PURWAKARTA -- Bergesernya Jembatan Cisomang di Tol Cipularang KM 100+800, Desa Depok, Darangdan, Purwakarta, menyebabkan kemacetan pada Selasa (27/12). Kendaraan bermotor mengular di pintu Sadang, Jatiluhur, hingga ke jalur arteri Purwakarta-Bandung via Padalarang.
Kemacetan terjadi dari mulai pintu Tol Sadang hingga ke perempatan Sadang. Kendaraan besar dan pribadi mendominasi jalur yang menuju Purwakarta dan Subang tersebut.
Kondisi serupa juga terjadi di dalam Tol Sadang menuju Jatiluhur. Sejumlah kendaraan banyak yang berputar arah menuju Jakarta maupun Purwakarta. "Macetnya lebih dari tiga kilometer," ujar Susilo Atmodjo, salah seorang pengendara yang keluar Tol Sadang, kepada Republika.
Tak hanya di dalam tol, jalur arteri juga padat. Bahkan, kendaraan berhenti total di sekitar Cilalawi, Kecamatan Sukatani. Akibat kemacetan ini, banyak warga yang mengeluh. Iwan Setiawan (46), warga Sukatani, mengatakan, perjalanan Bendul-Cianting yang biasanya ditempuh hanya 30 menit, kini mencapai satu jam. "Macetnya sangat parah," katanya.
Polres Purwakarta terpaksa memberlakukan buka-tutup di sepanjang jalur arteri Purwakarta-Bandung via Padalarang. Rekayasa lalu lintas ini bertujuan untuk mengurai kemacetan tersebut.
Kapolres Purwakarta AKBP Hanny Hidayat mengatakan, sejak Selasa dini hari (27/12), kemacetan kendaraan di jalur lama sudah terjadi. Kondisi ini disebabkan truk besar mengalami patah as di sekitaran Cilalawi, Kecamatan Sukatani. Dampaknya, kendaraan mengular dari mulai Gerbang Tol Sadang hingga Sukatani.
Jalur arteri Purwakarta-Padalarang memang banyak dilintasi kendaraan. Terutama, kendaraan kelas dua dan tiga. Kondisi ini disebabkan Jembatan Cisomang yang masih dalam tahap perbaikan.
Karena kerusakan jembatan tersebut, kendaraan yang biasanya melintas di ruas Tol Cipularang dialihkan ke jalur lama (arteri). Ternyata, kendaraan yang melintasi jalur lama ini, juga diramaikan oleh mobil kelas satu, seperti bus dan kendaraan pribadi.
Karena membeludaknya kendaraan ini, lanjut Hanny, jalur arteri setiap harinya dipadati kendaraan. Pihaknya terus mengawasi dan mengatur lalu lintas. Terutama, bila terjadi kemacetan.
Hanny memperkirakan, perbaikan Jembatan Cisomang membutuhkan waktu hingga dua bulan. Bisa dipastikan jalur arteri akan selalu ramai.
Selat Sunda
Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Yefri Hendri memprediksi kepadatan arus kendaraan dan penumpang pejalan kaki akan terjadi pada pekan depan. Pihaknya menyiapkan 54 unit dari 58 unit kapal feri. "Namun, setiap hari beroperasi 28 unit kapal," katanya.
Pada libur pekan lalu, ia menyatakan terjadi kenaikan jumlah kendaraan dan penumpang, tapi tidak setinggi liburan pada tahun lalu. Data yang diperoleh, kenaikan jumlah penumpang empat persen, sepeda motor enam persen, dan truk barang tidak sampai satu persen. Sedangkan, kendaraan pribadi belum terjadi kenaikan.
ASDP Bakauheni menyiapkan sembilan loket untuk kendaraan roda empat ke atas dan dua loket sepeda motor. Untuk penumpang pejalan kaki, pihaknya menyiapkan 14 loket. Selain mengoperasikan 28 unit kapal roro, ASDP Bakauheni mengoperasikan lima dari enam dermaga, seperti yang dilakukan Pelabuhan Merak.
Waspada longsor
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Medan mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca saat tahun baru. Imbauan ini disampaikan, khususnya kepada pengemudi yang melalui jalur darat.
Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, memprediksi, hujan dengan intensitas normal akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Hujan diperkirakan turun saat sore dan malam. Meski begitu, hujan ini, menurut Syahnan, akan turun dengan intensitas normal.
"Perlu diwaspadai juga untuk daerah, seperti Sibolga, Pakpak Bharat, Nias, Tarutung, Pahae karena takut terjadi longsor. Tapi, hujannya masih dalam kondisi normal karena puncaknya sudah terjadi September lalu," ujar dia.
Imbauan untuk waspada ini juga disampaikan kepada para nelayan yang akan melaut. Mereka diminta berhati-hati dan mengantisipasi angin yang terjadi di laut. rep: Ita Nina Winarsih, Mursalin Yasland, Issha Harruma, ed: Erdy Nasrul