakar hutan dan lahan.
Pada Jumat (27/6), Polda Riau kembali menetapkan dua lagi tersangka kasus pembakaran hutan dan lahan. Sejak 5 April hingga 27 Juni 2014, kepolisian menetapkan 62 tersangka pembakaran hutan dan lahan.
Para tersangka ditangani sejumlah kepolisian resor di kabupaten dan kota. "Sampai saat ini, perburuan tersangka kejahatan kehutanan dan lingkungan itu masih terus dilakukan dan kemungkinan masih ada tersangka-tersangka lainnya," kata Guntur.
Selain tersangka pembakar hutan dan lahan, Guntur menyatakan, kepolisian juga menangkap para pelaku perambah dan pembalakan kayu hasil hutan secara liar (ilegal). Perambah hutan dan pembalakan ilegal juga berpotensi melakukan pembakaran hutan sebagai upaya pembersihan untuk mengalihfungsikannya menjadi kawasan perkebunan. antara ed: ratna puspita