Ahad 12 Oct 2014 13:00 WIB

‘Pendidikan Dokter Harus Dibenahi’

Red: operator

Masalah kesehatan semakin kompleks dalam menghadapi AFTA.

JAKARTA -Pendidikan dokter di Indonesia hingga cara berkomunikasi dengan pasien menjadi perhatian kalang an kedokteran Indonesia. Dalam acara berbeda, mereka membahas persiapan para dokter menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA), Sabtu (11/10).

Dr Riyani Wukaningrum, sekretaris jenderal Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), berpendapat, salah satu upaya menyiapkan para dokter Indonesia menghadapi AFTA adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan kedokterannya. "Tak semua dosen kedokteran mendapatkan pendidikan formal sebagai pengajar," kata dia saat memberikan materi dalam diskusi panel Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMSKI) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Yasin Habibi

Mahasiswa mengikuti seminar "Tantangan Pendidikan Kedokteran pada Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional" di Aula fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

"Masalah kesehatan kini semakin kompleks," ujar Riyani lagi. Kini, jelas dia, dosen kedokteran harus melewati pelatihan khusus untuk menjadi pengajar. Dengan begitu, mereka mampu menjadi guru yang baik.

Kepada peserta dalam diskusi panel rapat koordinasi nasional (rakornas) yang berlangsung di Jakarta itu ia menjelaskan, sebelumnya, pendidikan kedok teran merupakan bagian dari Undang-Undang Pendidikan Tinggi. "Sekarang sudah ada Undang-Undang dari Pendidikan Kedokteran," tambah dia.

Standar pendidikan kedokteran tersebut telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Menurut Ri yani, UU Nomor 20/2013 tentang Pen didikan Kedokteran itu harus disinkronkan dengan UU yang ada di pendidikan. Bagi dia, menjaga mutu lulusan pendidikan kedokteran sangat penting demi mendorong daya saing, baik di dalam maupun luar negeri.

Dalam diskusi itu, mereka menyatakan AFTA merupakan wujud dari kesepakatan beberapa negara ASEAN untuk membentuk kawasan perdagangan bebas. IMSKI beranggapan, kedatangan dokter asing ke negeri ini merupakan ancaman nasional sehingga tak sekadar persaingan kerja antara dokter lokal dan asing. Organisasi tersebut menambahkan, di Singapura, Malaysia, dan Thailand, kesehatan masyarakat telah terjaga dengan baik, tetapi di Indonesia justru masih minus.

"Ada beberapa dampak globalisasi, di antaranya perdagangan barang dan jasa lintas negara. Sehingga, tantangan ke depannya, kompetisi antarnegara dan industri perlu ditingkatkan," ung kap dr Sri Herni, kepala BPPSDM Ke menterian Kesehatan dalam materinya. .

Komunikasi dengan pasien

Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 itu penting disikapi para dokter dengan perubahan sikap dan perilaku. Ketua IDI Wilayah Bali periode 2014-2017, dr Kompyang Gautama, seusai acara pelantikan dirinya, di Denpasar, kemarin, menyatakan, para dokter harus mengubah cara berkomunikasi dengan pasien.

"Ini bukan menjadi tantangan bagi para dokter saja, namun juga bagi seluruh profesi lainnya dalam menghadapi MEA 2015," ujar Kompyang yang sebelumnya juga menjabat sebagai ketua IDI Wilayah Bali periode 2011-2014 itu.

Ia mengatakan bahwa upaya meningkatkan kompetensi dan memperbaiki komunikasi kepada pasien menjadi tugas utama dalam bersaing dengan tenaga dari luar.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan kepada anggota IDI di masing-masing kabupaten/kota untuk tetap mengutamakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kode etik. rep:c91/antara, ed: nina chairani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement