Senin 02 Jan 2017 14:00 WIB

Kementerian PUPR Bersihkan Sungai di Bima dari Sampah

Red:

JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) 1 Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembersihan sampah yang menumpuk di sungai-sungai yang melalui kota dan kabupaten Bima akibat banjir bandang, beberapa waktu lalu. Saat ini, kondisi di sungai-sungai tersebut telah kembali normal, khususnya di Sungai Melayu dan Lapodo.

"Kondisi sungai sudah mulai normal kembali, mudah-mudahan cuaca selalu baik, sehingga pekerjaan tanggap darurat dapat terlaksana tanpa hambatan," tutur Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) 1 Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Asdin Juliady dalam siaran pers yang Republika terima, Ahad (1/1).

Asdin mengatakan bahwa pembersihan sampah yang menjadi salah satu penyebab air meluap ke areal kota tersebut dilakukan dengan menggunakan satu unit ekskavator amphibi. Sampah menghambat laju air karena tersangkut di jembatan-jembatan. Saat ini, aliran sungai sudah lancar kembali, salah satunya di bawah Jembatan Saporo.

Saat ini, tambah Asdin, pihaknya sedang melakukan identifikasi lapangan, melakukan pemasangan bronjong dan karung pasir di sepanjang sungai yang mengalami longsor.

"Titik-titik longsor banyak sekali, baik di Sungai Melayu maupun Padolo. Saat ini, kami sedang menginventarisasi sambil melakukan pemasangan bronjong dan tanggap darurat dengan menempatkan karung-karung pasir," tambah Asdin. 

Sementara itu,  Kepala Satuan Kerja Tanggap Darurat Banjir Bima Abdul Hakam mengatakan, hingga saat ini telah dilaksanakan pengoperasian lima unit mobil tangki air (MTA) yang melayani distribusi pada 23 unit hidran umum (HU) milik Kementerian PUPR dan dua unit HU dari instansi lain. Selain itu, ada juga distribusi langsung di ember/galon air masyarakat yang tersebar di 14 wilayah kelurahan.

Pihaknya, tambah Hakam, juga tengah menyiapkan rencana kerja terkait rencana kedatangan tambahan 40 unit HU PUPR untuk pembagian unit per wilayah kelurahan/titik lokasi, perakitan rangka fondasinyanya di Posko PUPR, pengiriman dan pemasangan HU, hingga pengisian air bersihnya.

"Diharapkan, kedatangan 40 unit HU terbaru nanti bersamaan dengan kedatangan lagi tiga unit MTA dari Depo Surabaya," jelas Hakam.

Pemasangan HU di lokasi-lokasi tersebut harus memenuhi kriteria sebagai lokasi yang dapat dipasangi HU.

"Berdasarkan hasil diskusi pemilihan lokasi, kita ada kriterianya. Kriteria pertama adalah berada di jalan besar, kedua, sudah bersih, ketiga, banyak masyarakat yang membutuhkan, dan keempat, masih mati lampu," tutur Hakam.

Hal tersebut menjadi prioritas utama lokasi yang dapat ditempatkan HU, sedangkan untuk lokasi yang tidak memenuhi kriteria tersebut pihaknya tetap mendistribusikan air tetapi langsung dikucurkan dari MTA.

Selain MTA dan HU, Kementerian PUPR juga mengirimkan dan mengoperasikan dua unit dumptruck, dua unit instalasi pengolahan air (IPA) mobile, dua unit genset (2x15 kva), dan 20 unit veltbed. dua unit IPA mobile berfungsi untuk mengolah air baku menjadi air siap minum.

"Kita juga datangkan dua unit IPA mobile kita untuk supply air bersih ke dalam tangki air karena memang kemampuan PDAM di sini agak kecil jadi kita sedang mencari titik kali atau sungai untuk dijadikan sumber air untuk diolah karena IPA ini bisa menghasilkan air siap minum," tambah Hakam. rep: Lintar Satria  ed: Muhammad Hafil

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement