JAKARTA -- Radio dianggap alat dakwah efektif, termasuk saat Ramadhan. Beragam cara disiapkan stasiun radio untuk menambah wawasan keagamaan. ''Kami sajikan program berbeda,'' kata Manajer Program Radio Dakta Dany Wahab, akhir perkan lalu.
Mozaik Ramadhan merupakan yang diandalkan. Melalui program ini, Dakta menghadirkan dai yang bertugas di pedalaman. Mereka mengisahkan dakwah yang diembannya. Semoga, kata dia, membuahkan inspirasi.
Ada 10 dai pedalaman yang mengisi. Selama sebulan, secara bergantian mereka berbagi pengalaman. Para dai dihadirkan dalam Mutiara Ramadhan yang dimulai pada pukul 15.30 hingga 16.30 WIB. Mereka menyampaikan tausiyah Islam.
Ustaz Tarmidzi Firdaus, Abu Bakar Abda, Miqdad Ali, dan Bagus Harnowo merupakan dai yang mengisi program tersebut setiap hari. Mereka dari latar belakang ormas Islam berbeda. ''Kami mengadakan program off air berupa iktikaf,'' ujar Dany.
Menurut dia, iktikaf berlangsung pada 10 hari terakhir Ramadhan. Tak hanya itu, setiap Sabtu pada pukul 13.00 hingga 16.00 WIB, Dakta melakukan ngabuburit di pusat perbelanjaan. ''Kami namakan Galeri Ramadhan.''
Targetnya adalah remaja dan anak-anak muda. Ini bukan hura-hura, melainkan bagian dari syiar. Para ustaz hadir di pusat perbelanjaan mengajak anak-anak muda mencintai Islam. Dany mengakui, teknologi informasi kini kian berkembang.
Meski demikian, ia meyakini radio masih efektif sebagai media menyampaikan informasi. Radio berguna bagi orang yang tak banyak memiliki waktu mencari informasi. Misalnya, mereka yang berada di perjalanan.
Efektivitas diukur melalui respons pendengar. Mereka melakukannya lewat telepon, pesan pendek, twitter, dan facebook. Manajer Program Radio JIC Ade Suhadi ingin saat Ramadhan, pihaknya menjangkau semua kalangan.
Radio ini mengelompokkan program yang mencakup pendidikan, kajian, berita, dan hiburan Islam. ''Kami ingin menyasar pendengar dengan baik, biasanya paling banyak saat menjelang Maghrib dan sahur,'' kata Ade.
Untuk anak-anak muda, kata dia, Radio JIC membuat program khusus, di antaranya, adalah lagu-lagu Ramadhan dan Arabian Night. Khusus Arabian Night, berisi kata-kata bijak dan mutiara. Minimal mereka merenungi dan mempraktikkannya.
Direktur Program Jak FM Taufik Kusdinar mengatakan, ada penyesuaian program saat Ramadhan. ''Obrolan disesuaikan dan sentilan-sentilan diperhalus,'' katanya. Ia mengungkapkan, tak banyak program yang khusus dibuat untuk Ramadhan. Hanya ada dua program yang khusus dirancang saat Ramadhan yaitu kuliah tujuh menit (kultum). Ini berlangsung setiap hari menjelang buka puasa. Kultum tersebut, lanjut Taufik, diisi Aa Jib. Dengan pertimbangan karena sosoknya unik dan lucu.
Pada 20 Juli, Jak FM menyelenggarakan buka puasa bersama. Ada sejumlah perusahaan mensponsori acara tersebut.
''Meski tak banyak program khusus, tetapi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap bulan Ramadhan,'' katanya. Taufik mengatakan, radio ampuh sebagai alat syiar. Bahkan, radio lebih baik daripada media lainnya dalam hal penyampaian syiar karena tidak banyak terpotong iklan komersial. rep:c67 ed: ferry kisihandi