JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta masyarakat jangan dulu menuntut Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang baru bekerja dua tahun. "Tapi lihatlah lagi, saya memiliki keyakinan, tahun ketiga, keempat, lihatlah hasil-hasil yang akan dicapai Mentan," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Pertanian, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1).
Kepala Negara menilai Mentan banyak menghasilkan perubahan. Salah satunya pemberian alat dan mesin pertanian (alsintan). Sebelumnya, sebanyak 4.000 alsintan diberikan kepada petani. Sekarang, 180 ribu alsintan dibagikan kepada petani. Jokowi yakin pembagian alat ini akan meningkatkan hasil pertanian.
Alsintan pada tahun ini juga menjadi prioritas Kementan untuk mendorong Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. Selain peningkatan penggunaan alsintan, air juga menjadi perhatian utama. Jokowi meminta menteri pertanian, menteri desa, dan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mengurus keberadaan air, baik yang berkaitan dengan irigasi maupun waduk.
Tahun 2016, berdasarkan data Kementan, pemerintah telah merehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,05 juta hektare. Keberadaan embung juga diakui Jokowi sangat penting, terutama di musim kemarau. Jumlah embung dilaporkan baru ada 3.000-4.000 sekarang.
Pembangunan sektor pertanian merupakan pintu masuk untuk mengatasi masalah kemiskinan yang sudah menjadi problem Indonesia selama bertahun-tahun. Sektor ini juga mampu menekan ketimpangan wilayah maupun kesenjagangan antara yang miskin dan kaya.
Jokowi menceritakan, biasanya ketika memasuki september, ada rapat terbatas terkait impor untuk pengendalian harga dan mengatasi stok pangan. Namun, September 2015 tidak ada permintaan ratas tersebut. "Senang saya," katanya tertawa.
Hal tersebut karena stok beras di Bulog berada dalam jumlah cukup, sekitar 1,734 juta ton. Tahun lalu, pada 2015, stok di Bulog kurang dari 800 ribu.
Cabai Rp 200 ribu
Harga cabai mencapai Rp 200 ribu per kilogram (kg) di Sorong, Papua Barat. Harga cabai cenderung meningkat di berbagai daerah. Harga cabai di Samarinda, Kalimantan Timur, juga mencapai lebih dari Rp 200 ribu per kg.
Namun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah kabar itu. "Ini saya luruskan. Ada kadisnya (kepala dinas—Red) tadi dan kita telepon langsung, harganya itu 40 ribu per kg. Itu sudah saya cek langsung," ujarnya.
Amran mengatakan, kalau harga cabai di petani Rp 40 ribu, harga di pedagang akan menjadi Rp 50 ribu, bukan 200 ribu. Bahkan, kata dia, harga cabai di tingkat petani ada yang Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per kg.
Ia mengatakan, jumlah produksi cabai di beberapa daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Aceh diakui Amran relatif rendah sehingga perlu mendatangkan komoditas cabai dari sentra produksi. Sayangnya, harga cabai di Jakarta dinilai tinggi, menyentuh Rp 110 ribu bahkan Rp 120 ribu per kg. Ia mengatakan, untuk mengatasinya, perlu pembenahan bersama Kementerian Perdagangan.
Persolannya, kata dia, komoditas cabai sulit dipanen. "Karena musim hujan, La Nina," tambahnya.
Kendala tersebut, menurut dia, tidak akan berlangsung lama dan ia menjamin stok cabai dalam kondisi aman. Itu artinya tidak akan dilakukan impor cabai untuk menurunkan harga. Presiden mengarahkan untuk memperbaiki distribusi cabai.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga akan menjaga stabilitas harga dan stok pangan pada 2017. Caranya dengan mengintensifkan penerapan tanda daftar gudang (TDG) serta pendaftaran distributor dan pedagang kebutuhan pokok antarpulau.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, pihaknya akan mengaktifkan kembali tim panel ahli harga barang kebutuhan pokok. Tujuannya untuk mengevaluasi kebijakan harga tersebut.
"Pada akhir 2016, harga bahan pokok cenderung mulai turun dan tidak ada gejolak. Suplai kami jamin dan akan memonitor terus untuk bahan pokok penting. Itu akan kita pertahankan pada 2017," kata Enggartiasto. rep: Melisa Riska Putri, Debbie Sutrisno/antara, ed: Erdy Nasrul
infografis
Harga Cabai di Sejumlah Daerah
DAERAH HARGA CABAI/KG SEKARANG HARGA SEBELUMNYA
Penajam, Kaltim Rp 100 ribu Rp 50-60 ribu
Bangka Belitung Rp 80 ribu Rp 65 ribu
Bandung, Jabar Rp 100-120 ribu Rp 60-80 ribu
Purwokerto, Jateng Rp 120 ribu Rp 100 ribu
Kediri, Jatim Rp 90 ribu Rp 85 ribu
Sumenep, Jatim Rp 100 ribu Rp 80 ribu
Sorong, Papua Barat Rp 200 ribu Rp 60 ribu
Sumber: Pusat Data Republika